Irnawati Dewi A.L

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pengorbanan Seorang Ibu

PENGORBANAN SEORANG IBU

Sebuah desa kecil hiduplah seorang anak laki -laki yang bernama Reyhan Putra. Reyhan adalah anak yang tampan.Tetapi ketampanannya tidak diiringi dengan ketampanan hatinya.Ia sangat jahat kepada Ibunya,bisa dikatakan ia seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya. Ia tinggal bersama Ibunya yang bernama Mariam.Belum lama ini,ayah Reyhan yang bernama Sutris Siswanto sudah meninggal dunia, karena ayahnya menderita kanker otak.Namun ayah Reyhan tidak memberitahu seorang pun bahwa ia mengidap penyakit itu. Karena ia tidak ingin membebankan anak dan istrinya. Hingga istrinya yang bernama Mariam itu harus mengasuh dan membesarkan anak kesayangannya seorang diri. Mariam(Ibu Reyhan) hanya memiliki satu mata,karena dulu ia mengorbankan panca indera yang sangat penting untuk anaknya , namun sampai saat ini ,Reyhan belum mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Suatu hari ia menginginkan sesuatu dan seperti biasa ia selalu merengek dan memaksa.Reyhan selalu meminta barang yang harganya bisa dibilang mahal.Jika tidak dipenuhi ,Reyhan akan memarahi Ibunya.Mau tak mau ,Ibunya harus membelikan barang yang diinginkan oleh anaknya.”Bu”! Panggil Reyhan dengan suara yang keras.Dengan segera,Ibunya mendatangi Reyhan,anak kesayangannya itu. “I...ya.Ada apa nak?” Tanya ibu dengan nafas terengah-engah . “ Aku pengin punya mainan mobil-mobilan yang terbaru dan canggih!” Seru Reyhan dengan nada yang ketus,sambil memaksa Ibunya agar dibelikan mainan mobil-mobilan yang diinginkannya. “ Tapi nak ,Ibu tidak punya uang untuk mem...”, Pembicaraan Ibu terputus oleh Reyhan yang langsung memotong pembicaraan.” Pokoknya , aku pengin mainan mobil-mobilan itu sekarang!”Bentak Reyhan kepada ibunya. Lalu dengan rasa kesal Reyhan keluar rumah dan membanting pintu dengan keras. Ibunya hanya bisa mengelus dada , dan memikirkan bagaimana ia mendapatkan uang untuk membelikan mainan mobil-mobilan itu.

Paginya,Ibu mengajak Reyhan untuk pergi ke pasar yang menyediakan berbagai macam mainan mobil-mobilan yang ada di pedagang kaki lima.Saat di perjalanan, ia bertemu dengan Rio,Edo ,dan Beben.Mereka adalah geng yang suka membuat onar.Saat itu,mereka bertiga melihat Reyhan bersama Ibunya menuju ke pasar . Mereka menghampiri dengan raut wajah yang mengejek sembari tertawa. Reyhan bingung mengapa mereka bertiga menertawakannya. “Hahahaha,eh lihat-lihat ada anak culun nih, lagi sama Ibunya yang bermata satu” Ucap salah satu dari mereka.Reyhan langsung melihat ke arah Ibunya, dengan raut wajah yang sangat cemas. “ Upss, duh salah ngomong ya?” Edo melanjutkan perkataannya,”Hahahaha” Mereka tertawa puas.Dengan rasa kesal dan marah,Reyhan meninggalkan Ibunya bersama trio onar tersebut.Reyhan tidak lagi memikirkan mainan yang ia inginkan.Yang ia fikirkan sekarang, bagaimana caranya agar teman-teman tidak lagi mengejeknya dengan sebutan Anak yang lahir dari Ibu bermata satu. Ibunya sangat sedih, ketika Rio,Edo,dan Beben mengatakan bahwa ia bermata satu.Tapi apa yang harus ia perbuat ,memang itu kenyataannya.

