Fadila Amaliah Ramadhani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Chapter 1

Chapter 1

Ide Yang Bagus - Chapter 1

Di hari libur yang sangat membosankan, Fany hanya melamun dan termenung di dalam kamarnya. Tak lama kemudian "kring kring kring" (ring sepeda).

"Eh ada siapa itu?" tanya Fany dalam benaknya lalu bergegas ke depan pintu.

Sesampainya di depan pintu dan membukanya ternyata yang datang adalah Nurul.

"Nurul? Sedang apa kamu di sini?" tanya Fany heran.

"Hehehe.. Tidak apa apa kok, aku hanya ingin mengajakmu bersepeda karena bosan dirumah, kamu mau tidak?" Nurul mengajak Fany.

"Wah setuju! Aku juga sangat bosan di rumah terus, kamu tunggu di sini yah aku ambil sepeda dulu sekalian minta izin," Fany kemudian meminta izin kepada orang tuanya kemudian mengambil sepeda.

Mereka pun bersepeda kesana kemari menikmati udara yang sejuk di luar. Karena merasa lelah mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti dan beristirahat disebuah warung. Mereka kemudian membeli minuman karena merasa haus.

"Fan, liburan kali ini kamu mau kemana?" tanya Nurul membuka pembucaraan mereka.

"Tidak kemana-mana, kalau kamu?" Fany kembali bertanya.

"Sama dong, aku juga tidak kemana-mana makanya aku bosan di rumah saja karena tidak ada kegiatan," kata Nurul lalu melahap minuman yang dia pegang.

"Yasudah kita jalan lagi yuk setelah itu pulang," ajak Fany kepada Nurul.

"Yasudah, ini juga sudah mulai gelap," kata Nurul menyetujui perkataan Fany.

Mereka pun melanjutkan bersepeda dan pulang beristirahat . Setelah sholat isya, ibu Fany mengatakan bahwa di depan ada temannya yang sedang menunggu. Karena penasaran, Fany kemudian bergegas ke depan dan melihat ada siapa yang datang.

"Eh ada Rani dan Sarah, Ada apa kalian datang malam-malam?" tanya Fany heran karena tidak biasanya temannya datang malam-malam.

"Tidak apa-apa, liburan ini kamu ada rencana tidak?" tanya Sarah.

"Tidak ada rencana ingin pergi sih, memangnya kenapa?" Fany seketika cemberut karena tidak akan pergi liburan.

"Bagus dong, karena aku dan Rani punya ide bagaimana kalau kita semua liburan bersama saja? Pasti seru, kamu setuju tidak?" Sarah mengatakannya dengan semangat.

"Wah setuju, tapi kita mau liburan kemana? Luar negeri? atau cuma dalam negeri saja?" tanya Fany kembali.

"Sepertinya keluar negeri lebih bagus, supaya kita bisa tau budaya-budaya orang luar, kita juga bisa mengunjungi tempat-tempat wisata yang tidak ada di Indonesia, bagaimana?" Sarah mengusulkan.

" Iya betul, kita juga bisa belajar tentang budaya-budaya mereka," Rani menyetujui usulan Sarah

"Tapi kita mau kemana?" Fany kembali bertanya.

"Bagaimana kalau kita ke Korea?" Rani mengusulka.

"Setuju!" kata Sarah dan Fany bersamaan.

"Kira-kira kita di beri izin tidak yah? Korea kan jauh di Asia Timur, apakah orang tua kita akan setuju?" Rani tiba-tiba tidak yakin dengan rencana mereka.

"Hmm.. kita coba saja dulu, bagaimana? Sarah meyakinkan.

"Oh iya, Nurul belum tau kan tentang ini?" kata Fany.

"Iya Nurul belum tau, kamu bisa tidak Fan mengabarinya?" kata Rani.

"Kalau begitu tunggu sebentar yah, aku akan mengambil ponsel ku dan menelponnya." Fany kemudian bergegas masuk ke dalam kamarnya dan mengambil ponselnya untuk menelpon Nurul.

Ibunya yang melihatnya begitu buru-buru pun menghentikannya dan bertanya, tapi Fany tidak menghiraukan ibunya dan hanya mengatakan bahwa ada hal penting yang mau dia lakukan. Setelah sampai di kamar dia kemudian mengambil ponselnya dan kembali berlari dengan cepat menuju Rani dan Sarah.

