Ester Juliana Silalahi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sang Penerang Generasi Bangsa

Seseorang yang seringkali aku jumpai. Seseorang yang setiap hari aku temui. Dan seseorang yang selalu memberi aku ilmu. Itulah Guru kebanggaan ku. Guru seringkali diharapkan banyak orang untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menjadi kunci utama untuk sebuah bangsa dapat menyinari generasi muda dan mensukseskan mereka di masa depan yang akan datang. Guru, siapakah mereka yang bersinar dan menerangi langkah saat menuju sebuah kunci kesuksesan di masa depan?

Saat malam hari tiba, hal pertama yang akan sangat dibutuhkan adalah cahaya. Cahaya tersebut mampu membimbing dan menuntunku untuk melewati malam yang gelap. Begitupun dengan guru. Mereka adalah cahaya yang menuntun kita dalam kegelapan kebodohan dan membawaku ke jalan yang benar, yaitu kecerdasan. Mereka menerangiku dari aku masih kecil.

Saat aku tak tahu apa-apa, bahkan untuk mengenal huruf sekalipun, kau datang dengan benda yang disebut buku. Dengan perlahan kau hampiri aku dan mengenalkan bentuk aneh yang tak dapat kumengerti. Satu per satu kau jelaskan, dan kau tak lelah meski aku tak mengerti apa yang kau katakan. Dengan sabarnya, kau tetap mengulanginya dan menjelaskan lagi padaku. Perlahan, aku mengerti bentuk aneh itu. Setelah selesai dengan 26 bentuk aneh itu, dia kembali memperkenalkan aku dengan bentuk aneh lagi. Dia menyebutnya itu angka. Aku lebih mengerti dengan cepat. Dan perlahan, aku mulai mengetahui bagaimana dunia itu sebenarnya.

Tak cepat bagimu untuk menempuh semua perjalanan yang telah kau jalani. Banyak rintangan dan percobaan yang selalu datang terus menerus. Namun, kau tak pernah memperlihatkannya kepadaku. Senyummu banyak menutupi perasaan sedihmu. Semangatmu menutupi semua rasa capek. Dengan rendah hati, selalu ikhlas memberi. Dengan sukacita, selalu berusaha membuat yang terbaik. Dengan kelembutan hati dan kasih mereka menuntunku Lembaran baru tertulis setiap harinya, dengan seluruh ilmu yang kau berikan. Buku adalah senjata utamamu, yang bahkan bisa lebih tajam dari sebilah pisau. Kau mengukir moment kebersamaan dengan buku-bukumu.

Kau peduli selayaknya orang tua kandungku. Aku sempat khawatir, bagaimana jika aku tidak memiliki teman? Tetapi, aku bisa menghilangkan kekhawatiran itu. Karena aku mempunyai guru yang bisa sekaligus menjadi temanku. Canda, tawa, suka, dan duka, pernah tertulis di lembaran itu. Lembaran yang akan menjadi lembaran penuh makna yang akan terus ku kenang.

Apalah diriku tanpamu? Apalah jadinya aku tanpamu? Akan seperti apa diriku jika terlepas darimu? Segelap apa hidupku tanpa sinar pengetahuan mu? Jasamu besar dihidupku, dan Kini kaulah yang kubutuhkan, dan akan selalu kubutuhkan sampai aku bisa bersinar menyerupai dirimu. Terimakasih kuucapkan atas semua jasa besar yang kau lakukan, Bapak, dan Ibu Guruku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post