eziza rainy iassa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menuju Kesuksesan Dengan Hati Bersih

Menuju Kesuksesan Dengan Hati Bersih

“Di dunia ini, melakukan hal apapun itu harus dimulai dari hati yang bersih.” Itu kata ibuku tempo hari. Awalnya, aku hanya iya-iya saja. Tidak menganggap lebih perkataan itu. Namun, setelah berbagai macam hal yang sudah kulakukan saat ini, aku mulai memikirkan kata-kata itu kembali. Iya, semuanya harus dimulai dari hati yang bersih. Begitu pula ketika aku bertekad untuk mempunyai banyak prestasi di hidupku.

Aku terus bertanya, apa maksudnya dengan hati yang bersih? Dan aku menemukan jawabannya ketika aku memasuki lingkungan baru yang sangat amat berbeda dengan lingkungan ku sebelumnya. Lingkungan yang lebih liar dan tak terkendali. Lingkungan yang didalamnya marak sekali keburukan. Bagaimana yang salah merajalela sedangkan yang benar dikucilkan.

Untuk mendapatkan banyak prestasi, kita harus belajar. Dan belajar, bukan hanya sekadar belajar mata pelajaran. Kita harus belajar bagaimana caranya berjuang, bagaimana cara menghadapi kegagalan dan bagaimana caranya kita bertahan untuk tetap jujur dan percaya diri di lingkungan yang sudah menormalisasikan menyontek. Itu semua tidak mudah.

Mengerjakan pekerjaan rumah, belajar yang rajin, dan tidak menyontek pada saat ulangan menjadi hal yang justru mengejutkan dan langka pada generasi sekarang. Mereka yang menormalisasikan contek menyontek terkadang menganggap hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang membosankan, padahal ini terkait masa depan mereka.

Sebenarnya, kenapa sih lingkungan kita sekarang kebanyakan membudayakan contek menyontek? Beberapa hal yang ku tangkap setelah mengamati lingkungan sekitarku, mereka takut nilai yang akan diperoleh tidak memuaskan dan juga tidak percaya diri dengan jawaban mereka sendiri. Lalu, masih banyak opini-opini yang menganggap kalau “kami itu bodoh, makanya kami menyontek tidak seperti kamu, pintar”, dan selain itu karena rendahnya tingkat literasi di Indonesia yang berarti menunjukkan bahwa ada banyak orang yang malas membaca.

Menurut aku, imbauan untuk belajar masih kurang karena disini cenderung menormalisasikan menyontek dan hal-hal curang lainnya untuk mendapatkan nilai. Jadi selain karena ketidaksetaraan dan kesenjangan edukasi, problematika edukasi di Indonesia juga dipengaruhi besar oleh contek menyontek. Ini yang juga dapat menyebabkan rendahnya literasi, karena murid-murid memilih jalur yang lebih gampang, dan tidak ribet saat bersekolah.

Hal ini juga dapat terjadi karena kebanyakan dari kita cenderung kurang menghargai proses dan hanya melihat hasilnya saja, seperti mengutamakan nilai daripada pengembangan diri dan pemahaman yang akhirnya membuat anak-anak mencari jalan pintas seperti menyontek ataupun bekerja sama.

Aku sendiri puji syukur beruntung diberikan kemampuan yang cukup dalam bidang akademik, tetapi aku juga pernah gagal. Dan ketika aku gagal, lingkungan pendidikan cenderung tidak peduli, nilai jelek ya nilai jelek, walaupun itu hasil usaha aku sendiri dan ini yang mungkin membuat anak-anak sekarang menjadi takut mendapat nilai rendah karena mungkin akan dianggap bodoh dan akhirnya menghalalkan berbagai cara untuk mencapai hasil yang bagus. Dan dari peristiwa ini mulai menunjukkan adanya beberapa kekurangan pada sistem edukasi sekarang.

Takut gagal, terlalu berekspektasi dan tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri menjadi faktor yang kerap mendorong perilaku menyontek. Maka dari itu, aku rasa kita harus mengubah mindset kita.

Kita harus tau, kalau kita didunia ini untuk belajar, belajar, belajar. Dulu, jauh sekali sebelum aku menerapkan pikiran tersebut didalam diriku, aku selalu larut dalam kesedihan kalau nilaiku jelek dan aku lagi-lagi gagal meraih prestasi. Lalu aku sadar, peristiwa-peristiwa kegagalan tersebut merupakan ilmu yang dapat aku ambil. Jadi, ketika aku melakukan suatu kesalahan atau aku gagal, aku menganggap itu adalah bagian dari pelajaran didunia ini. Yang harus aku lakukan adalah mencoba lagi dan mencoba lagi. Aku melihat kesalahanku yang lalu, lalu belajar dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Nah, ini dapat diterapkan didalam diri kita masing-masing agar kita tidak takut lagi akan kegagalan dan percaya diri saja apa yang kamu kerjakan sekarang, toh kalau kamu melakukan suatu kegagalan, kamu mendapat satu pelajaran untuk kamu improve dimasa yang akan datang. Karena orang-orang sukses diluar sana, pasti pernah gagal untuk mencapai kesuksesan mereka.

Kalau menunggu sistem pendidikan menjadi sempurna untuk bisa tidak menyontek, tidak ada habisnya menunggu. Jadi, kita mulai dari pikiran diri kita sendiri, karena hanya kita yang dapat menentukan kualitas diri kita. Marilah kita mulai dengan hati yang bersih untuk mendapatkan banyak prestasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post