Fatimah Aida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Duduk Di Jendela, Dan Melihat Dunia NEW (Bab.3 Dasar tukang ngarang)
Duduk Di jendela dan melihat dunia new

Duduk Di Jendela, Dan Melihat Dunia NEW (Bab.3 Dasar tukang ngarang)

Bab .3 (Dasar Tukang Ngarang!)

Bel istirahat berbunyi, anak anak berhamburan keluar kelas. Ada yang bermain, membeli pentol didepan sekolah, dll. Kegiatan anak anak ketika istirahat memang beragam, tepatnya sangat beragam. Sedangkan aku? hanya duduk dikursi kelas, udara dingin yang menusuk tulang selalu siap menyambut diluar. Apalagi dengan seragam sekolah lengan pendek ini, lebih dingin! Lebih baik didalam daripada beku karena kedinginan.

Aku mengeluarkan buku tulis, bukan untuk belajar, buku bebas. Buku ini kudapat saat menang lomba 17 agustus tahun kemarin. Buku ini penuh dengan gambar gambar dan tulisan tulisanku, aku memang sering menulis cerita karangan atau pengalamanku dibuku ini. Dan siang ini aku menulis sebuah cerita karanganku, hanya satu paragraf.

“Teng! Teng! Teng!” aku langsung memasukkan buku itu kedalam tas, bersiap untuk kembali belajar. Naya segera duduk disebelahku, tempat duduknya memang bersebelahan denganku, bahkan kami semeja. 10 menit berlalu, Pak Ilham belum juga masuk. Bukannya Pak Ilham yang masuk kelas, Lisa malah masuk, “kata Pak Ilham ada rapat mendadak, jadi silahkan pulang!” kata Lisa dengan lantang. Jelas sekali dia senang karena disuruh pulang. Teman teman bersorak lalu segera mengambil tas dan berlari pulang. Begitu juga aku.

Jujur saja, aku malas pulang kerumah, dirumah tidak ada siapa siapa selain adik adikku. Tapi, aku tidak punya pilihan lain, akhirnyaa aku melangkah pulang kerumah. “Assalamu’alaikum!” aku mengucap salam, “Mbak Lia, Ali lapar...” baru saja aku masuk adik adikku sudah minta makan. Karena Mak’e pulang dari puskesmas kota kecamatan jam setengah 3 sore, setiap siang akulah yang memasak makan siang. Bapak juga belum pulang dari kota kecamatan.

Akhirnya aku memutuskan menggoreng ikan asin dan membuat sambal, rasanya malas membuat sayur, begitu saja tidak apa bagi adik adikku. Mereka tidak protes, malah senang karena tidak perlu makan sayur. Lisa sudah memasak nasi, nasinya pun sudah matang, jadi kami tinggal makan saja. “Mbak Lisa, tadi Pak Ilham rapat apa?” Ali bersuara ditengah bisingnya suara sendok, “mbuh (tidak tahu)” kata Lisa cuek. Ali menutup mulut mendengar jawaban Lisa, kalau Lisa sudah cuek maka ditanya ribuan kali pun dia tetap akan menjawab ‘mbuh’.

Selesai makan, Ali tidur siang, aku tidak tahu kenapa ia tidur siang. Sedangkan Lisa malah bermain diluar bersama teman temannya. Aku seperti biasa mengarang cerita dan menuliskannya dibuku, setelah pegal, aku ikut tidur siang di kamarku. Dan tentu saja, Lisa sudah pulang dan tidur bersamaku.

***

“Kamu menulis cerita? Boleh ku baca?” tanya Kirana, aku mengangguk dan menyerahkan buku itu. Belakangan ini banyak orang yang penasaran dengan ceritaku, entah kenapa. Saat ini aku sedang diteras rumah Kirana, bermain dengan Naya dan Kirana. Kami memang selalu bermain bersama setiap sore.

“Cih! Kalau suka mengarang artinya kamu pintar berbohong!” sebuah kalimat yang membuatku berapi api, “ulangi!” aku berseru marah. “Tidak ada siaran ulang!” katanya ketus, itu, suara Amir. Salah temanku yang berhenti sekolah, jujur saja, aku belum pernah menganggapnya benar benar temanku. Sebelumnya aku belum pernah berurusan dengan anak ini aku hanya mendengar cerita teman teman tentang anak menyebalkan ini.

“Aku memang suka mengarang cerita, tapi bukan untuk berbohong! Aku hanya menulis apa yang ada dipikiranku! Apa itu salah? Lagipula, kamu sembarangan menuduhku pandai berbohong, mana buktinya!? Mana?!” aku membantah kata katanya sambil menangis. aku, memang bukan anak yang tidak pernah menangis, tidak pernah merengek. Tapi, walaupun disertai tangisan, aku akan tetap membela diriku. Membela diri adalah sebuah hal penting bagiku, bukan hanya membela diri, membela keluarga, teman, dan saudara, itu juga hal penting bagiku.

“Buktinya, kamu pandai mengarang! Itu sudah jadi bukti!” jawabnya ketus, “memang kamu pernah lihat aku berbohong?” aku tak mau kalah. “memang tidak pernah, tapi pasti pernah!” dengan mudah dia berkata seperti itu, mudah sekali dia mengatakannya. “Kenapa kamu cari masalah denganku? Memang aku pernah berbuat salah denganmu?” aku bertanya. Pertengkaran tanpa ada penyebab yang jelas, membuatku penasaran. “Aku hanya khawatir orang orang terpengaruh dengan cerita bohonganmu itu lalu ikut ikutan berbohong.” Jawabnya.

“Hanya itu?!” aku mejawab, mengeraskan suara, membuat Kirana dan Naya bersitatap. Kaget dengan apa yang terjadi. “Kenapa? Masalah?” jawabnya, “asal kamu tahu ya! Sebuah cerita karangan itu mahakarya! Mahakarya! Kau dengar?! Mahakarya!” aku mengulang kata kataku, “tapi cerita karangan anak kecil sepertimu bukan mahakarya! Cerita bohong bohongan mu itu sebagai latihan berbohongmu!” “apa kamu bilang?!”

Bersambung...

Assalamu'alaikum semua!

ogenkidesuka?

Alhamdulillah bab 3 nya selesai!

maaf ya lama soalnya beberapa hari ini aku sibuk banget.

Dan maaf ditengah tengah cerita malah bersambung.

soalnya lanjutannya belum aku tulis hehe.

oke makasih udah baca ceritaku.

Bye!

wassalam.

Salam: Fatimah Aida

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ga tahu kenapa baca cerita ini jadi ngebayangin beneran Ikut marah ama Amir, gemesssss banget kl ada di dunia nyata itu ahhhh maraj bahgt aku

13 Feb
Balas

wkwk emang sih amir ngeseliiiiin

13 Feb

:)

13 Feb

Iya, Amiir ihh rasanya gemeesss bangettt ihhh

26 Feb

Fatimah, Seruuuuu Bangetttt

26 Feb
Balas



search

New Post