Dalam perjalanan pulang ,Ibu melihat ada mainan mobil-mobilan yang dipajang disalah satu toko mainan .Seketika ia ingat kalau anaknya menginginkan mainan itu.Lalu ia menghampiri toko tersebut,dan menanyakan mainan mobil-mobilan itu.”Maaf teh, mau tanya harga mainan ini berapa ya?”Dengan wajah yang penasaran dan mengharap harga yang murah .“Oh kalau itu Rp.500.000”Ucap kasirnya . Ia bingung antara beli atau tidak,di satu sisi ia ingin sekali membelikan mainan mobil-mobilan itu ,namun disisi lain ia tidak bisa membayarnya,karena ia hanya membawa uang Rp.50.000.Ia mencoba menawar dengan harga yang sangat murah.” Saya hanya punya uang Rp.50.000 teh , apa boleh saya beli dengan harga segitu” Ucap Ibu Reyhan dengan nada kasihan.” Aduh,maaf ibu, di toko kami harga sudah tertera dan tidak bisa dikurangi,kalaupun dikurangi hanya beberapa rupiah saja” Jawab kasir.”Saya mohon ,saya ingin membeli mainan itu untuk anak saya.Apapun gantinya asalkan saya bisa membeli mainan itu.Saya mau nyapu,ngepel atau bahkan membersihkan ruangan-ruangan juga saya sanggup,tolong bantu saya.Saya tidak punya uang lagi untuk membeli mainan itu”Ucap ibu Reyhan dengan nada lirih. Kasir pun bingung menanggapinya, ia kasihan melihat kondisi Ibunya .Sesaat setelahnya,datanglah salah satu karyawan toko, yang melihat kejadian itu.Ia mengatakan kepada kasirnya “ Berikan saja mainan itu ,akan saya bayar”Ucap karyawan toko dengan nada yang pelan.Tanpa berfikir panjang kasir pun memberikan mainan mobil-mobilan tersebut.

Derasnya air mata yang mengalir, Ibu Reyhan mengucapkan terimakasih kepada karyawan dan kasirnya yang sudah memberikan mainan tersebut kepadanya.” Terimakasih Pak ,terimakasih Teh”Dengan rasa senang dan haru. “Iya Ibu sama-sama “(Kompak dalam menjawab).

Setelah sampai di rumah, Ibu Reyhan langsung memanggil anaknya. “Nak..sini sayang ,lihat apa yang Ibu bawa!” Ucap Ibu ,dengan nada bahagia.”Mmmm Ada apa si bu, manggil-manggil” Terdengar sangat jutek dan cetus. Ibu langsung memberikan mainan tersebut kepada Reyhan .Namun tanpa disangka -sangka Reyhan malah melempar dan membantingnya ke luar.”Dubrakkk”(Suara benturannya).”Loh nak, kenapa kamu lempar mainan itu?bukannya kamu meminta Ibu untuk membelikannya?” Dengan rasa bingung dan khawatir atas kondisi anaknya. “ Aku ngga butuh itu bu,aku cuma mau Ibu jauh -jauh dari kehidupan aku.Aku malu punya Ibu ,yang hanya punya satu mata .Aku ingin punya Ibu dengan mata yang sempurna yang punya kehidupan yang layak dan bisa dibanggakan” Perkataan yang sangat menyakiti hatinya. Ibu hanya menangis dan terdiam,tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Dalam setiap sujudnya ia selalu berdo'a agar anaknya selalu bahagia , umur panjang, dan sehat selalu.Ia tidak memikirkan apapun kecuali anak kesayangannya.Ia hanya bisa berdo'a agar anaknya bisa bersyukur dengan kehidupan yang sudah Tuhan kasih padanya.

