Harits

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aji Saka: The Forgotten Stories

Aji Saka: The Forgotten Stories

“HHHMMM….” [Nafuz] Mendengung seperti lebah. Mendengung tanda keraguan.

Sementara itu, [Est] ikut berdengung. Menyilangkan tangan. Tapi raut wajahnya malah senyam-senyum teu jelas seperti orang ########### (perkataan sebelumnya di sensor oleh penulis :”) dimanakah mereka bertiga? Mereka berada di hutan! Kenapa mereka ada di sana? Karena…

~10 menit, sebelumnya~

Aku menoleh. Sementara aku dan [Exe] fokus mengendalikan pesawat luar angkasa. Si [Est] malah sibuk main game balapan pada T-Holo nya. Bahkan pada meja kemudi yang harusnya ia kendalikan, malah ia lupakan dan menaruh gelas kopi susu diatasnya. Deukhh… punya pemimpin teh gini amat. [Exe] setengah tersenyum sambil mengangkat alisnya. Ia menatap pemimpinnya yang berkelakuan seperti anak kecil. Aku menoleh, lalu menepuk punda Exe. “Sabar Ex! Pimpinan kita dari dulu emang dah rada-rada g###” Aku menghela napas. Pasrah ajalah. Pokoknya terima nasib punya pemimpin kek dia.

Sekarang giliran Est yang menatap tajam padaku. Ia mem-pause gamenya sebentar. HENING…

“YAK! Potong gaji untuk Nafuz yang sudah berkata kasar!” Dengan acuhnya ia kembali fokus pada gamenya. Aku tersenyum, meninggalkan kemudi, dan berniat menampol Est agar dia sadar. Aku tersenyum dan tanganku terangkat.

Hup! Dengan sigap Exe menahan laju tanganku sambil cengar-cengir. “PASRAH AJA. DIA MAH EMANG UDAH GAK BENER DARI DULU.” Est memutar kursinya membelakangi kami. Pura-pura tak mendengar apa yang kami ucapkan. “Psstt..! aku juga ijin nampol dia ya?” Sekarang malah Exe yang berbisik kesal. Aku tersenyum kecut. Pada saat itulah, saat aku hendak kembali duduk, kami tersadar, pesawat kami yang biasanya lihai menghindari bebatuan luar angkasa. Kini harus rela tertabrak batu besar yang sudah ada di depan mata. Yah… mungkin inilah akhir hidupku…

“Jangan menyerah! Cepat kendalikan pesawatnya!” Exe berseru lantang, sigap mengendalikan kemudi. Tangannya bergerak cepat. Aku mengangguk dan segera mengendalikan pesawat. [20 detik sebelum tabrakan]. Panik! Panik! Panik!

Bruak! Kopi susu yang Est taruh tumpah, merusak sistem kemudi pesawat. “Upss…” Ujarnya santai. Exe dan aku melotot, saling bertukar pandangan. Tetesan air mata penyesalan mengalir dari wajahku. Duh gustii… dosaku tuh masih banyak yang belum ditebus…

Est menyeringai, [Teknik Tingkat Tinggi: Teleport to the Past!!]

Waktu bagaikan berhenti berjalan. Kopi yang tumpah, Komet raksasa yang akan menghantam kami, tetesan air mata yang jatuh. Semua berhenti kecuali si pimpinan konyol ini. Ia santai mengambil tumpahan kopinya yang melayang di udara dan meminumnya. “Aahh~ alhamdulillah~”

Dunia yang berhenti menjadi berwarna. Kusut. Bagaikan ribuan pelangi yang meliuk-liuk menutupi semuanya…

~6 menit setelahnya~

Pesawat kami rusak menghantam tanah. Kami benar-benar berteleportasi dan berpindah tempat secara instan. Kali ini Exe menjitak kepala Est betulan. “Aduh! Rendi tega ihhh!!” Est mengaduh kesakitan setelah dijitak Rendi (a.k.a. Exe). Ia memegangi kepalanya yang benjol hingga15 cm. Aku mengeluarkan palu mainan. Tuing! Ikut menampol pelan benjolnya Est. Matanya mengeluarkan kata “K.O.” dan kemudian pingsan di telan tanah. (wkwkwkw)

“Lupakan. Sekarang, kita harus membenahi sejarah disini agar kita punya cukup energi untuk pulang.” Exe mengeluarkan tablet transparan.

“Tokoh utamanya adalah… Aji Saka!” serunya tegas. Aku mengelus dagu, berpikir.

“Lah, berarti lawan antagonis kita bukan manusia dong…” Baru saja aku membicarakan itu, tiba-tiba nampak bayangan raksasa di atas tanah…

# # #

“Aduhh…” Aku memegangi bagian kepalaku yang tadinya benjol. Untung ini cuman novel. Jadi luka yang kumiliki bisa langsung cepat sembuh,, hehe! Ujar batinku. Aku melemparkan pandangan. Lho? Yang lain pada kemana dah? Tega bener ninggalin aku sendirian…!

