Fairuz Rohadatul 'Aisy

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pandemi Bukan Satu-satunya Penyebab Melemahnya Mental Pelajar

gosh.. jam tujuh” teriakku dalam hati. Tergesa-gesa aku menyalakan handphone dan laptopku. Aku segera absen dan mencatat tugas apa saja yang harus ku kerjakan hari ini. Yah, beginilah rutinitasku selama pembelajaran daring. Sering kali aku tidur di atas pukul 12 malam kemudian tidur lagi setelah shalat subuh dan bangun pukul 7 pagi untuk absen. Tak jarang juga aku bangun di atas jam 9 dan ketinggalan pelajaran jam pertama.

Rutinitas itu berlangsung selama kurang lebih 6 bulan. Aku juga jarang olahraga, jarang tersiram sinar matahari pagi, dan pola makanku sedikit berantakan. Awalnya aku tidak merasakan perubahansignifikan di tubuhku. Aku tetap bisa konsentrasi Ketika belajar, bisa mengerjakan danmengumpulkan tugas teat waktu, pokoknya hidupku masih berjalan normal.

“Jangan tidur setelah subuh, mbak, nggak baik”

“Coba sekali-kali kamu olahraga, sepedahan, atau jogging, gaperlu jauh-jauh, keliling perumahan aja cukup. Biar badanmu nggak emes”

Kalimat-kalimat semacam itu sering sekali terucap dari bibir orang tuaku, tapi tidak pernah kupedulikan.

Beberapa pekan kemudian, aku sering kehilangan fokus, sering tidak enak badan, dan berakhir ketinggalan pelajaran. Meskipun begitu, aku tetap memaksakan diri untuk belajar, mengerjakan tugas sekolah, dan beraktifitas seperti biasa.

Puncak dari stressku adalah saat PAS semester 1. Aku benar-benar tidak bisa belajar sama sekali. Setiap membuka buku, aku merasa pusing, keringat dingin, bahkan mual. Itu karena aku memaksakan belajar selama kurang lebih 2 bulan. Pikiranku kalut pada saat itu. Disatu sisi, aku ingin mendapat nilai yang baik, namun disisi lainnya aku sama sekali tidak bisa belajar. Hampir setiap malam aku nangis karena tidak bisa mendapat nilai maksimal. Aku kehilangan selera makan, tidak bisa tidur karena terlalu banyak pikiran, kacau sekali. Ini berlangsung hamper satu pekan.

Sampai suatu hari mama tau nilaiku anjlok. Beliau tanya penyebab nilaiku terjun payung. Setelah 30 menit aku cerita sambil nangis, mama faham dan langsung bilang

“oohh gituu?? Yaudah buat semester ini targetnya dirubah. Jangan menargetkan nilai yang tinggi. Cukup mbak Ais selesaikan PASnya saja. Kalau tidak bisa focus belajar, yaudah tidak perlu belajar dulu. Mbak Ais mengerjakan ujian sesuai dengan apa yang mbak Ais pelajari satu semester ini. Mama nggak masalah kok kalau nilainya mbak Ais pas-pasan, yang penting anaknya mama sehat”

Selama ini memang aku selalu belajar dengan cara yang cukup ekstrem. Setiap pagi aku mengikuti daring, mengerjakan semua tugas. Kemudian untuk belajar malam aku mulai pukul 19.00 – 23.00. Bahkan saat ujian, aku bisa belajar sampai jam 2 pagi. Karena mamaku menyarankan untuk mengurangi jam belajar, aku hanya belajar selama 1 jam perharinya. Aku mencoba untuk lebih rileks dan menikmati waktu luangku. Sempat ada kekhawatiran di dalam hatiku

”gimana kalau nilaiku makin jelek”

“emang aku boleh santai santai gini? Kalau aku gagal masuk PTN gimana?”

Tapi aku mencoba untuk percaya kepada mamaku. Akhirnya, aku menyelesaiakan ujian dengan nilai yang sangat mengecewakan. Tapi setidaknya, aku tetap bisa belajar dengan nyaman hingga saat ini. Kalau saja waktu itu aku memaksakan diri, mungkin sekarang aku di rumah sakit.

Memasuki kelas XI semester 2, mama dan ayah membatasi jam belajarku. Mereka juga mengubah cara belajarku agar aku tidak mudah tertekan. Aku juga diwajibkan olahraga tiap hari.

Setelah kurang lebih 1 bulan aku melakukan apa yang disarankan orang tuaku, aku merasa lebih sehat dari sebelumnya. Kecemasaku juga berkurang, meskipun masih ada. Semester 2 ini, aku berharap mentalku dan kesehatanku stabil agar nilaiku tidak jatuh seperti semester kemarin.

Biografi

Fairuz Rohadatul ‘Aisy dilahirkan di Kota Pasuruan pada 22 Juni 2003. Sekarang ia duduk di bangku sekolah kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.

Ia bisa dihubungi lewat e-mail [email protected] atau whatsapp 083167477728

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post