(BERKELILING DUNIA TANPA TRANSPORTASI)

Indonesia merupakan negara berkembang, dimana semua aspek mengalami kemajuan. Dilewati oleh garis katulistiwa dan diapit oleh dua Samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia. Negara yang subur ini oleh rakyatnya dimanfaatkan untuk pertanian, disamping itu ternyata Indonesia juga memiliki kekayaan akan keanekaragaman hayati. Keunggulan sektor kuliner, pariwisata, budaya lokal semakin menjadikan negara ini banyak dikagumi dan menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat dari luar negeri.

Di tengah keunggulan dan potensi yang dimiliki negara ini, ternyata masyarakatnya masih sangat minim sekali terhadap minat baca. Hanya sedikit sekali masyarakat yang suka membaca. Padahal, kenyataannya Indonesia menduduki peringkat atas di negara-negara Eropa yang memiliki sarana baik dalam hal membaca. Masyarakat negeri ini lebih memilih menggunakan waktu luang untuk bermain dengan gawainya. Ini bisa kita jumpai saat menunggu antrian maupun saat waktu longgar. Mereka lebih menikmati dengan aktivitas bermain game, membuat status tentang kegiatannya saat itu. Padahal memilih membaca buku dapat dijadikan sebagai alternatif solusi dalam mengisi waktu luangnya.

Pepatah mengatakan bahwa membaca membuka cakrawala. Buku sering disebut sebagai pembuka cakrawala. Membaca buku berarti membuka jendela dunia, sedangkan kunci untuk membuka jendela dunia adalah membaca. Ketika kita membaca buku, saat itu pula kita menyelami isi dunia. Dengan membaca kita dapat menambah pengetahuan dan pengalaman cakrawala berpikir. Membaca juga membuat kita menjadi orang yang kreatif, aktif, mengembangkan ide, dan dapat berpikir secara kritis.

Menurut Yunus (2012), membaca adalah aktivitas membaca informasi yang disampaikan di dalam bahan bacaan. Dari sini kita dapat ketahui bahwa dengan membaca akan didapatkan berbagai informasi. Dengan membaca kita seperti berjalan-jalan melintas dunia tanpa menggunakan transportasi. Mau mengetahui bagaimana Menara Eiffel, bagaimana bentuk Ka’bah atau bagaimana wujud dan sejarah adanya salah satu keajaiban dunia di India yaitu Taj Mahal hanya dengan duduk tanpa mengeluarkan jutaan biaya.

Misal kita membaca buku The Dark Continent : Sejarah Afrika oleh Abdul Haris Nasution, Flores Tanjung, Arfan Diansyah. Penulis sering membaca buku tentang sejarah sebuah negara Afrika. Jadi buku ini berisi tentang kehidupan bangsa Afrika sejak zaman Pra-Aksara hingga zaman Afrika Modern. Inilah yang dinamakan buku bisa membuka jendela dunia. Karena dengan membaca buku kita menjadi tahu bagaimana kehidupan masyarakat disuatu negara. Bukan hanya kehidupan saja, membaca buku juga mengajak kita bertamasya batin menemui banyak ahli.

Dengan membaca, ternyata juga mengajak kita bertamasya batin menemui banyak ahli. Kita bisa mengetahui sejarah, tradisi, adat-istiadat, dan lainnya. Buku yang ditulis oleh ahli kedokteran yang berjudul Tatalaksana Stroke dan Penyakit Vaskuler lain yang ditulis Abdul Gofir bisa menjadi salah satu contoh. Isi buku tersebut mengenai cara belajar kasus neurologi secara konstektual dan memberi tau bagaimana cara mengatasi kasus stroke dan penyakit vaskuler lain yang jarang ditemui saat praktik klinik. Kita bisa mengetahui berbagai macam pengetahuan yang ada diluar sana tanpa harus pergi berkunjung ke ahli-ahli tertentu.

Membaca memang sulit diterapkan namun bisa dijadikan sebuah kebiasaan. Sehingga kita harus membiasakan diri di waktu luang untuk membaca. Dengan terbiasa akan menjadi rutinitas yang positif dan menghasilkan banyak manfaat. Membaca buku tak lain seperti halnya nasi dan minuman. Kebutuhan yang hakiki bagi kehidupan, sumber kekuatan bagi akal dan sumber ketenangan bagi batin manusia.Mengetahui banyak hal tidak harus mendekat secara langsung. Mengetahui beragam hal bisa kita lakukan hanya dengan membaca. Diibaratkan membaca sama dengan berkelana, bertamasya, kemanapun kita inginkan. Dengan membaca kita berjelajah, berjalan, mendaki, dan menuruni pengetahan di berbagai penjuru dunia. Bukan alasan lagi untuk tidak membaca buku, saat ini buku hadir dan dapat diakses menggunakan gawai, seperti Google Book, Ebook. Pemerintah juga sudah peduli terhadap antusias masyarakat untuk gemar membaca. Dibangunnya perpustakaan daerah yang dikemas menjadi perpustakaan digital menjadi satu bukti kepedulian pemerintah untuk membangun budaya minat baca. Maka dari itu marilah kita membaca, dengan membaca buku kita seolah menapaki samudera yang begitu luas dengan sejuta manfaatnya. Dengan membaca kita bisa berfikir dan menyadari bahwa tulisan adalah sumber manfaat bagi kehidupan.

BIODATA

Hallo, perkenalkan namaku Fatika Ageng Sekar Taji , atau biasa dipanggil Fatika. Aku lahir di Ponorogo , 15 Oktober 2003. Sekarang aku duduk dibangku kelas 11 di salah satu sekolah yang terletak di ujung timur kota Ponorogo yaitu SMAN 1 PULUNG . Menulis adalah hobi baruku yang mulai aku tekuni saat pandemi, awal mulanya ditugaskan untuk membuat essay majalah sekolah oleh guruku, namun lama kelamaan aku menyukainya. Dari kesukaanku menulis aku jadi lebih gemar membaca. Selain menulis dan membaca aku sangat suka travelling, fotografi, memasak dan kuliner. Saat ini, aku berdomisili di Ponorogo. Jika ingin lebih dekat dengan aku kalian bisa cek diakun IG ku @fatikaast, dan akun email ku [email protected] maupun nomor hp 082131605637.