Aku berjalan gontai. Meninggalkan lokasi pesawat yang sudah masuk mode transparan (tak terlihat). Lalu melanjutkan perjalanan menyusuri jalan setapak. Sembari melaju kutengok sana-sini. Siapa tahu ketemu si dua komandan itu. “Eh?” Samar-samar dikejauhan 500 meter aku melihat ada dua bayangan manusia. Apakah itu komandan Exe dan Nafuz?

Aku menutup mata, berteleportasi tepat ke hadapan dua bayangan itu. Bruh! Siapa mereka??! Terkejut akan kehadiranku, spontan mereka mulai mennggebuki diriku secara keroyokan. “Ampunn!! Apa salah gue woii!!?” Hantaman mereka menggila. Aku bahkan berpikir, ‘apakah aku akan mati konyol disini?’

Saat itulah. Tokoh utama kita, sang Aji Saka. Muncul dari balik semak belukar dan menghadapi dua orang penyamun ini. Seni beladirinya indah sekali. Tubuhnya bagaikan tombak yang sedang menari bebas. Menggunakan kaki dan tangannya yang lincah dan kuat itu. Aji Saka berhasil mengalahkan kedua penyamun itu, dan mengulurkan tangannya padaku. “Apakah anda baik-baik saja?” Tanyanya ramah.

“Tentu saja, tidak.” Aku tersenyum kecut sekaligus kagum padanya. Aku menerima uluran tangannya dan bangkit duduk. “Minumlah air zamzam suci ini. Aku sudah meruqyah-nya.” Ia tersenyum ramah khas pahlawan. Auranya yang keras dan lembut membuatku seperti sedang melihat seorang pendekar sakti. Aku meminumnya. Seketika, seluruh memar dan luka pada badanku hilang dan sembuh. Mataku berbinar. Takjub melihat diriku sendiri.

Ia terkekeh dan menepuk pundakku. “Mulai hari ini. Kau kujadikan sebagai ayah angkatku!” wait, what??? Aku memutuskan tidak banyak bertanya dan mengangguk.

Ia balas mengangguk dan memasang raut wajah serius. Menatap dalam ke belantara hutan. “Aku tahu kau bukan orang biasa. Aku ingin menanyakannya tapi waktu kita tidak cukup. Sekarang, marilah kau ikut denganku melawan Raja Prabu Dewata Cengkar. Ia adalah makhluk jahat yang memakan manusia. Karena itulah, kita harus menghentikan dia.” Kakinya mengambil ancang-ancang, dan seketika melompat tinggi menembus hutan. Deukhh! Kasih aba-aba dong kalau mau berangkat!

# # #

Aku menggertakkan kaki. Bosan menunggu dia yang masih melompat-lompat dalam hutan, sementara aku sudah sampai duluan di depan kerajaan. Dia terkejut melihatku disini dari kejauhan. Tapi wajahnya cepat memaklumi dan ia segera memanjat dahan pohon tertinggi. Setelah kuat pijakannya. Kali ini ia mengambil ancang-ancang super, BOOM!! Ia melompat dengan sangat kuat sekali hingga membuat badai angin kecil. Pohon tertinggi di hutan pun runtuh, tak sanggup menahan daya ledak lompatannya. Ia melayang diatas sana. Menutupi matahari, dan terjun bebas ke hadapanku. Aku menyilangkan tangan. Bosan menunggu.

JEP! Ia mendarat tepat di hadapanku hingga membuat tanah disekelilingku retak-retak. “Dramatis sekali pendaratanmu.” Aku menatap biasa. Badannya tegak dihadapanku. “HMPH!! Kau memang bukan manusia biasa!” Ia tersenyum hingga barisan giginya terlihat.

Aku tersenyum. Lalu mengeluarkan serban putih dari kantongku dan menyodorkannya pada Aji Saka. Seringai seram keluar dari diriku. “Aku punya sebuah rencana…!!” Senyuman licik khas diriku muncul. Hehehe!

# # #

“Cukup sampai disitu, Aji Saka!!” Ucap Patih Jugul Muda, bawahan Raja Prabu Dewata Cengkar. Ucapannya begitu keras dan menggelegar, hingga bahkan membuat seisi hutan di kejauhan gaduh sekali. Lawanku kali ini bukan manusia. Ia memakai baju hitam lurik coklat, dengan sedikit balutan emas di sisinya. Ia menggunakan topeng “Barong” khas Bali.

“Kau!! Siapa?! Dirimu tak ada dalam ramalan milik kami!!” Tangan Jugul terangkat menunjukku. Mendengar geraman Jugul. Aji lantas mengambil kuda-kuda, bersiap bertarung. TAP!!

Jugul mengambil ancang-ancang, BOOM!! Ia meluncur bagaikan roket menuju diriku. Ketika tangan kanannya bersiap memukulku, Aji terkejut, “Ayahanda! Awas!!” Ia berusaha melompat menghalangi Jugul. Tapi terlambat... Karena aku sudah terlanjur menteleportasikan Jugul ke dalam inti Matahari. ia menghilang bagai tak pernah ada. Aku bisa membayangkannya sekarang, bagaimana nasib Jugul di dalam sana.