"Sebentar yah, aku telpon Nurul dulu," kata Fany dengan nafas yang ngos-ngosan karena habis berlari.

Fany : Halo Nurul

Nurul : Iya ada apa?

Fany : Jadi begini Aku, Sarah, dan Rani punya rencana, bagaimana kalau kita liburan bersama?

Nurul : Wah setuju pasti akan seru itu, kita mau kemana memangnya?

Fany : Kami memutuskan untuk ke Korea, bagaimana? Kamu mau?

Nurul : Asik itu, tapi aku belum pasti yah bisa jadi aku tidak di beri izin

Fany : Kami juga belum minta izin kok, Rani dan Sarah juga masih ada di sini

Nurul : Yasudah, kalau begitu kita minta izin sekarang saja bagaimana?

Fany : Iya, good luck yah

Fany memutuskan telponnya dan berbicara bersama Rani dan Sarah kembali mengenai rencana liburan mereka.

"Kalau begitu aku dan Sarah pulang dulu ya, sampai jumpa!" Rani dan Sarah berpamitan kepada Fany.

Fany pun masuk kembali ke dalam rumahnya berniat untuk membicarakan rencananya dan temannya kepada ibu dan ayahnya. Meskipun di banjiri dengan rasa takut, dia tetap memberanikan diri untuk berbicara bersama kedua orang tua nya.

"Tadi kenapa buru-buru seperti itu?" ibu Fany bertanya.

"Tidak apa-apa, aku hanya mengambil ponsel," Fany menjawab dengan gugup.

Seketika keadaan menjadi hening. Fany tidak tau ingin berkata apa kepada orang tuanya. Dia kemudian berpura-pura bermain ponsel sambil berpikir apa yang akan dia katakan. Tak lama kemudian, dengan segala nyali yang telah dia kumpulkan dia akhirnya memberanikan untuk berbicara kepada kedua orang tuanya.

"ayah, ibu aku mau bicara sesuatu boleh?" kata Fany denga jantung yang rasanya ingin keluar.

"ada apa? bicara saja!" kata ayahnya sambil bermain ponsel.

"Jadi begini, aku dan teman-teman punya rencana ingin liburan bersama," Fany kemudian menundukkan kepalanya karena takut.

"Memangnya kalian mau kemana?" tanya ayahnya kembali.

"Aduh, aku harus bagaimana?" tanya Fany dalam benaknya.

"Di tanya kok diam saja? Ada apa?" kata ibunya.

"Ayah, ibu aku dan teman-teman ingin liburan ke Korea," Fany kembali menundukkan kepalanya karena takut.

"Korea?" tanya ayahnya dengan nada tinggi.

"Iya yah," Fany merasa takut dan terus menundukkan kepalanya sambil menutup mata.

"Apakah itu tidak kejauhan? Siapa yang akan menjaga kalian di sana? Bagaimana kalau kalian kenapa-kenapa? Korea itu bukan tempat yang dekat. Kamu tidak boleh pergi." ayahnya menegaskan dan melarangnya.

"Tapi.." terppotong oleh ayahnya.

"Kalau ayah sudah bilang tidak yah tidak, mengerti?" ayahnya kembali menegaskan untuk tidak mengizinkannya.

"Ibu juga tidak setuju, disana itu negara orang dan kalian nekat ingin kesana sendirian? pokoknya tidak." ibu nya menambahkan.

Fany kemudian masuk ke dalam kamarnya dan menangis karena tidak mendapatkan izin dari kedua orang tuanya. Padahal diaany pun masuk ke kamarnya dan menangis karena tidak diberikan izin oleh ingin sekali liburan bersama teman-temannya ke Korea. Karena itu akan menjadi pengalaman pertamanya berlibur bersama teman-temannya. Tapi itu semua tidak akan terjadi karena tidak mendapat persetujuan dari orang tua nya. Dia kemudian menangis dan terus menangis hingga akhirnya tertidur.

Keesokan harinya, saat dia terbangun dari tidurnya matanya menjadi sangat bengkak karena menangis semalaman. Dia pun takut untuk keluar dari kamarnya karena tidak mau orang tuanya mengetahui tentang itu. Tapi ibunya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya untuk mengajaknya sarapan. Tapi ibunya kaget melihat matanya yang sangat bengkak itu.

"Kamu habis menangis? Ada apa? Apa karena kejadian semalam?" ibunya bertanya.

