izatul hayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Matahari Ku

Matahari Ku

Aku terbangun di sepertiga malam, terdengar sayu oleh ku suara ibu yang sedang mengaji. Pelan-pelan aku berjalan menghampiri stopkontak lampu dan menghidupi lampu. Setelah keluar dari kamar aku melihat ibu yang telah selesai membaca alquran dan ibu menyuruhku untuk sholat subuh.

Saat aku sholat subuh ibu menyiapkan sarapan,sederhana saja hari ini sarapan nya goreng tahu dengan tumis sayur. Karena dimakan bersama-sama rasanya jadi sangat lezat. Ibu menyuruhku untuk makan yang banyak agar bisa hemat uang jajan untuk sekolah.

Jam menunjukan pukul 05.45 aku bersiap-siap untuk sekolah. Diawali dengan mandi,memakai seragam,dan memakai sepatu sekolah. Selesai memakai sepatu aku mengambil tas dan pamit kepada ibu.

“Aku pergi sekolah dulu ya bu”,ucapku sembari mencium pipi ibu.

“Iya nak hati hati belajar yang rajin ya”,jawab ibuku.

Ibu yang melihatku jalan menjauh dari rumah segera bersiap-siap untuk pergi ke sawah. Dari pagi sampai sore ibu menghabiskan waktunya di sawah milik tetanggaku,karena ibu menjadi buruh disana. Hasilnya tidak seberapa hanya untuk makan sehari-hari saja.Namun ibu selalu mengajarkan ku untuk bersyukur.

Matahari tepat berada di atas kepala ku.Aku berjalan dengan cepat agar sampai dirumah tepat waktu jam makan siang. Ku ketuk pintu beberapa kali,tidak ada yang membukakan pintu.

“Pasti ibu belum pulang dari sawah”,ucapku dalam hati.

Lalu aku masuk rumah lewat pintu belakang.Tidak lupa sholat dan makan siang,untuk sekian kalinya aku makan siang sendiri lagi.Sambil menunggu ibu pulang aku mengerjakan PR yang diberi oleh guruku tadi di sekolah.

Sudah beberapa jam aku menunggu ibu sampai aku ketiduran dengan pensil yang masih ku pegang. Tak lama kemudian ibu pulang dengan membawa kantong hitam di tangannya. Bergegas aku menghampiri ibu.

“Itu apa bu?”,tanyaku.

Ibu menjawab “ini buah semangka nak ibu membelinya tadi”.

Aku sangat senang ibu membawakan buah kesukaanku.Ibu memberikan kepada ku sepotong buah itu lalu mengusap kepalaku.

Hari berganti hari seperti itu lah kegiatan ibu setiaphari dari bangun tidur sampai mau tidur.Diawali dengan sholat lalu membangunkan ku,membuatkan makananuntuk sarapan dan bekerja sebagai buruh. Ibu tidak pernah mengeluh dengan semua itu,aku tau itu pasti sangat melelahkan,apalagi bekerja di bawah sinar matahari yang sangat terik.

Perlahan aku semakin beranjak dewasa,melihat ibu yang setiap hari bekerja dibawah sinar matahari membuatku bertekad untuk membanggakannya. Pasti melelahkan bekerja sendiri untuk menyekolahkan anaknya,tiap tetes keringat ibu sangat berharga.

Kasih sayang ibu tak akan pernah hilang kepada anaknya,bahkan disaat anaknya sudah membuatnya menangis.Bagi ku tidak ada kekurangan dari diri seorang ibu,ibu bahkan bisa menjadi ayah. Ibu sebagai pelita dalam hidupku.Terima kasih ibu,terimakasih Matahariku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post