"Duk...Duk...Duk" Suara beduk begitu keras terdengar, menandakan bahwa sudah tiba waktu maghrib, dan tiba pula saat yang paling dinantikan seluruh umat Islam diseluruh dunia."Berbuka puasa" , terdengar sederhana namun tidak semua orang bisa merasakan kenikmatan dan hikmah yang ada dibalik berbuka puasa.

Seperti biasa, Aku dengan sigap mengambil segelas air putih, kemudian disusul membaca do'a kemudian meminum seteguk air tersebut. "Glek..Glek..Aaarrrhhh" dengan lega Aku melepas semua dahaga yang selama ini kujalani selama berpuasa. Tidak seperti kebanyakan orang yang mungkin jika disediakan berbagai macam es/makanan yang manis, pasti kebanyakan orang cenderung memilih berbuka puasa dengan menyantap hidangan es/makanan manis tersebut.

Berbeda dengan diriku, Aku lebih suka mengonsumsi air putih terlebih dahulu dibandingkan makanan/minuman yang lain. Selain baik untuk pencernaan air juga memiliki rasa netral atau hambar, sehingga tidak menyangkut di tenggorokan dan menyebabkan rasa yang membekas ketika ingin menyantap hidangan yang lain.

Seusai berbuka puasa dan shalat Maghrib, Aku segera bersiap untuk melaksanakan shalat isya dan tarawih yang biasa dilakukan di masjid dekat rumah. Kemudian setelah melaksanakan shalat, Aku melakukan kebiasaan dan tradisi yang ada hanya ketika Bulan Ramadhan tiba, yaitu tadarus Al-Qur'an yang dilakukan di masjid atau langgar hampir diseluruh penjuru Indonesia.

Aku memutuskan berjalan untuk menuju langgar tempat aku melaksanakan tadarus Al-Qur'an, sambil mengingat kejadian-kejadian masa kecil yang aku alami selama Bulan Ramadhan.

Hari ini benar-benar berbeda, Aku banyak teringat akan hal-hal menyenangkan selama masa kecilku, sungguh masa kecil yang begitu singkat namun begitu teringat, sering kewalahan namun begitu menyenangkan. Sungguh masa kecil yang tidak akan terjadi dua kali.

Selama ini Bulan Ramadhan memang berjalan lancar, bahkan kebiasaan tarawih, ngabuburit, tadarus Al-Qur'an, dan sahur juga masih rutin dilakukan orang-orang di Indonesia. Namun semakin hari kebiasaan seperti tarawih dan tadarus Al-Qur'an terasa semakin sepi saja. Bahkan suasana asik dan seru yang selalu menyenangkan kini terasa biasa saja.

Apakah mungkin karena para pemuda yang seumuran denganku semakin jarang untuk pergi tarawih dan tadarus?, ntahlah, bahkan sekarang kurasa kebanyakan orang yang melaksanakan shalat tarawih dan tadarus hanyalah para sepuh dan orang-orang dewasa saja, para pemuda dan anak-anak sangat lah jarang ketemui ditempat tempat tadi.

Mungkin juga karena Aku yang semakin beranjak dewasa, sehingga kurang bisa berbaur dengan anak-anak kecil disekitaran dan juga para sepuh yang ada. Aku hanya benar-benar merindukan masa itu, masa dimana Aku dan kawan-kawan bercanda hingga lupa waktu, begadang demi tadarus hingga tak kenal letih lesuh, membangunkan orang sahur hingga menjelang waktu subuh.

Bahkan sesekali kita urunan dan mengumpulkan sejumlah uang, demi bisa bermain petasan dan merasakan kebersamaan. Rindu buka bersama di masjid yang selalu menyediakan takjil. jika kuingat semakin sedih saja seperti ada yang ganjil.

Jika kenangan tak dapat diulang, biarlah ingatannya kekal hingga ketulang, walau canda tawa masa kecil kita seperti sekumpulan kunang-kunang, pasti akan ada masanya kita sibuk mengejar cita-cita dan juga uang.

Jalani Bulan Ramadhan dengan penuh semangat, dan dekatkan diri kembali kepada sang pencipta, karena kesempurnaan hanya miliknya, kita harus tetap menjalani dan mensyukuri apa yang telah menjadi karunia.