Dinar Nur Fadilah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rindu Belajar Fisika Sambil Cerita

Rindu Belajar Fisika Sambil Cerita

Sebelum Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, masa putih abu memiliki nuansa berbeda dari jenjang sebelumnya. Mulai dari lingkungan baru, teman baru, dan tentunya guru baru. Duduk di kelas X dengan jurusan IPA menjadi tantangan tersendiri bagi diriku. Satu sisi aku menyukai biologi, di sisi lain banyak yang belum aku sukai. Salah satunya adalah Fisika. Jam pelajaran siang semakin membuat hati dan pikiran menolak. Tak jarang kantuk mendera hingga tidur pulas pun tak terasa. Namun, sejak kehadiran seorang guru sekaligus wali kelas pada satu setengah tahun terakhir ini, beliau memberi warna baru pada pola pikirku.

Panggil saja Umi Yay. Sapaan hangat yang dilontarkan siswa siswinya. Beliau berhasil merubah hipotesisku terhadap fisika, bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit. Ibu berkepala 4 ini sangat menginspirasiku.

Panas terik matahari membakar suasana kelas. Hal itu sama sekali tidak mengurangi semangat Umi Yay mengajar. Senyum selalu terlukis di bibirnya. Doa pun dipanjatkan dengan hikmat. Lantas satu per satu nama siswa dipanggil, guna untuk mengecek kehadiran. Berbeda dengan yang lain, Umi Yay membuka pelajaran dengan kisah pengalaman hidupnya. Hal itu berhasil menarik perhatianku. Kata demi kata selalu menetap di hati. Sepotong kisah yang penuh hikmah. Inikah yang dinamakan mendidik? Ku kira seperti itu. Tak jarang air mata hampir menetes, larut dalam kisah yang dibawakannya. Ketika sedang asyik-asyiknya mendengar cerita Umi Yay, tiba-tiba beliau berkata,”kembali ke laptop.”

“Yah......”

Sontak saja semua siswa kecewa, termasuk aku. Kisah akan dilanjutkan pada pertemuan mendatang. Tapi setidaknya fisika tidak terlalu membosankan di pikiranku. Lambat laun Hukum Newton 1, 2 dan 3 ku pahami walaupun sedikit. “Ya, hanya sedikit. Hehe....”

Awal 2020 memberikan pengalaman pembelajaran yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Belajar tidak lagi di sekolah melainkan di rumah. Pembelajaran tatap muka berganti menjadi PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh.Tidak ada lagi sepenggal kisah yang menggugah semangat. Tidak ada lagi canda tawa di tengah panasnya otak. Semua sirna begitu saja. Kian hari memori selalu saja memutar pengalaman belajar di sekolah. Dan yang diputar hanya yang indah-indahnya saja. Rindu kian menggebu, meledak-ledak tak tertahankan.

Kapan rindu menjadi temu?Aku pun tak tahu. Kondisi mungkin semakin kacau, tapi cita-cita tak boleh terhenti. Kondisi mengajarkanku betapa pentingnya sebuah kesempatan. Kini yang bisa ku lakukan hanya menabung rindu. Optimis harus tetap menetap, agar kita saling menguatkan. Sampai akhirnya rindu itu akan segera menjadi temu. Semoga guru-guru kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Amin.

Biodata Penulis

Penulis bernama Dinar Nur Fadilah. Ia Lahir di Banjar, 8 November 2003. Penulis merupakan siswi di SMA Negeri 2 Banjar. Kini ia juga mondok di Pondok Pesantren Miftahul Hikmah. Untuk lebih dekat dengan penulis, penulis bisa dihubungi melalui email: [email protected] atau No WA 082120072238. Salam literasi!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post