Saya Mendambakan, Tapi Tergantikan

Oleh : Inaya Nur.

Anda bertanya apakah saya rindu sekolah? Jawaban saya adalah tidak tahu. Mungki iya, kesibukan di pagi hari, dan begadang malam untuk mengerjakan tugas, membuat saya rindu dengan sekolah. Tapi kalau ditanya rindu pada guru atau teman, saya tidak tahu. Saat pertama kali Covid-19 ini menyebar di Indonesia pada Maret 2020, ketika itu saya menduduki bangku kelas VI Sekolah Dasar. Sekarang saya sudah menduduki bangku kelas VIII pada Sekolah Menengah. Saya bahkan tidak pernah melihat wajah teman-teman baru saya secara langsung. Mungkin saya lebih merindukan teman-teman saya di Sekolah Dasar.

Sekolah menengah tempat saya belajar sekarang ini adalah sekolah berbasis asrama, dimana terdapat berbagai murid-murid dari berbagai daerah. Sebenarnya diakhir kelas VII, ada kelonggaran belajar secara offline tapi karena daerah saya yang bisa dibilang jauh dari sekolah, orang tua saya memutuskan agar saya tetap melakukan Pembelajaran Jarak Jauh. Orang tua saya memutuskan agar saya belajar secara offline ketika saya sudah kelas VIII. Tapi takdir berkata lain, sekitar dua minggu sebelum hari yang ditentukan untuk belajar tatap muka, semua berubah seratus delapan puluh derajat. PPKM kembali dilaksanakan, daerah-daerah kembali ditutup, sarana-prasarana di hentikan, termasuk sekolah yang kembali dilaksanakan dengan online.

Melihat foto teman-teman saya yang sibuk dengan kegiatannya di asrama membuat saya ingin masuk kedalam foto tersebut. Tapi saya juga sadar, tidak hanya saya saja yang tertinggal di rumah, masih ada beberapa teman saya yang juga berhalangan untuk pergi ke asrama.

Bosan? ya memang bosan. dan kadang kebosanan itu membuat terlena, kebosanan itu sering dialihkan kepada hal-hal lain, seperti main geme, nanton drakor atau anime, atau hal-hal menarik lainnya, yang membuat aktifitas menjadi tidak terkontrol. Miris sekali, pendidikan Sekolah Atas yang didambakan para murid Sekolah Menengah dua tahun lalu. Atau pertemanan Sekolah Menengah yang didambakan para murid Sekolah Dasar dua tahun lalu. Atau pengalaman Sekolah Dasar yang didambakan seorang anak usia 6 atau 7 tahun, semua tergantikan dengan pengalaman menggenggam dan melihat layar berjam-jam.

Kadang saya merasa senang karena masih bisa bersama dengan orang tua saya lebih lama, tapi kadang saya juga mendambakan guru-guru baru, teman-teman baru, saya ingin bertemu dengan mereka, merasakan suasana kelas baru juga kesibukan yang baru.

Teman-teman saya dari Sekolah Dasar pasti sudah memiliki dan merasakan hal itu, karena hal itu, saya kadang merasa kesepian juga. Tapi saya tetap bersyukur, karena saya masih memiliki teman yang selalu ada untuk saya, teman yang selalu siap mendengarkan (lebih tepatnya membaca) ocehan saya, dia sekolah tapi dia tetap memiliki waktu untuk saya. Terkadang saya rindu akan keberadaannya, saya rindu suaranya, saya rindu senyumnya, dia membuat saya rindu dengan guru-guru, juga dengan teman-teman lain di Sekolah Dasar. Dia juga membuat saya rindu dengan semua pengalaman-pengalaman yang pernah saya lalui di Sekolah Dasar.

Assalamua’laikum wr.wb.

Kenalkan nama saya Inaya Nur, lahir di Sleman, 25 Desember 2007, sekarang saya bersekolah di SMP MTA Gemolong kelas VIII (2021/2022). Kalau ingin berkenalan dengan saya bisa lewat E-mail [email protected], atau Instagram inaya.nur_