Habibah Al Maulidy Sukarno

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Baca Ditambah Tulis Sama Dengan Buku

Baca Ditambah Tulis Sama Dengan Buku

Pepatah mengatakan: buku adalah jendela dunia. Lantas, apa maksudnya, ya? Kok lembaran kertas yang dijilid itu, bisa jadi jendela dunia? Bagaimana konsepnya?

Sebelum itu, aku ingin bertanya, kalian pernah tidak, membaca novel ataupun buku fiksi lainnya? Kalau aku, sudah jadi makanan sehari-hari. Cerita fiksi seperti cerpen, cerbung, novel, legenda, cerita rakyat, atau yang lain, adalah bentuk khayalan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan kebenarannya. Cerita itu bisa sepenuhnya hasil dari buah pikiran manusia, maupun dibumbui fakta-fakta yang berada di atas bumi ini. Contohnya adalah seri novel Harry Potter karya J. K. Rowling.

Kalau diperhatikan, latar tempat kisah itu ada yang menggunakan kota London, Inggris sebagai acuan. Meskipun nama desa-desa nya masih berupa nama fiksi yang pastinya tidak ada jika dicari di Google maps. Itulah kehebatan buku yang disusun berdasarkan imajinasi manusia. Ada atau tidaknya tempat-tempat itu di atas permukaan bumi, namun tetap dapat menjalankan cerita yang dibuat si penulis.

Ketika kita membaca buku, seperti seri novel Harry Potter, kita dibuat seakan sedang mengunjungi tempat-tempat yang ada di sana. Kita bisa merasakan berjalan di lorong asrama Hogwarts, atau membayangkan memakan permen dengan rasa yang unik, atau bahkan bertemu tokoh-tokoh di dalamnya dengan membaca pendeskripsian objek yang dimaksud. Kok bisa, ya? Padahal, sesungguhnya kita tidak pernah menemuinya di kehidupan nyata. Tetapi kita seolah tahu apa yang ada dalam cerita tersebut.

Itulah penggambaran singkat dari kalimat "Buku adalah jendela dunia". Dengan membaca buku kita bisa "berjalan-jalan" melewati batasan ruang dan memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya. Cobalah membaca ensiklopedia sejarah Islam. Di situ dijelaskan runtutan kejadian perkembangan persebaran agama Islam di berbagai negara. Persebaran tersebut akan melewati suatu jalur yang biasanya digambarkan di peta. Nah, secara tidak langsung berarti kita sedang mengunjungi negara-negara tersebut sekaligus mempelajari budaya dan tradisi di sana.

Dengan membaca buku kita bisa mendapatkan ilmu yang berasal dari berbagai belahan dunia. Kalau saja kita membaca tentang ASEAN, kita akan mendapatkan informasi tanpa harus menyambangi negara-negara tersebut. Hebat, kan? Hanya dengan duduk diam dan mencermati bacaan tersebut, kita sudah bisa mencuri secuil pengetahuan yang ada. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi di masa sekarang, tak hanya bisa membuka lembaran kertas, tapi juga bisa menggulir layar di android untuk menambah wawasan.

Setelah membaca, selanjutnya adalah menulis. Karena, membaca dan menulis sudah menjadi bagian dari buku. Keduanya saling beriringan. Buku tidak bisa dibaca jika tidak ada yang menulisnya, sebaliknya buku tidak bisa ditulis saja tanpa ada yang membacanya. Pun dengan subjeknya. Orang yang senang membaca pasti suka menulis, orang yang suka menulis pasti juga senang membaca. Itu sudah menjadi hukum alam.

Tapi, sebelum menggalakkan kegiatan menulis, kegemaran seseorang terhadap membaca yang lebih penting ditekankan. Membaca adalah aktivitas yang sarat akan manfaat, apalagi membaca telah menjadi realitas kehidupan sehari-hari. Membaca rambu jalan, nama produk, komposisi makanan, dan yang lain, tak lepas dari kehidupan manusia. Kegiatan tersebut sangat penting dalam kehidupan kita. Banyak orang sukses dan cerdas karena kecintaan mereka terhadap buku, dan akhirnya ilmu yang mereka peroleh dapat diterapkan dalam kehidupan.

Jadilah mengapa, buku dikatakan jendela dunia, membaca adalah kuncinya, banyak baca banyak berkaca. Keberadaannya sudah menjadi bagian dari hidup manusia sejak kanak-kanak hingga lingkup orang tua. Bukalah buku dan artinya kita sedang meneropong dunia dengan lensa kata. Keterbatasan ruang gerak di masa pandemi ini, tak menjadi alasan untuk meraup ilmu dari berbagai sumber bacaan. Telah tersedia berbagai kemudahan yang bisa kita manfaatkan. Sebagai contoh, beberapa aplikasi yang tersedia adalah e-book, Perpusnas online, maupun media menulis masyarakat seperti Wattpad, blog Twitter, dan Facebook. Aplikasi tersebut dapat kita gunakan untuk menyalurkan kegemaran kita terhadap ilmu dengan menulis. Dan tentunya, tetap semangat menghadirkan sejuta karya pemikiran anak bangsa yang pastinya luar biasa. Salam literasi!

BIODATA

Holaaa! Kenalin, namaku Habibah Al MS. Siswi kelas delapan di MTsN 1 Kota Blitar yang lahir di Pasuruan tanggal 30 Maret 2007. Berawal dari membaca, aku mulai tertarik dengan dunia tulis-menulis. Karena kata guruku, dengan membaca kita mengenal dunia, dan dengan menulis kita dikenal dunia. Kalau ingin berkenalan lebih lanjut denganku, silahkan berkunjung ke akun instagramku @bibah_07_ ya! Terima kasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post