MERUSAK PARU-PARU DUNIA SAMA DENGAN MERUSAK PARU-PARUMU SENDIRI
Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi tersebut secara langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.
Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
Pengertian kerusakan lingkungan hidup menurut beberapa ahli
Menurut Munadjad Danusaputro
Kerusakan lingkungan sebagai suatu keadaan dalam suatu materi, energi dan atau informasi masuk atau dimasukkan di dalam lingkungan oleh kegiatan manusia dan atau secara alami dalam batas–batas dasar atau kadar tertentu, hingga mengakibatkan terjadinya gangguan kerusakan dan atau penurunan mutu lingkungan, sampai lingkungan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dilihat dari segi kesehatan, kesejahteraan dan keselamatan rakyat.
Menurut Sastra Wijaya
Kerusakan lingkungan terjadi apabila ada penyimpangan dari lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran dan berakibat buruk terhadap lingkungan.
Menurut R.T.M Sutamihardja
Kerusakan lingkungan ialah penambahan bermacam–macam bahan sebagai hasil dari aktivitas manusia ke lingkungan dan biasanya memberikan pengaruh yang berbahaya terhadap lingkungan tersebut.
Menurut Otto Soemarwoto
Apabila dilihat dari segi ilmiah, suatu lingkungan disebut sudah rusak atau tercemar bila memiliki beberapa unsur, diantaranya:
1. Kalau suatu zat, organisme atau unsur lainnya seperti gas, cahaya, energi telah tercampur ke dalam sumber daya atau lingkungan tertentu.
2. Karenanya mengganggu fungsi atau peruntukkan daripada sumber daya atau lingkungan tersebut.
Faktor-faktor kerusakan lingkungan hidup
~ Akibat ulah manusia
1. Pencemaran Air Sungai
Ulah manusia tak bertanggung jawab yang membuang limbah pabrik serta sampah-sampah ke sungai dapat berakibat buruk pada makhluk hidup di sana. Selain itu, pencemaran air sungai juga dapat menimbulkan wabah penyakit.
2. Terumbu Karang Rusak
Peristiwa terumbu karang rusak terjadi akibat pembuangan limbah rumah tangga, penggunaan peledak, hingga pembuangan bangkai kapal. Dampak kerusakan ekosistem terumbu karang yang diakibatkan oleh faktor manusia lebih kronis dan tidak bersifat sementara. Ada secara langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh manusia.
3. Banjir
Banjir kerap terjadi saat musim penghujan tiba. Ulah manusia tak bertanggung jawab yang membuang sampah sembarangan serta menebang pohon secara liar menjadi salah satu faktor penyebab banjir.
Selain karena ulah manusia, banjir juga dapat terjadi karena faktor alam, seperti hujan yang terus menerus sehingga membuat sungai meluap atau tanggul jebol.
4. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan merupakan dampak kerusakan lingkungan hidup yang sudah sewajarnya menjadi perhatian. Sebab, jika hutan terbakar maka habitat hewan liar akan terancam. Selain itu, kebakaran hutan menimbulkan asap tebal yang dapat menyebabkan penyakit pernafasan. Lebih lanjut, hutan merupakan paru-paru dunia. Jika hutan habis dilalap si jago merah, maka pohon tidak bisa menyerap karbondioksida (CO2) dan memproduksi oksigen (O2).
5. Global Warming
Global warming atau yang dikenal dengan pemanasan global, acap kali dikaitkan dengan efek rumah kaca. Efek rumah kaca mengakibatkan suhu bumi menjadi lebih panas. Pemanasan global juga diakibatkan oleh meningkatnya karbondioksida (CO2), sementara oksigen (O2) kian menipis.
~ Akibat peristiwa alam
1. kerusakan lingkungan akibat gunung meletus
Bentuk kerusakan lingkungan yang dapat diakibatkan oleh meletusnya gunung berapi antara lain : Material padat yang dilemparkan oleh gunung api berupa batuan, kerikil, dan pasir yang dapat merusak, menimpa, bahkan menimbun lahan pertanian, hutan, perkebunan, hingga pemukiman penduduk dan sumber air bersih.
2. kerusakan lingkungan akibat gempa bumi
Melalui getaran tanah gempa bisa mengakibatkan rusaknya fungsi lingkungan hidup, ruang publik masyarakat, erosi, terkikisnya tanah, dan terkadang ada pencemaran tanah yang membuat perubahan alam. Selain itu, apabila gempa bumi terjadi di sekitar pantai atau lautan, bisa merusak fungsi ekosistem terumbu karang.
3. kerusakan lingkungan akibat tanah longsor
Permukiman masyarakat yang terletak di dataran tinggi atau di daerah lereng gunung biasanya rentan terhadap risiko ini. Terlebih lagi, daerah yang sudah mengalami longsor sebelumnya maka risiko bencana ini akan semakin meningkat. Dalam hal ini, setiap masyarakat harus waspada dengan setiap faktor pemicu dan gejalanya agar dapat melakukan langkah pencegahan yang tepat.
Upaya melestarikan lingkungan hidup
✓ Menjalankan program penanaman seribu pohon
Program ini dapat meminimalisir terjadinya bencana banjir, tanah longsor, dan rob. Bencana ini diakibatkan oleh kurangnya daerah resapan air hujan akibat dari penggundulan hutan dan juga adanya alih fungsi hutan sebagai lahan pembangunan.
✓ Mengurangi pencemaran udara
Dampak dari pencemaran udara tidak hanya dirasakan manusia saja, namun juga semua unsur biotik dan abiotik di lingkungan hidup.
✓ Tidak melakukan perburuan secara liar
Merusak lingkungan hidup dengan perburuan liar akan merusak rantai makanan sehingga akan berimbas pada kehidupan manusia.
✓ Tidak melakukan penggundulan hutan
Bencana longsor yang sering terjadi adalah akibat dari adanya penebangan hutan secara liar sehingga hutan menjadi gundul dan ketika hujan tiba, maka tanah akan menjadi longsor.
✓ Melakukan sosialisasi tentang lingkungan hidup
Program-program dari pemerintah yang akan dijalankan harus selalu disosialisasikan kepada masyarakat melalui penyuluhan dengan didukung kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan maka program akan berjalan dengan lancar.
BIODATA
Nama : Indri Haji Asti
Tempat tanggal lahir : Balocci 8 Februari 2005
Nama sekolah : SMAS Semen Tonasa
Alamat e-mail : [email protected]
Nomor WA : 085757227359
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar