Jasmine Sonia Failasufa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
15# UKS

15# UKS

~

“Pagi!!” sapa Rara, di ambang pintu kelasnya.

“Tumben berangkat pagi, Ra!” ucap Tiara.

Gadis itu tersenyum, menampakkan kembali sederet gigi putihnya. “Kenapa? Kalian rindu sama gue, ‘ya?” goda Rara.

Sontak membuat seluruh anggota di kelas itu bersorak-sorak penuh kepayahan. Rara tertaqa kecil sembari berjalan ke bangkunya.

“Ra!!” teriak Rio, membuat Rara menghela napasnya. Mengingat, sosok itu kemarin membuatnya merasa emosi. Namun, ingatan emosinya berhenti ketika ia bertemu dengan sosok Alvan, kemarin.

“Apa?” sahut Rara dengan nada sinisnya.

“Maafin gue, Ra!” respon Rio sembari memeluk kaki gadis itu.

“Jauh-jauh dari kaki gue, Bego!”

Sayangnya, Rio masih menempel pada kaki gadis itu. “Maafin gue dulu, Ra!” pinta Rio.

“Udah gue maafin sejak jaman nenek moyang lo seekor kera hitam!”

“Kok hitam?” tanya Rio, refleks.

“Iya, soalnya kalo kera putih itu nenek moyang gue,” jawab Rara, bermaksud menyindir Rio.

Lagi-lagi, Rio terlihat mengikuti ucapan Rara. “Oh gitu, gue baru tahu.. makasih banget ya, Ra! Lo udah cantik, ramah, banyak pengetahuan, dan masih baik ke gue lagi!”

Rara mengibaskan rambutnya. “Iya dong!”

“Uwaaaa, lop lu lah, Ra!”

“Nggak. Gue udah punya-”

Rara memberhentikan ucapannya. Hampir saja ia mengucapkan nama Alvan. Mampus, pikir Rara.

“Lo punya siapa, Ra?!” respon Rio.

“A.. itu,” bingung Rara.

“Maksud lo, Jie?” tanya Rio.

“Mau gue cabut permintaan maaf lo?”

“Nggak, Ra. Gue canda,” balas Rio, memilih mengalah. Mengingat, gadis di depannya benar-benar ganas.

“Gue udah punya oppa-oppa Korea!” balas Rara dengan segera, berharap tidak ada yang salah paham.

“Oppa-oppa Korea, atau oppa-oppa Inggris-Indonesia?” goda Dela yang sedari awal mendengar dengan seksama perbincangan Rara dan Rio.

“Inggris-Indonesia?”

“Iya. Maksudnya, Jie..,” sahut Yulia.

“Kalian apaan sih?!” protes Rara. Tentu saja ia tidak punya perasaan pada sosok yang dimaksud mereka itu.

“Kalian pacaran kah?” tanya Via.

“Woy!” balas Rara dengan segera, menentang ucapan Via. Lantas, segera duduk pada bangkunya. Memijit kepalanya agar mengusir ucapan-ucapan mereka yang terus berputar pada pikirannya.

“Bu Tika datang!!” teriak Galuh, seorang anggota kelas yang selalu mengawasi guru yang akan datang di kelas dari kejauhan.

Segera, beberapa anak kembali duduk pada bangkunya masing-masing. Membenarkan posisi serta penampilan mereka. Mengingat, bu Tika adalah seorang guru yang perfeksionis.

Tumben Jie belum dat-

Belum sempat Rara melanjutkan kalimat dalam batinnya, sosok yang ia maksud memasuki kelas itu bersamaan dengan bu Tika. Namun, kali itu membuat Rara membulatkan matanya ketika menatap cowok itu.

Jie terlihat-

Morning, Ra,” sapa Jie dengan nada suara lemahnya. Kemudian, duduk di samping gadis itu.

Rara masih menatap sosok itu. Matanya yang berciri khas anak darah campuran itu, menunjukkan sorot terlihat tidak baik-baik saja. Bibirnya yang merah seperti perempuan mereka lipbam terlihat pucat bewarna keputihan. Bahkan, ia tidak menata rambutnya yang terbelah samping seperti biasanya.

“Lo baik-baik aja, Jie?” tanya Rara.

Sosok yang ditanya itu mengangguk dengan senyum yang terlihat dipaksa untuk mengukir. “Gue baik-baik aja,” balasnya, masih dengan nada suara lemah.

