Jasmine Sonia Failasufa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
27# Kutub Magnet Sesungguhnya {Akhir}

27# Kutub Magnet Sesungguhnya {Akhir}

“Hai, Jie!” sapa Rara.

“Astaga.. bocah satu ini sikapnya masih terlihat anak-anak yang duduk di Sekolah Dasar,” gerutu Sely.

“Lo tahu nggak Jie?” tanya Rara, kemudian mengeluarkan kertas ujian sejarah dari tasnya, “gila ini, Jie! Gue semalaman udah belajar mati-matian buat ujian ini.. masih aja nilainya belum naik-naik,” lanjut Rara kesal, namun tidak menurunkan nada cerianya.

“Ya karena, seharian lo tidur-tiduran aja terus di kasur saat kita berdua jelasin,” sewot Sely.

“Bohong, Jie!” elak Rara.

“Tidak, Sely benar,” bantah Alvan dengan suara datarnya.

“Kok Alvan malah dukung Sely, sih!”

Sely menepuk jidatnya kecil. “Bingung gue ngomong sama lo, Ra!”

Gadis dengan kucir kudanya itu tertawa kecil dengan menampakkan gigi kecilnya. Menanggapi ucapan itu dengan rasa tidak bersalahnya.

“Jie, gue datang sama Rara dan Alvan. Lo baik-baik terus ya di sana. Semoga lo diberikan sisi terbaik di samping Tuhan,” ucap Sely, lantas menaruh sebungkus bunga pada makam itu. Terukir nama, tanggal lahir, dan tanggal kematian pemiliknya.

“Gue harap, lo tenang di sana ya, Jie. Gue cuman bisa do’ain lo dari sini,” lanjut Rara berucap. Lantas, juga menaruh sebungkus bunga pada makam itu.

Alvan menghela napas nya. “Gue bakal jaga Rara.”

Rara menaikkan satu alisnya. “Ha?”

“Udah-udah, lupain. Pulang kali ini mau makan dulu, nggak?” tanya Sely sembari menarik Rara keluar dari perkarangan pemakaman umum itu.

“Um.. boleh, rencana mau makan apa?” tanya Rara balik.

“Menjelang sore seperti ini, enaknya makan apa, ‘ya?” tanya Sely sembari mengetuk dagunya.

Rara juga terdiam. Memikirkan makanan yang cukup dilahap mereka sebelum pulang ke rumah.

Gue nggak masih nggak nyangka sampai saat ini. Batin Alvan tidak percaya.

...

“Jie! Bertahanlah!” ucap Rara, sedikit berteriak pada sosok pemilik manik berwarna hitam yang terbaring pada ranjang dorong itu.

Sosok itu terdiam. Masih terdiam tanpa mengeluarkan respon apapun. Lantas, menghilang dari balik ruangan itu.

“Biarkan saya masuk!” berontak Rara.

“Mohon maaf, Anda harus menunggu di luar,” ucap suster, menahan gadis yang memaksa memasuki ruangan itu.

“Don’t worry, My Princess,” ucap Mrs. Igrie. Mencoba menenangkan gadis itu.

Rara mengangguk pelan. Mengikuti Mr. Mckey dan Mrs. Igrie yang menyuruhnya duduk untuk lebih tenang.

“Tenang ya, Gadis Cantik.. minum dulu,” ucap Mr. Mckey dengan ramahnya.

Gadis itu menatap Mr. Mckey. Melihat sosok yang menawari minuman itu tersenyum ramah padanya. Membuatnya mengingat sosok Jie. Kemudian, meraih balik sodoran minuman itu.

“Thanks, Dad,” balas Rara. Lantas, membuka minuman itu dan meneguknya.

Beberapa menit terlewati. Namun, dokter dari ruangan itu juga belum keluar.

Apakah ada harapan untukmu, Jie? Batin Rara.

Ceklek.

“Dokter!” pekik Rara dengan senang. Kemudian, segera menghampiri dokter yang berada di depan pintu ruangan itu.

Dokter itu menatap sepasang suami istri, serta seorang gadis yang terlihat begitu berharap.

“Bagaimana, Dok?” tanya Mr. Mckey.