Tapi Fany hanya diam dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci mukanya. Ibu nya sudah menunggu di luar karena ingin berbicara dengannya. Tapi setelah Fany keluar dari dalam kamar mandi dia tidak menghiraukan ibunya dan langsung menuju dapur untuk sarapan. Dia memakan makanannya dengan keadaan diam tanpa berkata apa-apa. Ibu dan ayahnya pun merasa heran sekaligus khawatir.

Setelah sarapan, dia pun bergegas untuk mandi dan pergi ke rumah Nurul. Dia berniat untuk menceritakan semuanya kepada Nurul. Dia juga memanggil temannya yang lain agar dia bisa sedikit tenang.

"Fany? Ada apa? Tumben pagi-pagi begini kamu datang," Nurul yang membukakan pintu pun merasa heran dan bertanya-tanya.

"Di mana yang lain? belum ada yang datang?" Kata Fany dengan sangat dingin.

Nurul yang melihatnya bertingkah tidak seperti biasanya pun merasa sangat heran.

"Belum Fan, kamu ini kenapa sih?" tanya Nurul kembali.

"Kita boleh bicara di dalam kamar mu boleh tidak?" Kata Fany.

"Boleh, yasudah kalau begitu ayo masuk," Nurul kemudian menarik tangan Fany dan menuju ke kamarnya.

Di dalam kamar Nurul, Fany hanya diam dan melamun. Nurul tidak tau apa yang terjadi padanya. Nurul mengira bahwa Fany sedang kesurupan. Tak lama kemudian, Rani dan Sarah pun sampai. Nurul keluar untuk menjemputnya di luar sedangkan Fany menunggu di dalam kamarnya.

"Eh, Fany kenapa sih? Dari tadi aku ajak bicara dia tidak merespon, dia hanya diam dan melamun saja. Aku takut terjadi apa-apa dengannya." kata Nurul khawatir.

"Di mana dia sekarang? Kita coba bicara sama-sama saja, siapa tau dia merespon," Usul Sarah.

Nurul, Rani, dan Sarah pun masuk ke dalam kamar Nurul tempat Fany berada. Sarah mencoba membuka pembicaraan dengan Fany tapi gagal, Fany hanya melamun terus-terusan dan diam.

"Fany, kamu kenapa? Coba cerita sama kita," Kata Sarah sambil memegang tangannya.

"Iya Fan, kita pasti akan dengar kok. Kamu bicara saja sama kita," Rani menambahkan.

"Jangan diam saja Fan, bagaimana kita bisa tau keadan kamu kalau kamu tidak cerita," Nurul juga membantu membujuk Fany agar mengatakan semuanya,

Tak lama kemudian, Fany menangis. Teman-temannya pun khawatir terhadapnya. Tapi akhirnya Fany pun menceritakan semuanya kepada meraka, tentang larangan kedua orang tuanya. Temannya pun tentu merasa sedih, karena mereka sudah mendapat persetujuan dari kedua orang tuanya tapi Fany tidak mendapatkannya. Fany kemudian menangis karena itu, dia juga ingin liburan bersama teman-temannya. Tapi sayang sekali, semua itu tidak akan terjadi kaena larangan dari orang tuanya.

"Aku juga ingin pergi bersama kalian, aku ingin bersenang-senang bersama kalian tapi itu semua hanya hayalan ku saja," kata Fany sambil menangis.

"Tidak apa-apa, bagaimana kalau kita membantu kamu untuk minta izin sama orang tua kamu?" Rani mengusulkan.

"Iya setuju kita sama-sama meyakinkan bahwa kita tidak apa-apa dan bisa jaga diri." Nurul menambahkan.

Mereka pun pergi menuju rumah Fany berniat untuk berbicara bersama orang tuanya. Sesampainya di rumah Fany langsung mengajak ayah dan ibunya keluar menemui teman-temannya.

"Eh ada apa rame-rame begini?" Tanya ibu Fany.

"Begini om, tante kita mohon yah kasih Fany izin untuk liburan bersama kami. Kami janji tidak akan kenapa-kenapa di sana. Lagian kami juga sudah besar, kami sudah bisa jaga diri sendiri," Rani langsung angkat bicara dan to the point.

"Begini anak-anak, kalian itu tidak tau keadaan di sana. Bagaimana kalau kalian tersesat?" Kata Ayah Fany.

"Jaman sekarang itu gampang om, sudah ada google maps jadi kita tidak perlu khawatir," Sarah juga turut berbicara untuk meyakinkan orang tua Fany.

