Dinar Nur Fadilah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jatuh Cinta Sendirian
Orang-orang yang sukanya jatuh cinta sendirian

Jatuh Cinta Sendirian

Cinta merupakan hal paling abstrak di dunia ini. Sejauh pengamatanku selama ini, cinta adalah salah satu perasaan yang sangat misterius. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cinta adalah suka sekali, sayang benar. Untuk kesekian kalinya aku jatuh cinta lagi. Dan aku masih sangat suka jatuh cinta diam-diam dan berakhir sendirian.

Aku dulu pernah begitu rapi menyimpan rasa suka kepada sang pujaan hati. Saking rapinya, namanya pun tidak pernah ada dalam buku paling sakral, yakni buku diariku. Kupikir tidak perlulah si fulan mengetahui perasaanku saat ini. Tidak perlulah dunia tahu aku sedang dimabuk cinta. Tidak perlulah lingkunganku tahu aku sedang menjadi seseorang yang paling bahagia saat melihat kehadirannya. Yang aku pikirkan saat itu adalah tetap senang menjalani hidup tanpa harus mengganggu kehidupan orang lain. Dan tentunya dengan risiko tidak akan pernah dibalas dengan cinta.

Saat ini aku kembali mendalami dunia abstrak tersebut. Saat ini aku gagal menyimpan semuanya dengan rapi dan gagal mempertahankannya dengan baik. Kekonyolan demi kekonyolan berulang kali terjadi. Aku tidak tahu kapan semuanya akan terasa simpel dan masuk akal. Aku juga tidak pandai melangkah dengan baik. Apakah aku harus mundur dan pura-pura tidak pernah kenal. Apakah aku harus tetap mempertahankan bahkan menyampaikan perasaan ini kepada orangnya langsung? Ataukah mengikhlaskan, melepaskan, dan mengubur dalam-dalam rasa yang pernah ada?

Wahai jiwaku! Aku tahu kamu punya banyak keinginan. Aku tahu kamu punya banyak angan. Namun, aku tidak memberikannya begitu saja. Aku ingin kamu sadar bahwa kamu harus tumbuh kuat, hebat, dan bermanfaat. Untuk mencapai hal itu, kamu harus bisa melawan hal yang tidak seharusnya kamu pikirkan. Kamu berhak untuk bahagia. Maka dari itu, izinkan aku, ragamu untuk berhenti memperjuangkan apa yang tidak seharusnya diperjuangkan. Coba kamu lihat, buku Detik-Detik Matematika menantimu untuk membacanya dan memahaminya. Lantas kenapa kamu masih ingin memahami perihal perasaanmu yang abstrak itu? Kalau kamu berani, kalau kamu siap, ungkapkan! Belum siapkan? Mundur....!

“Cinta itu tidak dapat dinanti, ambil dia dengan penuh keberanian atau lepaskan dia dengan penuh keridaan.” (Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah)

Wahai anak muda, pemilik gejolak yang membara, sang pondasi negara! Kamu punya tanggung jawab yang besar guna membawa negaramu menjadi lebih baik. Benamkan kelopak matamu, tundukan pandanganmu, dan turunkan egomu. Kamu harus membawa visi dan misi. Kamu harus punya tujuan dan pencapaian yang tepat, bukan tembakan yang meleset. Kamu harus penuh persiapan dan kesiapan, agar ketika kamu jatuh setidaknya kamu bisa istirahat, bangkit, dan melanjutkan perjalanan.

Di atas hati, kamu punya iman. Tingkatkanlah imanmu dan bentengi berbagai elemen kehidupan dengan iman. Said Bapak Iman, “Dengan iman, kamu akan aman.” (Jadi, Bapak Iman dan Bapak Aman adalah bapak-bapak kimia yang hebat. Amin). Aku bangga kamu tak seegois itu. Pulanglah, bersatulah! Mari, kita mencintai tugas yang sudah lama kita tinggalkan sendirian. Sekian.

Ketika seharusnya sudah tidak ada lagi

Waktu untuk galau-galauan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post