Mata aji membelabak, ia sudah terlanjur melompat untuk menahan Jugul. Tapi karena Jugul tiba-tiba menghilang. Aji pun lantas menabrak pohon. Bruak!! Kepalanya benjol 15 cm. (wkwkwk, untung ini cuman di cerpen).

# # #

Dengan gagahnya Aji memasuki Istana Medang Kamulan. Kini ia berdiri berhadap-hadapan dengan Raja Prabu Dewata Cengkar. Sang Raja masih duduk bertopang dagu di singgasananya. Seperti bawahannya, (Patih Jugul Muda), sang Raja mengenakan topeng “Barong.” Hanya saja, kini seluruh pakaiannya ditutupi oleh hiasan emas dan permata.

“Wahai Raja Tanah Medang Kamulang! Kau telah berlaku dzholim dengan memakan seorang rakyat manusiamu setiap harinya! Kini! Aku bersedia menjadi manusia yang akan disantap olehmu selanjutnya hanya dengan satu syarat!” Suara Aji Saka bergema memenuhi ruang singgasana. Sang Raja Prabu Dewata Cengkar nampak tertarik.

“Katakan apa maumu, wahai rakyat jelata!” Perintah sang raja. Saka nampak tersenyum. Ia melepas serban putih pemberianku dari lehernya. Lantas menyodorkannya pada Prabu. Salah satu pengawalnya mengambil serban itu dan memberikannya pada raja mereka.

Aji Saka berteriak lantang sambil mengacungkan tangannya pada Si Raja. “Syaratnya hanya satu! Aku ingin kau memberikanku tanah seluas serban yang kupakai!”

Sang Raja nampak terbahak mendengar syarat yang diberikan Aji Saka.

“HAHA!! Hanya itu saja syaratnya? Penjaga! Lebarkan serban jelek itu dan berikan tanah kita seluas serban yang ia pakai!” Sang Raja memberi perintah dengan sombongnya. Pasukan Jinnya membungkuk dan terbang keluar istana. Ternyata, setelah dilakukan pengukuran, serban itu terus melebar hingga menutupi seluruh Tanah Medang Kamulan.

Sadar dirinya telah ditipu, sang raja mengaum marah dan melayang terbang hendak menyerang Aji Saka. “Jurus api! : puluhan bola api!” Terbentuklah puluhan bola api panas dibalik punggungnya, dan sebuah bola api besar di depan mulut topeng Barongnya. Swossh!! Laksana panah api, puluhan bola itu melesat dan tertuju pada Aji Jaka yang sedang menyiapkan tenaga dalamnya.

“Eitss! Jangan lupa kalau ada Harits (a.k.a. Est) disini!!” Kukibaskan tanganku, maka lenyaplah bola puluhan bola api itu. Bola-bola tersebut kupindahkan dengan teleportasi.

Kini, tersisalah Aji Saka yang sudah siap dengan tenaga dalamnya. “Rasakan ini!! HEAAHH!!”Dipukulkannya tangan besar itu tepat terhadap bagian ulu hati Prabu. “Kaakh!!” Belum cukup sampai disitu. Kaki kanannya menendang dagu topeng barongnya. BRAK!! Maka lenyaplah Raja Prabu Dewata Cengkar menjadi serpihan-serpihan api kecil. Tubuhnya pun langsung terurai menjadi serpihan api dan abu sisa pembakaran, dan sedikit asap. (Wah, kayaknya ini nih sumber polusi udara pertama!! Wkwkwk, canda bro :v)

[Mission Completed.] ~@_ever_est_

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ada lanjutannya kan? Kalo ada harus lanjut 0w0

10 Oct
Balas

Ada lanjutannya kan? Kalo ada harus lanjut 0w0

10 Oct
Balas

Awaokaowkoawk. Yang nulis cerita ngakak sendiri nih ngeliatnya :v semoga lawakannya gak terlalu garing ya.... and..! sorry baru bikin cerpen sekarang. lagi gabut soalnya :v :D

10 Oct
Balas

Lah penulisnya aja ngakak, aku apalagi dong

10 Oct

Btw aku heran deh... di grup Kakak ngelarang nama aslinya di sebut (privasi bilangnya -,-) lah kok disini Kak Est malah mengungkapkan nama sendiri sih? Padahal yg lihat akun ini seluruh indonesia loh

10 Oct

Btw aku heran deh... di grup Kakak ngelarang nama aslinya di sebut (privasi bilangnya -,-) lah kok disini Kak Est malah mengungkapkan nama sendiri sih? Padahal yg lihat akun ini seluruh indonesia loh

10 Oct

Btw aku heran deh... di grup Kakak ngelarang nama aslinya di sebut (privasi bilangnya -,-) lah kok disini Kak Est malah mengungkapkan nama sendiri sih? Padahal yg lihat akun ini seluruh indonesia loh

10 Oct

Aduh maaf ke spam 3 kali

10 Oct

@Jauza Kamila beda akun beda profesi gaes!! :")

10 Oct

Beda profesi? Memang profesi mu di grup apa Kak?

10 Oct

10 Oct
Balas

????

11 Oct



search

New Post