Fazia Almira Mecca

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Nyeruit' Yang Menyatukan

Nyeruit' Yang Menyatukan

Nyeruit’ yang menyatukan

Indonesia merupakan negara yang dianugerahi Tuhan daratan berupa pulau-pulau yang terpisah oleh laut sehingga menjadikan negara Indonesia begitu kaya akan keberagaman sumber daya alam dan manusia. Rakyat Indonesia masing-masing memiliki ciri ciri fisik, bahasa, budaya sampai makanan dengan kekhasan masing-masing. Masyarakat di Pulau Jawa cenderung menyukai makanan yang manis seperti es dawet Banjarnegara Jawa Tengah, gudeg Yogyakarta, dodol Garut dari Jawa Barat, jenang dari Kudus, dan wingko babat dari Semarang. Sedangkan masyarakat di Pulau Sumatera cenderung menyukai makanan pedas seperti mie Aceh yang menggugah selera, cuka yang dicampur cabe rawit khas Palembang dan ada pula teknik memasak balado dari Sumatera Barat dimana sambal yang biasanya sebagai cocolan dimasak bersama lauk mulai dari telur, ayam, dendeng, sampai terong. Bahkan di Lampung tempat tinggalku, ujung selatan Pulau Sumatera, kita mengenal istilah muput lesung yaitu cara makan langsung diatas cobek sambalnya! Menarik bukan!

Sambal yang digunakan pun bervariasi ada sambal nanas, sambal mangga, sambal terasi dan untuk campuran sambal sendiri biasanya dengan tempoyak yaitu duren yang difermentasi yang tentunya memiliki bau yg khas. Tempoyak biasanya dibuat saat musim durian tiba. Cara membuatnya pisahkan daging durian dari bijinya. Haluskan dengan sendok makan, taburkan garam sampai rata, boleh tambahkan gula bila daging duriannya kurang manis. Masukan kedalam toples atau wadah tertutup. Simpan durian tersebut selama tiga sampai tujuh hari dan tempoyak sudah bisa dikonsumsi. Rasa sambal tempoyak asam, manis, bercampur pedas. Semua cita rasa kumpul menjadi satu dan sangat sedap untuk disantap.

Selain sambal dengan campuran tempoyak di atas lesung, apa saja bisa kita campur diatas lesung sambal, nasi hangat tentunya, dengan lauk ikan sungai seperti belida, baung, atau layis yang dibakar atau di pepes, tahu tempe, lalapan mulai dari timun, terong, daun singkong sampai kedondong hutan dicampur menjadi satu diatas lesung sambal.

Muput lesung bisa membuat kita tidak berhenti makan. Makan dengan muput lesung tentunya tidak sendirian melainkan dilakukan bersama-sama atau kita kenal dengan istilah nyeruit yang menggambarkan kebersamaan yang tinggi yang diusung masyarakat Lampung. Nyeruit merupakan sarana menjaga silahturahmi. Nyeruit bahkan dilakukan di acara sakral masyarakat Lampung, seperti pernikahan, acara adat, acara keagamaan, dan ragam jenis hajatan lainnya. Perbedaan yang ada di masyarakat disatukan dengan makanan ini.

Awalnya aku tidak berani makan pedas, apalagi sambal yang dihidangkan didepan ku aroma pedasnya sangat menyengat. Tapi karena keseharianku sering bertemu si lesung sambal ini aku jadi penasaran. Apalagi ibuku bilang aku harus mencicipi sambal yang dihidangkan untuk memperkaya pengalaman rasa dilidahku. Setelah kucoba ternyata bikin ketagihan! Sambal yang makin pedas, makin berkeringat akan membuat makan makin nikmat. Apalagi kita sekeluarga makan nyeruit bersama-sama dengan jari jemari di atas lesung sambil bercengkrama dan bersenda gurau. Sejak saat itu, aku suka pedasnya seruit. Ibuku bilang, aku boleh makan pedas asalkan tidak berlebihan dan harus banyak minum air putih dan makan buah setelahnya. Penasaran? Ayo ke Lampung, kita rasakan serunya nyeruit bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post