Dokter itu menghela napas pasrahnya. Menatap kembali orang-orang itu. Raut wajahnya tidak menunjukkan adanya keberhasilan untuk menyelamatkan seseorang.

“Bagaimana, Dok!” paksa Rara diiringi tatapan berharap dari Mr. Mckey dan istrinya.

“Percuma, dia sudah tiada,” ucap seseorang dari belakang.

Rara menoleh, begitu juga pasangan suami istri itu, serta dokter. Melihat siapa yang mengucapkan kalimat itu.

“Bohong!” elak Rara, “Alvan pasti bohong sama Rara!” pekik gadis itu tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Bukan itu yang ia harapkan.

“Dia benar,” ucap dokter itu, membuat orang-orang itu kembali menoleh pada sang Dokter. Menatap dengan ketidak percayaan mereka.

“Oh My God!” pekik Mrs. Igrie. Kemudian, tidak sadarkan diri secara mendadak.

“Darling?!” kaget Mr. Mckey.

Segera Dokter menuntun mereka untuk pemeriksaan lebih lanjut. Meninggalkan dua sosok yang masih terdiam.

“Al,” panggil Rara, Alvan menolehkan kepalanya memandang gadis itu, “katakan ke gue kalo yang lo omongin itu bohong,” lanjut Rara.

Alvan terdiam. Sejujurnya, itu benar terjadi.

“Katakan, Al!” bentak Rara.

Namun, sosok yang dibentak itu masih terdiam. Tidak mungkin ia membohongi gadis itu untuk mengatakan hal yang sudah jelas-jelas berbanding terbalik dengan faktanya.

“Dia beneran sudah tiada, Ra,” jawab Alvan.

Gadis itu terdiam. Menatap sosok Alvan dengan tatapan ibanya. Benar-benar belum percaya dengan apa yang dikatakan Alvan. Kemudian, tetesan kristal berwarna bening itu mulai menetes. Membasahi kembali pipinya.

“Jadi? Pesan yang masuk ke ponsel gue sore tadi...”

“Itu benar, tidak ada transplantasi jantung untuk dia. Kemungkinan sangat kecil untuk berharap dia masih tetap hid-”

“Bohong!” bentak Rara memotong ucapan Alvan, memukul pundak Alvan dengan sekeras-kerasnya. Melampiaskan amarah dan rasa sedihnya. “Alvan bohong! Alvan bohong! Bohong dan bohong!”

Alvan sedikit meringis. Menahan rasa sakitnya untuk gadis di depannya itu. Kemudian, mendekapkan gadis yang terisak-isak itu pada dekapannya. Membiarkan gadis itu tenang dengan sendirinya.

“Kalau gue bisa mengulang masa lalu, gue lebih memilih untuk mengulang semuanya dari awal," ucap Rara di sela tangisnya.

“Kalau gue juga bisa melihat masa depan, gue juga lebih memilih mempersiapkan semuanya dari awal," jawab Alvan. Lantas, semakin mendekapkan gadis yang terisak-isak itu pada dadanya.

Sejujurnya, ia ingin sekali membiarkan gadis itu terdiam. Meratapi sendiri untuk kehilangan sosok itu. Namun, melihat gadis yang sudah ia kenal sejak delapan tahun itu, merasakan rasa sedih bercampur amarah dan penyesalan, membuatnya merasa iba dan memilih untuk menghampirinya. Membantu menghilangkan rasa sedih itu.

...

“Alvan!” panggil Rara pada sosok yang masih berdiri di dekat makam Jie.

Alvan menoleh, menatap gadis yang memanggilnya itu.

“Enaknya, kita makan apa sebelum pulang?!” tanya Rara.

“Ciee... ‘kita’,” ejek Sely.

Gadis dengan jepitan hitam itu memukul pundak Sely. Menatapnya tajam, seolah mengancamnya karena sudah mengatakan hal seperti itu.

Alvan menoleh sebentar pada makam itu. Senyumnya ia lukis pada raut wajahnya. Lantas, mengambil sesuatu pada sakunya. Setangkai bunga mawar.

“Tekwan,” jawab Alvan sembari menatap kedua gadis yang bertengkar.