Rara menghela napasnya. “Lo yakin? Gue rasa, lo nggak baik-baik aja, Jie..,” balas Rara. Mengkerutkan keningnya khawatir.

Thanks udah khawatirin gue. But, gue baik-baik aja kok!”

Belum sempat Rara menjawab ucapan Jie. Bu Tika melempar spidol pada bangku dua orang itu. Membuat Rara refleks menoleh. Menelan ludahnya ketika mengetahui tatapan tajam dari seorang guru perfeksionis.

“KALIAN NGOBROLIN APA?!” tanya guru itu dengan emosi, bukankah dia sudah berkata saat pertama kali memasuki di kelas itu? Untuk tidak berkata apapun selain ditanya dan bertanya?

“Jie sakit, Bu!” balas Rara, mencoba mencari alasan. Yeah, walau itu alasan klasik.

“Sakit?” tanya bu Tika, mendadak menurunkan nadanya. Terlihat, seolah benar-benar khawatir.

Jie menatap guru perempuan itu. Ia terlihat ingin membuka mulutnya, bersuara sesuatu. Sayangnya, suaranya tidak cukup berteriak.

“Okey-okey, Rara.. kamu antar Jie ke UKS. Buat dia istirahat juga. Saya tidak mau murid saya kenapa-napa waktu jam pelajaran saya,” suruh bu Tika.

Rara menelan ludahnya. Bu Tika aneh. Ia terlihat khawatir atau terlalu perfeksionis? Sehingga apa-apa terlihat sempurna.

“Ayo Jie,” ajak Rara.

Jie menggeleng. “Jie tidak apa-apa,” tolaknya. Menepis kecil rangkulan gadis itu.

Lagi-lagi, Rara membulatkan matanya tidak percaya. Pertama kali setelah mereka berteman dua tahun, Jie menepis tangan gadis itu.

Ada apa dengan lo, Jie? Batin Rara penuh keheranan.

“Tidak, Jie. Kamu harus ke UKS,” suruh bu Tika.

Segera, Rara kembali merangkul sosok itu. Kini, Jie tidak menolak hal itu. Memilih mengikuti arahan gadis itu. Kemudian, mereka meninggalkan kelas itu. Berjalan menuju UKS.

“Ra.. gue udah bilang, gue nggak apa-apa,” bantah Jie.

Rara menggeleng. “Nggak, Jie! Lo sakit!” bantah Rara, membuat Jie menelan ludahnya. Gadis itu benar-benar khawatir dengan dirinya.

“Gue ambilin air putih,” ucap Rara setelah mereka berjalan-hanya 5 meter dari kelas mereka-ke UKS.

Jie yang duduk di tepi ranjang, mengangguk mengiyakan. Menatap gadis itu yang berdiri di depan dispenser untuk mengambil air hangat. Lantas, kembali membawa segelas air hangat.

Thanks, Ra,” ucap Jie.

Helaan napas Rara mengikuti Jie yang sedang meneguk air itu. “Kok lo nggak bilang gue kalo sakit?” tanya Rara, setelah cowok itu menghabiskan segelas air itu.

“Lo khawatir?” tanya Jie dengan menggoda, “cie yang khawatirin gue,” lanjut Jie dengan tawa kecil.

“Jie, lo sakit nggak sih? Atau jangan-jangan, lo sakit kejiwaan?” tanya Rara dengan nada datarnya. Menanggapi Jie yang sakit malah menggodanya.

Jie tertawa kecil. “Udah, gue nggak apa-apa, kok,” balas Jie.

Kening Rara mengkerut. Mungkin, dia masih tidak percaya ucapan cowok di depannya itu. “Coba gue periksa,” ucap Rara. Kemudian, menoleh pada sekitarnya. Memastikan tidak ada siapa-siapa di sana, kecuali mereka.

“Ra, lo nyeremin. Mentang-mentang kita berdua di sini, lo malah kayak mau ngapa-ngapain gue deh,” respon Jie.

Rara menepuk dahinya. “Pikiran lo travelling ke mana sih, Wahai Burung Beo?!” protes Rara.

“Hehehe,” respon Jie.

Gadis itu menghela napas. Lantas, menempelkan punggung tangan kirinya pada dahinya. Kemudian, menempelkan punggung tangan kanannya pada dahi Jie. “Suhu lo panas, Jie!”

