Padarindu yang nyata, ketikajarakmenjelmamenjadiharapaninginbertemu.Sayaberharapkitakembaliada di satumeja, ditemanigelaktawadankalimat-kalimatsederhana, membicarakanimpiansertaharapan-harapankita.

Hampir 1 semester takbersuadenganparathalabililmi, sayamengakurinduuntuksegerabisabertemudenganmereka, meskibiasanyasalingmenyapamelalui media social, namuntetapsajarasanyaberbeda.Bagisayasekolahsangatbermaknajikaadainteraksisecaranyata.

“Guru-guru kurangmemberimateri, kebanyakanhanyamemberitugas” keluhulfa, salahsatutemansekelassaya di pesantren.

Kesulitanjuga kami rasakandikarenakan jam belajar yang takterbatas. Kejenuhan yang di rasakan pun takterkikismengingatkalau kami hanyabisamenunggudarihasilrapatkeputusanpara guru-guru danberharapbisakembalibersua di pondokpesantren.Setiaphariwaktusayacenderungtidakterkontroldarimengumpulkantugas, mengoreksitugas-tugas yang salah,hinggamengulangimateri-materiyang kurangdipahami, makanyabisasampailarutmalam.

Taksedikitdarijumlahsantri di pondokpesantren modern RahmatulAsrimengharapkanjadwalkembalikepondok di percepat, entahkarenaalasansangatjenuhdengan home learning, ataupunsebagiandarimerekamemangsangatrinduuntukbersuakembali.Rapatakhirnyamengeluarkankeputusan, waktuperdatanganataulebihtepatnyawaktumasukpondoksudah di tentukan, berbagaipersiapan pun telahdipersiapkanolehpondoksepertiwaktudatang yang berjadwal ,mewajibkansantrimelakukanteskesehatanatau rapid anti-gen sebelummemasuki area pondokdansebagainya.

Langkahsayaselanjutnya, kali iniakanmelangkahsepertibiasanya. Awalnyahanyasekedaringinmengeluarkansesak di dada, tapinyatanyacerita demi cerita, diskusi demi diskusimengantarkupulangkesetapakjalanpenuhberkahini.Memangbenar kata orang “setiapjalan yang kitajalaniharusbisamembawapelajaran, karenakehidupanpathbofbegitupanjaangdanberarti” Terimakasih COVID-19 atas segala pembelajaran selama satu tahun ini.Lekas sembuh bumiku.