Dosa
Di atas takhta berlapis emas,
ia duduk angkuh, tersenyum culas,
tapi tangannya berlumur belas,
membakar janji, mengubur ikhlas.
Sumpahnya lirih di udara lebur,
seperti abu dari janji yang usang,
rakyatnya lapar, negerinya hancur,
namun ia menari, tertawa, tenang.
Tangannya menadah emas dan perak,
di bawahnya—jerit yang tak terdengar,
petani menangis, nelayan tenggelam,
tapi ia mabuk dalam kemewahan.
Darah pahlawan ia jadikan tinta,
menulis dusta dalam kitab kekuasaan,
sejarah menangis, bumi pun geram,
atas khianat yang ia tanam.
Tapi waktu tak pernah lunas,
dosa tetap mencatat jejak,
dan di ujung senja yang panas,
singgasana itu retak... RETAK!
Tersungkur ia dalam bayang-bayang,
diadili malam, dikutuk zaman,
namanya tinggal sejarah kelam,
terpatri ngeri... dalam dendam!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar