Muhammad Fakhri Lukman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bab 1 : Kediaman Diantara dua Dunia

Bab 1 : Kediaman Diantara dua Dunia

Apartement Sudra Mandara namanya, dibuat pada tahun 1960 oleh sepasang kekasih yang berasal dari negeri bambu yang bermimpi besar untuk bisa hidup dengan bahagia dan tentram.

Tapi beberapa tahun setelah itu, ada berbagai macam kecelakaan yang terjadi secara misterius dan tiba-tiba, yang membuat mereka harus meninggalkan Apartement berlantai 3 itu, mereka pada awalnya berencana untuk menjualnya, tapi karena tidak ada yang berminat, akhirnya Apartement itu ditinggalkan terbelantara.

Karena telah tertinggal lama dan tak terawat, apartement itu menjadi salah satu tempat pendiaman favorit para mahluk-mahluk halus di daerah sekitar situ, tapi sejak Dendi datang dan berminat menetap disana, sudah tidak ada satupun mahluk halus yang berani berdiam diri disana lama-lama, karena mereka takut diserap oleh Dendi yang memiliki kekuatan astral yang jauh lebih besar dari mereka.

Tempat tertinggal itulah tempat dimana Aku, Satria tinggal selama beberapa saat ini.

Sudah 2 bulan berlalu, sejak pertemuan tidak baik pertamanya Satria dengan dunia supernatural, tidak banyak hal luar biasa maupun aneh yang terjadi di dalam kehidupanku, sama seperti kehidupanku sebelum diganggu oleh bu Ratma, setiap pagi, aku selalu pergi keluar dari gedung apartement terbengkalai itu untuk melakukan lari pagi, kemudian siangnya pergi berjualan koran-koran dan majalah, lalu malamnya balik ke apartement untuk beristirahat.

Tapi ada 1 hal yang berbeda setelah kejadian menyeramkan itu.

Tukang sapu itu.

Karena sudah muak memanggilnya dengan memanggil hantu tua itu dengan sebutan ‘Pak sapu’, Satria pada akhirnya menanyai nama hantu tua itu, hantu itu pada akhirnya memberikan namanya kepada Satria.

Dandi berdana, atau seperti bapak itu memintaku memanggilnya, Pak Dendi.

Ketika aku Tanya kenapa tidak mau dipanggil Pak Berdana, Pak Dendi bilang begini.

“Rasanya gak nyaman Sat! ketika dipanggil begitu, rasanya kayak kena sindiran Pak Kaya!” Gerutunya.

“Lagipula, kau nantinya akan menjadi bawahan saya, kalau kau panggil saya pak Berdana terus nanti bisa-bisa kau saya kutuk tanpa sengaja lho!” Ucap Pak Dendi, mendengar perkataannya, aku hanya mengangguk saja, hingga sebuah perkataan yang diucapkannya masuk ke dalam kepalaku.

“Hah! Sejak kapan aku setuju menjadi bawahan mu hei pak tua! Kita belum lama lagi baru saling kenal! Lagipula belum tentu aku masih mau untuk ikut mencari mahluk-mahluk astral menyeramkan itu bersamamu!” ucap satria kesal.

Melihat muka satria yang masam, pak Dendi hanya tersenyum dan mengayunkan tangannya.

Seketika, debu-debu berterbangan masuk ke dalam ruangan itu, entah dari mana asalnya debu itu, padahal di dalam ruangan itu tidak ada jendela maupun ventilasi, dengan ledakan cahaya yang berwarna hijau kemudaan, Debu-debu itu bergabung menjadi sebuah cermin besar, 2 kali lebih besar daripada tubuhku.

Dengan senyuman besar dimulutnya, Pak Dendi berkata padaku.

“Perhatikan bapak baik-baik Satria, sepertinya kau sudah mulai melupakan apa yang bapak beritahu ke kamu beberapa bulan yang lalu, biar bapa peringatkan kembali kepadamu.”

Setelah mengucapkan itu, Pak Dendi menepuk kedua tangannya dan seluruh bagian ruangan itu dipenuhi dengan cahaya terang yang menyilaukan mata.

Secara reflex, Satria menutup kedua bola matanya menggunakan telapak tangannya, ketika penglihatannya sudah menjadi lebih baik, matanya terbuka lebar-lebar, mulutnya terbuka lebar karena kagum.

Semua perabotan, barang-barang, dan kondisi basement apartement kami sudah berubah total.

Berubah menjadi lebih buruk tapi.

Jauh lebih buruk.

Ruangan basement apartement kami yang awalnya putih mengkilat, mengeluarkan bau bunga mawar yang mengindahkan hari seseorang, kini menjadi hitam pekat, penuh dengan debu-debu yang bertumpukan dan dipenuhi dengan air yang berbau busuk.

Dinding apartement yang sudah aku lap bersih, yang sebeleumnya sudah kuberi cat abu-abu untuk menutupi retakan-retakan yang ada, kni sudah dipenuhi dengan gambar-gambar graffiti jelek.

Melihat kondisi ruangan yang jauh lebih parah dari yang sebelumnya, Satria tanpa sengaja langsung mengingat semua perjuangan yang telah dia lakukan supaya bisa membuat basement apartement itu bersih, dengan perasaan yang berapi-api Satria mengambil kursi kayu yang letaknya tidak jauh darinya, kemudian dengan sekuat tenaga dia berlari ke arah si hantu tua itu, sambil berteriak dengan menggunakan perasaan paling dalam.

“DEEEEEEEEEEEEEEEENNNNNNNNNNNDIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!”

Melihat Satria yang berlari mendekat, Dendi dengan senyuman girang pergi ke wujud satralnya dan masuk ke dalam tembok, membuat Satria berlari menabrak dinding bata yang keras.