"Iya om, memangnya om tidak kasian dengan Fany dia hanya tinggal di rumah melihat kami bersenang-senang di sana, om dan tante tidak kasian?" Nurul juga berbicara untuk meyakinkan orang tua Fany.

"Kalian yakin tidak apa-apa? Kalian yakin bisa jaga diri?" ibu Fany bertanya.

"Iya tante, kami yakin tidak akan terjadi apa apa kok!" Kata Sarah.

Akhirnya, setelah mendengar semua perkataan teman-teman Fany ayah dan ibu nya pun merasa luluh akan perkataan mereka. Ayah nya yang awalnya tidak mengizinkan akhirnya mengizinkan Fany untuk ikut liburan bersama teman-temannya.

"Yeeaayyy!!" Teriak mereka bersamaan kemudian berpelukan.

Fany pun mengajak teman-temannya untuk masuk ke kamarnya dan membahas tentang tempat yang akan mereka kunjungi nanti. Karena sudah lumayan tau tentang Korea, Fany pun memberitahu temannya sedikit yang dia ketahui.

"Memangnya di Korea sana kamu tau tempat apa saja Fan?" Tanya Rani.

"Di sana itu ada kota Busan, Pulau jeju, Bukhansan National Park, Myeong Dong.." Kata Fany yang dipotong oleh Sarah.

"Myeong Dong itu apa?" tanya Sarah memotong pembicaraan Fany.

"Myeong Dong itu pusat perbelanjaan paling utama di kota Seoul. Dan barang yang dijual juga bagus-bagus, kan lumayan buat beli oleh-oleh hahaha," Fany sedikit menjelaskan.

"Cuma itu?" tanya Nurul.

"Di sana juga ada Bukchon Hanok Village, di situ ada ratusan rumah tradisional yang di sebut Hanok masa dinasti Joseon. Pasti akan seru nantinya!" kata Fany dengan semangat.

"Terus? Ada apa lagi yang kamu tau?" tanya Nurul.

"Hmm.. Oh iya aku hampir lupa, kita itu harus ke Lotte World! Kita akan Rugi apabila ke Korea dan tidak mengunjungi Lotte World," Kata Fany.

"Memangnya kenapa?" Tanya Sarah.

"Karena di sana ada banyak wahana, ice skating, museum rakyat, danau, dan masih banyak banyak lagi," Jelas Fany kembali.

"Masih ada Fan?" tanya Rani.

"Terus apa lagi yah. Oh iya di sana juga ada Hongdae (Hongik University Street) ini itu sangat cocok untuk anak muda seperti kita, ada juga Itaewon Special Tourist Zone, Korean Folk Village, Everland, pokonya kita harus kesana!" kata Fany dengan sangat semangat.

"Tapi disana ada makanan halal kan?" Tanya Sarah.

"Ada dong, makanan halal di sana ada Kimchi, Kimbap, Bibimbap, Bulgogi sama Ramyeon, jadi kalian tidak perlu khawatir," Kata Fany sambil meyakinkan.

"Kalau hotel? Hotelnya bagus kan?" Tanya Rani.

"kita akan menginap di hotel Kimchee Hongdae Guesthouse Hostel saja, itu hotel paling bagus dan paling nyaman di Korea," Kata Fany.

Tak lama kemudian, ibu Fany pun datang dan membawa minuman juga cemilan untuk mereka. Setelah melahap semua cemilannya, mereka kembali melanjutkan berbincang-bincang tentang perjalanan mereka nanti.

"Rencanya kita akan berangkat kapan?" Tanya Nurul.

"Hmm.. Bagaimana kalau besok? Kalau kita kelamaan takutnya nanti kita cuma sebentar di sana," saran Rani.

"Yasudah, kita pesan tiket dan hotelnya sekarang saja, bagaimana?" Kata Sarah.

"Biar aku saja yang pesan," Fany kemdian membuka ponselnya dan memesan tiket beserta hotel untuk mereka.

Setelah semuanya selesai, mereka kemudian berpelukan karena ingin akan menjadi pengalaman liburan pertama mereka bersama-sama. Setelah semuanya selesai mereka pun memutuskan untuk memakai pakaian yang kembar saat berangkat besok. Mereka pun memutuskan untuk pulang karena akan mempersiapkan banyak sekali untuk perjalanan jauh merka besok.

"Om, tante kita semua pamit ya assalamualaikum," kata Rani mewakili teman-temannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post