Kedua gadis itu menoleh. Berhenti dari perkelahian mereka.

“Ah, iya! Kita makan di sana!” respon Rara dengan senangnya dan berjalan ke parkiran.

Sedangkan satu gadis lainnya, mengangkat satu alisnya. Kemudian, berjalan menyusul Rara. “Kalian pasti punya kenangan saat makan tekwan,” cibir Sely kecil.

“Nggak kok!” elak Rara sembari menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

“Bohongnya keliatan, Ra!” bantah Sely.

“Dibilangin nggak ya nggak!” bantah Rara balik.

“Terus kenapa lo setuju dengan rasa bahagia, seolah-olah lo pernah ke sana!” bantah Sely lagi.

“Siapa yang peduli!”

“Gue!”

Rara menggeram kesal.

“Sudah-sudah,” elak Alvan ketika mereka sudah berada di samping parkiran motor. Kemudian, ia memasangkan helm pada gadis di depannya. Yeah, siapa lagi kalau bukan gadis bawel yang disukainya sejak delapan tahun lalu.

“Terus?” tanya Sely belum puas.

“Iya. Dulu, gue sama pacar gue ini sering mampir ke sana buat makan bareng. Delapan tahun yang lalu tepatnya,” jelas Alvan.

“Apaan sih, Al!” elak Rara. Jujur saja, pipinya panas ketika mendengar tiga kalimat itu ‘pacar gue ini’.

Sely tersenyum. Mendapati pasangan di depannya itu yang memang terlihat serasi. Seorang pria dengan sifat sedingin kulkas dua pintu, dan gadis yang memiliki sifat membara seperti api. Membuat sosok berhati dingin itu meluluhkan dirinya. Membuatnya jatuh pada dekapan gadis itu.

Mungkin, firasatnya salah tentang ia yang berasumsi bahwa gadis itu seharusnya bersama sosok yang penuh dengan canda tawa. Seorang Jie. Mungkin, itu akan menjadi hal yang tidak bisa disatukan. Kutub magnet positif bertemu positif yang akan menimbulkan tolak menolak. Sebaliknya, mereka-Alvan dan Rara-memiliki kutub magnet yang saling tarik menarik.

Maafin gue, Ra. Batin Sely.

TAMAT.

Hai, Guys.. bertemu lagi nih sama cerbung Jasmin!

"Udah tamat?"-Alvan.

"Syukurlah, iya."-Author.

"Author tega!"-Rara.

"Tentang?"-Author.

"Jie!"-Rara.

"Itu bukan salah Author, Rara.."-Jie.

"Jie?! Jie masih hidup?!"-Rara (memeluk).

"Ehem!"-Alvan.

"Eh!"-Rara.

"Sorry."-Jie.

"Kok Jie masih hidup?!"-Rara.

"Siapa bilang gue mati?"-Jie.

"Author!"-Rara.

"Author nggak bilang lo, 'ya.."-Author.

"Ta.. tapi.."-Rara.

"Tenang aja.."-Jie (mengelus rambut Rara).

"..."-Rara.

"Gue cuman mati di cerita, di kenyataan seperti ini.. tentunya tidak!"-Jie.

"Jie!"-Rara.

"Hehehehe. Gue udah bilang, gue bakal baik-baik aja. Iya, 'kan?"-Jie. (masih mengelus rambut Rara)

"Ugh :("-Rara.

"Jauhin tangan lo!"-Alvan.

"Eh?! Ups, I'm sorry."-Jie.

"..."-Alvan.

"Baiklah!"-Author.

"Kenapa?"-Rara.

"Author mengucapkan banyak terima kasih kepada karakter-karakter cerita Harapan yang sampai sekarang berjuang dengan segenap hati untuk menamatkan cerita Harapan karya Author ini, hehehehe."-Author.

"Author!"-Rara.

"Iya?"-Author.

"Bagaimana dengan para pembaca? Terus-"-Rara.

"Iya.. Author juga sangat berterima kasih kepada para pembaca yang sampai chapter terakhir, setia untuk membaca cerita Harapan. Mungkin, tanpa dukungan kalian, mana mungkin Author dapat menyelesaikan cerita ini? Tentu saja tidak! Kepada Pihak Sasisabu juga, mungkin Author juga tidak dapat menuangkan karya ini pada para pembaca. Author mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya! Tentu saja Author sangat berhutang budi pada kalian.."-Author.