Senyuman Jie mengukir. Kemudian, menggenggam tangan kanan gadis itu dengan kedua tangannya. “Alirin suhu dingin lo lah,” jawab Jie sembari menuntun tangan gadis itu pada dadanya, “di sini. Di hati gue,” sambungnya.

DEG! Jantung Rara kembali tak terkontrol. Bahkan, ketika telapak tangannya dapat merasakan detak jantung Jie yang berdetak cepat.

Ya Tuhan! Gue kenapa sih?! Batin Rara memberontak.

“Jie,” ucap Rara, melepas tangannya pada genggaman Jie.

“Iya?” sahut Jie.

“Gue balik, ‘ya?”

“Tapi, kata bu Tika lo disuruh buat nungguin gue sampai istirahat,” bantah Jie.

Rara menepuk kecil dahinya. “Idih, dasar lu. Iya udah, gue tungguin,” jawab Rara sembari mengambil kursi di samping ranjang Jie.

Jie tersenyum. Lantas, membaringkan dirinya pada kasur di UKS itu.

“Ra,” panggil Jie.

Rara menolehkan kepalanya menatap Jie. Raut wajah Jie masih terlihat pucat. Itu membuat Rara kembali merasa khawatir. Sudah lama Jie tidak sakit seperti ini. Terakhir, ia hanya terlihat batuk-batuk. Lantas, besoknya terbaring di Rumah Sakit.

“Temenin gue sampai tidur. Gue ingin tidur,” lanjut Jie, ketika melihat Rara yang menoleh seolah memberikan pertanyaan ‘ada apa’?

Anggukan Rara membuat Jie tersenyum. Membuat Jie mengambil tangan gadis itu. Sejujurnya, Rara ingin menarik kembali. Akan tetapi, raut wajah Jie membuatnya merasa iba.

“Gue ingin kayak gini. Sampai tertidur setidaknya,” jelas Jie.

Lagi-lagi, Rara mengangguk. Mengiyakan Jie yang menggenggam tangannya untuk menemaninya istirahat kali itu.

“Jangan lupa berdo’a, Jie. Semoga mimpi indah,” balas Rara. Jie tersenyum, lantas menutup matanya untuk sedikit meredakan rasa sakitnya.

BERSAMBUNG.

Hai, Guys.. bertemu lagi nih sama cerbung Jasmin!

"Gue tiba-tiba juga sakit nih!"-Alvan.

"Ha?"-Rara dan Author.

"Apa?"-Alvan.

"Ini bener Alvan, 'kan?"-Author.

"Rara juga sependapat dengan Author."-Rara.

"Kenapa?"-Alvan.

"Alvan yang Rara kenal, nggak pernah ngomong kayak gitu. Sifatnya nggak gitu."-Rara.

"Author juga, Alvan yang Author ciptain nggak seperti itu."-Author.

"Yeah, cuman nggak mau ada pembunuh lagi."-Alvan.

"Oh.."-Author.

"Tunggu, berarti.. Alvan bilang kayak gitu, Alvan cemburu?"-Rara.

"Nggak."-Alvan.

"Oke, Author. Rara percaya kalo dia Alvan."-Rara.

"Author juga."-Author.

"Eh, kenapa?"-Alvan.

-Terima kasih atas dukungan kalian :)

Saran dan kritik, dipersilahkan ^_^

Do'akan kedepannya semakin baik ya cerbungnya, semoga menghibur cerbung kali ini! ^_^

Oh ya, mau tahu Authornya? Bisa kunjungi akun instagramnya kok! @minemine_19 atau @its.mineeee_19Kalian bisa berkomunikasi dengannya di sana! Dia menunggu direct kalian loh! ^_^

Atau, kirim pesan lewat emailnya:[email protected]

Salam Penulis,

Jasmine Sonia Failasufa

Muach :3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Njott

17 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

17 Apr

Lanjut kakkk! Seru banget!

16 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

16 Apr

Aku membaca ini diwaktu yang tidak tepat

16 Apr
Balas

Gpp kok •_<. Trims ya buat suportnya! ♡

16 Apr

lanjut kakkkk,,, semungutttt kakakk

16 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

16 Apr

Pliiss, lanjut Kakaaak! Seru.. ❤

16 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

16 Apr

lanjutt kak

16 Apr
Balas

Iya, trims ya biat suportnya! ♡

16 Apr



search

New Post