Gwendeline Catriona Zou

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kita Pasti Bisa

Kita Pasti Bisa

Harapan, ambisi, dan impian. Tiga kata itu tentu tidak asing lagi bagi kita. Kita semua pasti mempunyai tiga hal tersebut dalam diri kita. Namun, seringkali kita dipatahkan oleh harapan kita sendiri, mewujudkan impian. Alias kita gagal dalam mewujudkan impian. Saya yakin teman – teman yang membaca ini pasti seorang pelajar bukan? Biasanya apa sih yang ingin teman – teman capai ketika belajar? Yup. Ilmu dengan bonus nilai bagus. Profesi apapun itu pasti membutuhkan ilmu dan nilai bagus kan? Karena itu kedua hal tersebut memengaruhi masa depan kita. Pada tulisan ini, saya akan menuangkan pengalaman saya mencapai impian.

Sedari kecil, orang tua saya selalu mendorong saya untuk selalu belajar karena orang tua saya tau jika saya lebih berbakat di bidang akademik daripada non akademik. Tak peduli semahal apapun biaya yang akan dikeluari untuk saya bisa bersekolah dan mengikuti bimbingan belajar. Semasa sekolah dasar kelas satu sampai tiga. Karena saya masih kecil saat itu tentunya masih memiliki keinginan untuk bermain. Jadi sebenarnya tidak terlalu mementingkan pelajaran. Setiap jadwal bimbingan belajar, saya selalu menangis tidak mau mengikuti bimbingan belajar karena benar benar memalaskan. Pada akhirnya saya tetap pergi namun benar benar terpaksa. Saat jadwal belajar malam juga tidak terlalu niat saat belajar. Alhasil nilaiku dikelas tidak terlalu bagus. Saya saat itu selalu menginginkan juara satu dikelas, namun dengan usaha yang tak seberapa itu, saya tidak pernah mendapat juara satu kala itu. Setelah berada di kelas empat, lima, dan enam… Saya mulai mengubah kebiasaan. Yang awalnya selalu malas setiap disuruh ikut bimbingan belajar. Justru saat itu menjadi suka mengikuti bimbingan belajar. Yang awalnya tidak niat dalam belajar. Justru saat itu menjadi niat, setiap malam saya habiskan dengan mengisi soal soal latihan lalu mengerjakan pekerjaan rumah. Hingga akhirnya dengan usaha tersebut, saya bisa mewujudkan impian saya yaitu menjadi juara satu di kelas dan bonusnya bisa menjadi juara tiga umum. Saya sangat senang dan bersyukur. Namun, saya berpikir jika saya berusaha lebih keras, mungkin juara satu umum bisa saya raih, kan?

Naik ke jenjang Sekolah Menengah Pertama dengan kondisi wabah corona masih menjangkit. Jadi, semua kegiatan pembelajaran dilakukan dirumah dan bimbingan belajar yang semasa sekolah dasar saya ikut juga tutup sementara, jadi saya sama sekali tidak mengikuti bimbingan belajar. Masa itu sekolah saya hanya melakukan pertemuan lewat google zoom atau google meet. Pemberian tugas juga melalui aplikasi whatsapp. Jujur, saat itu saya punya rasa malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Berpikir jika tidak apa apa untuk tidak mengerjakan tugasnya lagipula tidak akan dikumpulkan adalah salah satu pemikiran yang melenceng. Akhirnya, pemikiran melenceng itu hilang dari benak saya, karena orang tua saya menasihati bahwa tidak seharusnya saya berbuat seperti itu setelah mengetahui saya jarang mengerjakan tugas. Orang tua saya juga langsung mendaftarkan saya ke bimbingan belajar online agar saya ada kegiatan belajar tambahan dirumah. Awalnya saya mengelak untuk mengikuti bimbingan belajar online tersebut, namun setelah mengikutinya…loh kok seru? Hari demi hari saya merasa enjoy untuk belajar sehingga tidak terbebani, dan membuat pelajaran apapun itu benar benar terasa mudah dan seru. Kelas tujuh, Puji Syukur saya mendapat juara satu kelas dan juara dua umum. Peningkatannya benar benar terlihat jelas. Naik ke kelas delapan, tentunya pelajaran juga semakin susah. Beberapa nilai pelajaran saya cukup turun terutama matematika. Karena bimbingan belajar online saja menurut saya belum cukup, jadi saya langsung meminta izin kepada orang tua saya untuk mengikuti bimbingan belajar pelajaran matematika secara offline. Keputusan itu membuat nilaiku mulai membaik dan meningkat lagi. Jika saat itu saya hanya sedih dan pasrah karena nilai saya turun dan tidak ada kemauan untuk belajar lagi... Entahlah, saya rasa saya akan stuck disitu situ saja tanpa kemajuan. Puji Syukur saya akhirnya mencapai impian saya. Mendapat juara 1 kelas dan juara 1 umum diantara ratusan murid lainnya. Impian saya tidak akan terwujudkan kalau bukan karena motivasi dan dukungan dari diri saya sendiri, orang tua saya, guru, dan juga teman teman saya.

Yang membuat impian susah diwujudkan adalah karena hanya menjadikan impian itu sebagai angan angan saja. No action, talk only. Sekarang ini, banyak orang yang tidak ingin usaha namun lebih pasrah dengan berdoa. Berdoa itu memang sangatlah bagus namun tetap saja harus diimbangkan dengan usaha dan kerja keras. Dari pengalaman saya ini, kita harus memiliki kemauan dan niat terlebih dahulu. Perubahan itu dimulai dari diri sendiri. Mau berubah atau tidak berubah itu adalah dua keputusan yang ada di tangan kita.

Tentang Penulis

Gwendeline Catriona Zou adalah seorang perempuan yang lahir di Kota Manggar pada 8 November 2009. Saat ini, ia tercatat sebagai pelajar di SMP Negeri 1 Manggar. Ia dapat dihubungi melalui e-mail : [email protected] dan nomor telepon atau whatsapp : 081818814411

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post