Ketika Reyhan tumbuh dewasa,Reyhan sangat benci perhatian tak diundang yang ia dapatkan ketika berada di sekolah. Dia benci bagaimana anak-anak lain menatapnya dan memalingkan muka dengan jijik. Ibunya bekerja dengan dua pekerjaan untuk menafkahi keluarga, tetapi ia justru malu dengan keadaannya dan tidak ingin terlihat sedang bersamananya.Ibu nya datang untuk mengunjungi Reyhan di sekolah, rasanya ia ingin Ibunya menghilang. Dia merasakan gelombang kebencian terhadap wanita yang membuat ia menjadi bahan tertawaan di sekolah. Pada suatu ketika Reyhan ingin meluapkan kemarahan ekstrim, ia bahkan pernah mengatakan kepada Ibunya bahwa ia ingin dia mati. Reyhan benar-benar tidak peduli tentang perasaan.

Reyhan melakukan apapun sekuat tenaga ,untuk menjauhkan diri dari Ibunya.Ia belajar dengan keras dan berusaha hingga ia mendapat pekerjaan di luar negeri, jadi Reyhan jauh dengan Ibunya. Namun tidak disangka,pada suatu hari,Ibunya datang untuk mengunjungi rumah Reyhan. Wajah bermata satunya membuat anak-anak Reyhan menjadi takut, dan mereka mulai menangis. Reyhan sangat marah pada Ibunya karena muncul mendadak dan Reyhan melarang Ibunya masuk. Kemudian aku berkata : “Jangan pernah kembali ke rumah saya dan kehidupan keluarga baru saya!” Reyhan berteriak, tapi Ibunya hanya diam dan meminta maaf, lalu pergi tanpa mampu berkata-kata lagi.

Suatu ketika, sebuah undangan untuk reuni sekolah tinggi membawa Reyhan kembali ke kampung halaman setelah puluhan tahun lamanya. Reyhan tidak bisa menolak kendaraan yang dinaikinnya melewati rumah masa kecil dia dulu dan ia mampir ke gubuk tua tersebut. Tetangga Reyhan mengatakan kepada Reyhan bahwa Ibunya sudah meninggal dunia dan ia meninggalkan surat untuk anaknya.

Beginilah isi surat Ibu :

“Anakku sayang :

Ibu harus memulai surat ini dengan meminta maaf karena telah mengunjungi rumahmu tanpa pemberitahuan dan menakuti anak-anakmu yang cantik. Ibu juga sangat menyesal karena Ibu adalah wanita yang memalukan dan sumber penghinaan bagimu, ketika kamu masih kecil sampai tumbuh dewasa.

Ibu sudah mengetahui bahwa kamu pasti akan datang kembali ke kota ini untuk reuni sekolah. Ibu mungkin tidak lagi berada di tempat ini ketika nanti kamu datang, dan Ibu pikir itu adalah waktu yang tepat untuk memberitahumu sebuah insiden yang terjadi ketika kamu masih kecil.

Tahukah kamu, anakku sayang? Kamu mengalami sebuah kecelakaan dan kehilangan satu mata. Ibu sangat terpukul karena terus memikirkan bagaimana nasib anakku apabila anak Ibu tercinta tumbuh hanya dengan satu mata. Ibu ingin kamu dapat melihat dunia yang indah dengan sempurna, jadi Ibu memberikan padamu sebelah mata Ibu.

Anakku sayang, Ibu selalu memilikimu dan akan selalu mencintaimu dari lubuk hati Ibu yang terdalam. Ibu tidak pernah menyesali keputusan Ibu untuk memberikan mata Ibu. Dan Ibu merasa tenang ketika Ibu mampu memberikan kamu kemampuan untuk menikmati hidup yang lengkap.

Dari : Ibumu tersayang.”

Setelah membaca surat dari Ibu, air mata Reyhan menetes. Reyhan sangat menyesal. Hingga Reyhan selalu menyalahkan dirinya sendiri, mengapa dulu ia tidak pernah sedikitpun bersikap baik pada Ibu. Reyhan bahkan tega menghilangkan Ibunya dari kehidupan dirinya, padahal Ibu selalu ada untuk membantu anak tersayangnya.

TERIMAKASIH

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post