Faiza Karimatuz Zahida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pencurian Lukisan - Detektif - Bagian 1

Di malam yang senyap, pukul 12.00 malam. Di negeri Dekdip. Abson dan Lory belum tidur. Abson masih membaca koran sambil menyeduh teh. Sedangkan Lory tengah membaca buku di kursi goyangnya.

“Tok! tok! tok!” Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah Abson.

Lory membukakan pintu. Siapa yang datang malam-malam begini?

Tampak seorang wanita berambut pirang di ambang pintu. Lory mempersilahkannya masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu.

Dilihat dari penampilannya, ia adalah seorang wanita kaya raya. Rambut pirangnya tergerai di pundak. Di rambutnya diberi beberapa aksesoris entah apalah itu. Bajunya terlihat sangat mahal. Ia juga memakai beberapa perhiasan. Serta tas yang senada dengan sepatunya.

“Nama saya em... Loisa.” Wanita itu memperkenalkan diri.

“Saya tahu anda adalah seorang detektif hebat. Dan telah memecahkan banyak kasus. Nama anda tenar sekali di negeri ini. Karena itu saya pergi kesini untuk meminta anda menyelidiki kasus saya.” lanjutnya.

“Terimakasih untuk pujiannya, Nona. Bisa nona ceritakan apa kasus nona?” tanya Abson sopan.

“Tentu.” jawab Wanita itu.

Wanita itu menarik napas dalam-dalam. Dan mulai bercerita.

“Apakah anda tahu bank Sentral? Yang berada tepat di sebelah restoran Chew.” Wanita itu memulai cerita kasusnya dengan sebuah pertanyaan.

“Tentu saja, saya tahu, Nona. Itu adalah bank terbesar di negeri Dekdip.” sahut Abson. Diikuti anggukan Lory. Semua orang di negeri Dekdip juga tahu bank Sentral.

“Sayalah pemilik bank tersebut.” ucap wanita itu.

“Lalu, apakah ada perampokan di bank milik, Nona? Perampokan besar?” sambar Lory.

“Iya. Lebih tepatnya lagi adalah perampokan yang sanga...t besar.”

“Sangat besar? Apakah seluruh uang di bank anda hilang? Atau sekaligus perabotan di bank anda?” sambar Lory lagi.

“Tidak. Semua uang di bank saya masih berada pada tempatnya.” jawab wanita itu.

Dahi Lory mengernyit, Semua uang masih berada pada tempatnya? Lantas apa yang dirampok?, begitulah arti kengernyitannya.

“Tapi... sesuatu ada yang tidak lagi berada di tempatnya.” lanjut wanita itu.

“Sesuatu yang sangat berharga. Sangat berharga. Benar-benar berharga. Jika hilang, mahal sekali harganya.”

“Itu adalah...,” Wanita itu tak menyambung ucapannya. Ponsel di dalam tasnya berdering.

“Em... saya permisi dulu. Besok saya akan kembali lagi kesini.” Wanita tersebut pamit dan berlalu pergi.

“Silakan Nona.” jawab Abson.

Abson berjalan mendekati jendela. Dia melihat wanita itu yang keluar dari rumahnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post