"Lalu, bagaimana dengan beberapa pertanyaan dari para pembaca yang belum terjawabkan? Mungkin ada."-Jie.

"Oh! Tentu saja ada nanti ada QNA pada chapter selanjutnya! Author harap, ada yang bertanya. Kalau tidak, syukur juga. Tidak ada yang perlu dijawab! Hahahaha!"-Author.

"Authornya gila."-Jie.

"Gue setuju dengan lo, Jie".-Rara.

"Gue juga."-Alvan.

"Hahahaha! Akhirnya cerita Harapan tamat! Yeay!"-Author.

"Beneran gila |||."-Rara, Alvan, dan Jie.

-Terima kasih atas dukungan kalian :)

Saran dan kritik, dipersilahkan ^_^

Do'akan kedepannya semakin baik ya cerbungnya, semoga menghibur cerbung kali ini! ^_^

Oh ya, mau tahu Authornya? Bisa kunjungi akun instagramnya kok! @minemine_19 atau @its.mineeee_19Kalian bisa berkomunikasi dengannya di sana! Dia menunggu direct kalian loh! ^_^

Atau, kirim pesan lewat emailnya:[email protected]

Salam Penulis,

Jasmine Sonia Failasufa

Muach :3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yahhhh dah abis dehh. Ohya kak.. biikin cerpen lago ddonggg yg genre nya kek gini

28 Apr
Balas

Trims untuk suportnya selama ini! Pertanyaan kamu akan Author list pada chapter selanjutnya. Makasih buat pertanyaannya ♡

28 Apr

Kk buat cerita kyk gini lagi 'kan nantinya? Semangat ya!

28 Apr
Balas

Trims untuk suportnya selama ini! Pertanyaan kamu akan Author list pada chapter selanjutnya. Makasih buat pertanyaannya ♡

28 Apr

buat cerita baru !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! kaget we ngedenger Jie ga mati mau kutampar mukanya

28 Apr
Balas

Trims untuk suportnya selama ini! Pertanyaan kamu akan Author list pada chapter selanjutnya. Makasih buat pertanyaannya ♡

28 Apr

D-dah berakhir ni kak? Dah tamat? Aaaaa. Buat lagi yg baru y k!

27 Apr
Balas

Trims untuk suportnya selama ini! Pertanyaan kamu akan Author list pada chapter selanjutnya. Makasih buat pertanyaannya ♡

27 Apr

aww sedihh sihh kenpaaa tamat secepat itu? T-T kak, ada cerita baru lagi kan?

27 Apr
Balas

Trims untuk suportnya selama ini! Pertanyaan kamu akan Author list pada chapter selanjutnya. Makasih buat pertanyaannya ♡

27 Apr

okayy masama kutunggu jawabannya T-T masih ganyangka........ aku gaknyangka bakal selesai secepat ini T-T

27 Apr

tadi nya mo nangis,, pas baca cerita dibalik layar nya... ud legaaaa,, GOODDDDDDD KAKAKKKK! LANJUT YAAH! EH KOK LANJUT?! MKSDKU... BUAT CERITA LAGIII

28 Apr
Balas

Trims untuk suportnya selama ini! Pertanyaan kamu akan Author list pada chapter selanjutnya. Makasih buat pertanyaannya ♡

28 Apr

ceritanya bagus banget kak, buat cerita lagi kak. genre nya terserah aja kak, tapi saya sih suka fantasi :D

28 Apr
Balas

Trims untuk suportnya selama ini! Pertanyaan kamu akan Author list pada chapter selanjutnya. Makasih buat pertanyaannya ♡

28 Apr

kok.. udah tamat? perasaan cepet bangettt padahal udah yang ke 27 hehee smangattttt kkaaa

28 Apr
Balas

Trims untuk suportnya selama ini! Pertanyaan kamu akan Author list pada chapter selanjutnya. Makasih buat pertanyaannya ♡

28 Apr



search

New Post