Setelah Satria datang kembali dari alam mimpi, Dia di perlihatkan pemandangan yang tidak asing.

“Ini kan…” Ucap satria pelan.

“Ya, ini kondisi basement apartement ini 2 bulan yang lalu, sebelum kau kusuruh untuk merapikan lantai dan meluis dindingnya.” Ucap Dendi.

Kemudian, Dendi merenggakan kedua tangannya ke sampingnya, pemandangan basement apartement lama itu pun menghilang dan dengan cepat berganti menjadi sebuah miniature matahari dan miniature bulan, miniature matahari di dalam telapak tangan kanan, dan miniature bulan di telapak tangan kirinya.

“Seperti yang saya sudah bilang 2 bulan yang lalu, dunia yang kita ketahui ini itu sebenarnya tidaklah satu, melainkan 2 buah dunia yang dipisahkan oleh sehelai garis tipis yang memisahkan mereka berdua.”

Dendi kemudian mengangkat telapak tangan kanannya ke atas, Miniatur matahari yang ditangganya emudian makin membesar, gambar-gambar manusia yang sedang melakukan berbagai aktifitas terlihat di dalamnya.

“Dunia yang pertama, Dunia manusia, dunia yang kita berdua sedang tinggali, dan dunia dimana kau berasal, di dunia ini tidak ada satupun hal mistis ataupun supernatural yang bisa terjadi, karena dunia Manusia itu juga memiliki aturannya masing-masing, jadi dunia lain tidak bisa seenaknya menegakkan aturan mereka disitu.”

Miniatur matahari itu mengecil, kemudian Dendi menaikkan tangan kirinya, Miniatur bulan itu mulai membesar, dan didalamnya terdapat sebuah pusaran berwarna hitam pekat.

“Dan dunia yang satu lagi, Dunia astral, tempat dimana mahluk seperti saya dan setan-setan lainnya tinggal, di Dunia sana, matahari tidak bersinar, hanya cahaya dari bulan yang bisa sampai ke sisi lain, di luar negri, Dunia astral disebut dengan berbagai sebutan, Limbo, Nirvana, Tartarus, dan hal-hal lainnya.”

“Kedua dunia ini dipisahkan oleh garis tipis yang kami kaum dunia Astral sebut dengan garis Axis, dan kaum manusia sebut dengan alam bawah sadar.”

“Selama beberapa tahun silam, saya menyadari bahwa ada banyak sekali arwah-arwah yang tidak bisa menyebrang dari dunia Manusia ke dunia astral setelah waktu mereka habis, setelah saya selidiki lebih dalam, ternyata ada sesuatu hal yang membuat lapisan garis Axis menjadi lebih kuat, sehingga mengakibatkan para arwah-arwah itu tidak bisa menyebrang dan membuat mereka menjadi hantu gentayangan di dunia sisi sini.”

“Jumlah arwah-arwah gentayangan itu membuat kedua dunia kita menjadi tidak seimbang, berat sebelah kalau pakai Bahasa sekarang, Dunia arwah menjadi sepi, sedangkan dunia Manusia menjadi lebih ramai, hal ini membuat kacau kedua buah dunia.”

“Setelah beberapa tahun mencari unsur dari semua masalah ini, aku berhasil menemukannya, ternyata sumber masalahnya terletak di dekat daerah ini, lebih tepatnya, Apartement dimana kita sedang beridir ini, tempat ini merupakan pintu masuk ke garis Axis, Kediaman diantara dua dunia.” Ucap Dendi mantap, matanya bersinar-sinar dengan cahaya ungu muda.

“Tapi ternyata masalahnya tidak bisa saya selesaikan sendiri, harus ada orang yang bisa membantu saya di dunia manusia.”

“Dan kebetulan saja, saya berhasil bertemu denganmu Satria, kau memiliki kekuatan Astral yang sangat besar walaupun masih kecil, kalau kau dilatih dari sekarang, dalam beberapa tahun, kau sudah bisa membantuku untuk memperbaiki Garis Axis.”

“Yahhh…. Jadi begitulah, mau tak mau, kau harus bantu saya Sat, kalau tidak, dunia kita berdua bisa kena malapetaka nantinya, kalau kedua dunia kita menyatu, tidak salah menyebutnya hari kiamat.” Ucap Pak Dendi.

Satria yang dari tadi duduk di ujung ruangan hanya diam berpikir, matanya tertutup, kedua kakinya dia luruskan dan tangannya dia taruh di mukanya.

Melihat Satria yang terlihat berpikir dengan serius, penilaian Satria di pikiran Dendi mulai naik.

‘Hebat pula anak muda ini, padahal masih kecil, tapi terlihat sekali keseriusannya untuk menangani masalah ini, sudah seperti pahalawan super saja’ pikir Dendi kagum.

“Baiklah!” teriak Satria.

Muka dendi yang datar mulai berubah, dengan senyuman besar di mukanya, Dendi memanjangkan tangannya ke Satria.

“Bagaimana Satria, sudah siapkah kau untuk ikut bersama saya untuk memperbaiki garis pemisah dunia kita?” Tanya Dendi serius.

Satria melihat tangan Pak Dendi yang dijulurkan ke arahnya, dia mengambil nafas panjang, dan mulai berbicara.

“Pak Dendi, bapak tu sadar gak sih pak? Saya tuh masih kecil lho pak, belajar tambah kurang aja belum tuntas, malah disuruh mikir hal sulit begini, lebih dari setengah kata-kata bapak tu masuk dari telinga kanan lalu keluar dari telinga kiri tahu.” Gerutu Satria.

Pak Dendi hanya bisa melayang lemas mendengar jawaban Satria

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post