Perang Diponegoro

•> Latar belakang perang ini secara umum karena adanya ikut campur Belanda urusan kerajaan, Daaerah kekuasaan kesultanan Yogyakarta semakin sempit, sebagian besar sumber penghasilan para bangsawan diambil alih Belanda, dan penderitaan rakyat yang berkepanjangan. Secara khusus ialah berkenaan dengan pembuatan jalan yang melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro yang dilakukan tanpa sepengetahuannya.

Pada pertengahan bulan Mei 1825, Smissaert memutuskan untuk memperbaiki jalan-jalan kecil di sekitar Yogyakarta. Namun, pembangunan jalan yang awalnya dari Yogyakarta ke Magelang melewati Muntilan dibelokkan melewati pagar sebelah timur Tegalrejo. Patok-patok jalan yang dipasang orang-orang kepatihan melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro. Patih Danurejo tidak memberitahu keputusan Smissaert sehingga Diponegoro baru mengetahui setelah patok-patok dipasang. Patok-patok yang telah dicabut kembali dipasang sehingga Pangeran Diponegoro menyuruh mengganti patok-patok dengan tombak sebagai pernyataan perang.

Pada hari Rabu 20 Juli 1825, pihak istana mengutus bupati keraton yang memimpin pasukan Jawa Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah.

Pangeran Diponegoro dengan keluarga dan pasukannya bergerak ke barat hingga di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya.

Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun. Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan.

Berakhirnya Perang Jawa merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Setelah perang berakhir, jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya.

•> Isi 

Manfaat bagi Indonesia sekarang dan masadepan 

Hasil dari perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda pada 1825-1830 adalah kalah. Akhir perang ini menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa. Pangeran Diponegoro tidak mampu mempertahankan pemberontakannya terhadap Belanda. Ia ditangkap dan diasingkan hingga wafat di Makassar Sulawesi Selatan. Salah satu penyebab kekalahan adalah karena adanya perpecahan yang terjadi dalam internal kubu Diponegoro. Hal hal tersebut tidak bermanfaat bagi Indonesia, selain karena perang tersebut berakhir kekalahan, tetapi juga karena adanya perpecahan pada rakyat Indonesia.

•> Penutup

Perang Diponegoro adalah perang yang berlangsung selama 5 tahun (1825-1830) di daerah Jawa tengah dan sebagian Jawa Timur. Perang ini disebabkan karena pihak Belanda ikut campur dalam urusan kerajaan dan Belanda membangun jalan raya yang melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro. Dalam perang ini dimenangkan oleh pihak Belanda. Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan sampai ke Makassar hingga beliau wafat pada tanggal 8 Januari 1855. Perang ini mengakibatkan banyaknya yang wafat mulai dari pihak Belanda maupun pribumi.

Susanto, Evra. 2023 Perang Diponegoro. https://id.m.wikipedia.org (diakses pada tanggal 12 September 2023)