Oleh : Habibah Al Maulidy Sukarno

Aku tak ingat bagaimana rasanya hidup dan bergantung pada tali pusar yang mendistribusikan makanan selama sembilan bulan di perut Mama. Aku juga tak menemukan memori saat aku pertama kali membuka mata dan melihat dunia. Aku masih sulit membuka mata ketika untuk pertama kalinya Mama menimangku dalam ayunan hangatnya. Tapi aku masih ingat dengan jelas memori tentang bagaimana Mama mengenalkanku pada baca-tulis dan mengaji. Tentangnya yang memiliki banyak profesi. Mama bisa jadi guru privat ku sehari-hari. Mama bisa jadi asisten yang siap membantu kapanpun aku membutuhkan bantuan. Mama bisa jadi koki masakan bintang lima yang masakannya kunikmati setiap hari. Dan Mama juga bisa jadi perawat yang merawatku ketika aku jatuh sakit. Mama itu..superhero! Iya, dia kan bisa jadi apa saja. Hihi..

Secara umum tak ada yang spesial sih, tentang Mama. Dia seperti perempuan biasanya, memasak, mencuci, dan mengurus rumah telah menjadi kesehariannya. Tapi, perempuan biasa itulah yang membangunkan aku setiap pagi, mengingatkanku untuk sholat tepat waktu dan yang senantiasa mengingatkanku untuk segala hal, yang menasihatiku ketika aku mulai bandel, yang menggandengku ketika sedang jalan-jalan, dan memarahiku ketika aku memecahkan mangkuk untuk kesekian kalinya. Yang paling panik ketika aku pulang sekolah terlambat tanpa berkabar. Yang tertawa melihatku bersembunyi dibalik selimut ketika bermain petak umpet. Yang setia mendengarkanku bercerita tentang hari hariku di sekolah. Tanpa sadar, sebagian hidupku adalah tentangnya. Tak sehari pun aku terlepas dari peranannya. Karena pada hakikatnya, Mama adalah duniaku. Tempat aku kembali dan menghamburkan pelukku padanya.

Dulu, waktu aku masih di bangku kanak-kanak, Mama yang setiap hari menunggui di teras sekolah bersama ibu-ibu yang lain. Kalau aku sudah pulang, Mama yang mendengarkan ocehanku tentang apa dan dengan siapa aku belajar. Memasuki bangku sekolah dasar, Mama tetap setia mendampingiku belajar dan membuat rangkuman materi untukku menghadapi ujian semester. Mama yang selalu menyebut namaku dalam setiap doa-doanya, yang selalu mencium dahiku ketika aku hendak berangkat sekolah dan mengatakan “aku ridlo kepadamu” . Mama yang menjadi belahan jiwaku, yang cintanya selalu tulus dan ikhlas kepada kami anak-anaknya tanpa pamrih dan tak mengenal kata putus.

Kasih sayang ibu seperti mentari, tak terhingga sepanjang masa. Kenyataan itu tak hanya sebatas lirik lagu “Kasih Ibu”, tapi memang benar adanya. Mama memang bukan manusia yang sempurna. Dia juga pernah memasak telo goreng hingga gosong, lupa mengambil jemuran hingga kehujanan, dan mudah berubah suasana hatinya. Tapi, dia tetap superhero-ku. Manusia super yang selalu ada di sampingku. Tempat aku berkeluh kesah dan tempat dimana aku bisa bebas mengekspresikan diriku, menjadi diriku yang apa adanya sejujur-jujurnya. Mama adalah rumahku. Yang mana sebuah peluk dan seutas senyum selalu menantiku.

Love you ma.. 🖤

BIODATA

Holaaa! Kenalin, namaku Habibah Al MS. Siswi kelas delapan di MTsN 1 Kota Blitar yang lahir di Pasuruan tanggal 30 Maret 2007. Berawal dari membaca, aku mulai tertarik dengan dunia tulis-menulis. Karena kata guruku, dengan membaca kita mengenal dunia, dan dengan menulis kita dikenal dunia. Kalau ingin berkenalan lebih lanjut denganku, silahkan berkunjung ke akun instagram @bibah_07_ ya..