Apakah aku hidup hanya untuk memenuhi ekspektasi orang tua?
Mimpi. apakah kalian tau apa itu mimpi? ya itu sesuatu hal yang pasti dimiliki oleh setiap orang, dan pasti ingin sekali untuk mewujudkan mimpi itu untuk menjadi nyata. Sama seperti Shireena. mungkin mimpinya sederhana, namun tidak semua orang menyukainya. Mimpinya hanya ingin orang tuanya bahagia karena anak semata wayangnya itu memenuhi ekspektasi kedua orang tuanya. Meskipun Shireena sering mendapat olokan dari orang orang tentang impianya, Shireena pun menghiraukannya dan tidak memperdulikannya.
Shireena. Seorang gadis cilik yang juga merupakan anak semata wayang dari keluarga yang semuanya serba berkecukupan itu. Shireena juga memiliki impian yang sangat berarti seperti yang lainya, cuman bedanya Shireena hanya dipaksa orang tuanya untuk memenuhi ekspektasi kedua orang tuanya itu. Terkadang Shireena iri dengan yang lainya karena bisa hidup tanpa ekspektasi dari kedua orang tuanya, bisa mewujudkan impiannya yang sesungguhnya, bukan impian yang dimaksud oleh kedua orang tuanya itu. Bagaimana tidak iri, orang Shireena hidup hanya untuk memenuhi kemauan kedua orangtuanya itu saja.
Impian Shireena itu pun hancur. Bagaimana tidak?, dari yang awalnya Shireena memiliki impian untuk menjadi seorang psikologis kini Shireena harus mengganti impianya menjadi seorang dokter atas dasar paksaan orang tuanya. Sebelumnya Shireen sudah sempat menolaknya namun hasilnya tetap nihil, Shireen malah mendapat olokan yang tidak sepantasanya orang tua mengatakan itu ke anak. Akhirnya Shireen pun terpaksa mengikuti perkataan orang tuanya itu.
Mendekati hari hari kelulusan Sekolah Menengah Keatas itu, Shireen akhirnya benar benar menuruti keinginan orang tuanya itu. Shireen bulan depan itu juga harus mulai mempersiapkan diri untuk memulai belajar tentang ilmu kedokteran, yang bisa saja disebut dengan kuliah. Hari pertama masuk kuliah yang ditunggu tunggu oleh orang tuanya itu pun datang, orang tuanya sangat bangga karena anak semata wayangnya keterima di universitas favorit dengan jurusan yang orang tuanya mau. Hati kecil Shireena pun berkata "bukan ini yang aku mau pa, ma". Namun, semuanya sudah terlambat, Shireena mau tidak mau ya harus mau untuk untuk melanjutkan sekolahnya itu, ya meskipun bukan itu yang Shireen mau, Shireen melakukanya pun dengan terpaksa agar orang tuanya bangga kepadanya dan agar tidak mengolok olok Shireena lagi. Hari demi hari pun Shireena lalui tetapi hatinya masih sedikit tidak ikhlas akan semua ini. Shireena masi mengharapkan kuliah di jurusan yang ia mau, yaitu psikolog. Namun takdir berkata lain. Lagi lagi Shireen mendapatkan perkataan dari orang tuanya yang harus Shireen lakukan lagi. "lagi lagi dan lagi" Shireen mengeluh dalam hatinya. Tetapi yang kali ini ia harus melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Shireen pun harus jauh dari keluarga, saudara, dan teman temanya. Kali ini Shireen benar benar sudah muak dengan keinginan orang tuanya yang harus terus menerus Shireen turuti. Akhirnya Shireen pun coba berbicara lagi tentang perasaan ke kedua orang tuanya itu, sampai akhirnya orang tuannya pun sadar bahwa kelakuan mereka itu keterlaluan terhadap anaknya. Akhirnya kedua orang tua Shireen itu meminta maaf atas kesalahan yang telah mereka perbuat terhadap anaknya. Hingga akhirnya Shireen pun telah lulus sarjana 1 dari jurusan kedokteran dan memilih melanjutkan sekolah tingginya ke jurusan yang dia mau, yaitu psikolog. Disitu Shireen benar benar menemukan kebahagiaanya yang sesungguhnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar