Dinar Nur Fadilah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pesona Indah Bumi Pertiwi

Pesona Indah Bumi Pertiwi

Pesona Indah Bumi Pertiwi

Terkadang otak kunjung diperas. Kian hari memikirkan yang tidak seharusnya dipikirkan. Rasanya ingin lari dari kenyataan. Tapi untuk apa, saya pun memilih untuk bertahan. Hingga akhirnya harus terhenti karena perasaan tidak seiras dengan otak. Beruntung kabar baiknya alam dan lingkungan yang hijau memanjakan mata dan menyejukkan hati setiap insan yang hatinya gersang.

قال الله تعالى : وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الْفَسَادَ (البقر205)

Artinya: "Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan." (QS Al Baqarah: 205)

Islam selalu mengajarkan kepada umatnya tentang kedamaian dan keselamatan. Bukan kekerasan apalagi keruksakan. Oleh karena itu cinta menjadi salah satu anugrah yang diberikan Alloh SWT. Kepada umatnya.

Salah satu bentuk cinta itu sendiri adalah cinta terhadap lingkungan. Saat seseorang memiliki cinta dalam benaknya, maka rasa peduli pun akan tumbuh. Saat mata terpejam untuk sejenak beristirahat, lingkungan pun menjadi salah satu hal yang paling diingat hingga terbawa mimpi. Mulai dari indahnya mentari terbit, sejuknya udara di pagi hari, hijaunya pepohonan yang melambai-lambai, hiruk pikuk keramaian duniawi hingga senja terlukis indah di langit yang semakin gelap. Peristiwa demi peristiwa tercipta. Dari yang manis sampai yang pahit, alam selalu menjadi saksinya.

Kali ini malam diguyur hujan. Rintik-rintik air turun seirama dengan hati yang sedang dilanda rindu. Dingin begitu menusuk tulang. Saya duduk diluar kobong (kamar), karena kebetulan mengaji di masjid. Ya, tamu setiap bulan itu tidak dapat diduga datangnya. Daripada duduk melamun, saya pikir kembali mengingat kenangan lama sepertinya seru.

Jadi, kala itu saya sedang merasa sangat jenuh dengan aktivitas keseharian yang bisa dibilang monoton. Tanpa berpikir panjang, saya berinisiatif mengajak teman-teman Rohis untuk melaksanakan tadabur alam. Kali ini Cibinuang menjadi tempat tujuan. Ketika mendengarnya saja, pikiran langsung menggambarkan rimbunnya pohon pinus. Mobil kolbak yang kami naiki sama sekali tidak mengurangi semangat dalam dada. Sesekali hidung menghirup udara segar khas pedesaan. Angin menerpa hijab yang saya kenakan. Tidak lama kemudian mobil berhenti. Kami semua sampai di Cibinuang, Cilacap, Jawa Tengah. Pintu masuk telah menyambut kami. Langkah demi langkah terasa nikmat. Hijau pepohonan mulai memanjakan mata. Rasa segar dan sejuk menyentuh kalbu. Rute yang cukup curam dilalui dengan napas yang menderu. Terik pun kian menyengat. Hingga aku menemukan tulisan "semangat, beb!."

"Huft, terima kasih," ucapku dalam hati. Seulas senyum sempat tercipta.

Pada ketinggian kurang lebih 650 mdpl, kami memutuskan untuk menggelar acara di sana. Tikar yang sejak tadi dijinjing pun kini digelar. Canda tawa mulai tercipta. Udara terasa sejuk dan segar. Hamparan pohon pinus begitu memesona. Suara air mengalir menggerakkan langkah kaki ke tempat asal suara. Jernih dan dingin. Itulah yang dirasakan. Rasanya sangat ingin berlama-lama di sini. Tak lupa suara hewan yang satu ini menjadi ciri khas daerah pegunungan. "Tonggeret." Orang sunda biasa memanggilnya seperti itu. Ekosistem masih tampak terjaga. Keterkaitan satu sama lain masih berjalan dengan baik. Sesi foto bersama menjadi akhir acara sekaligus diabadikannya momen indah ini.

Kini peluh dan keringat yang tersisa. Sampah setelah makan-makan tadi pun berceceran. Beruntungnya saya masih punya cukup tenaga untuk membereskannya ke dalam kardus. Tidak lupa saya bawa turun hingga sampai pada tempatnya.

Sebelumnya alam bersih dengan kedamaian yang tercipta. Maka, kebersihan pun menjadi tanggung jawab setiap insan yang berpikir. Kami pun meninggalkan semuanya seperti sedia kala. Berharap semua yang singgah selalu peduli dan cinta terhadap kelestarian alam dan lingkungan bumi pertiwi. Sekian.

Gadis ini bernama Dinar Nur Fadilah. Ia lahir di Banjar, 8 November 2003. Penulis bersekolah di SMA Negeri 2 Banjar. Penulis bisa dihubungi lewat email [email protected] atau bisa juga melalui no WA 082120072238. Terima kasih. Salam literasi!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post