Danang Aji Wicaksono

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BAGIAN 2 : PENGEMBARA

Setelah beberapa jam menaiki sapu terbang, aku pun sampai di kota. Aku segera mencari toko yang dimaksud oleh Nenekku. Aku bicara kepada pemilik toko itu dan meminta untuk bekerja di tokonya. Ia mengizinkannya, karena bekerja di toko itu, aku telah memiliki cukup uang, aku pun dapat mendaftar sekolah di Akademi Sihir.

Sudah 5 tahun aku belajar di Akademi Sihir, itu berarti sudah 5 tahun juga sejak aku meninggalkan nenekku di desa. Saat ini aku sudah lulus dari Akademi Sihir, kemampuan sihirku sudah meningkat. Sihir didunia ini ada 7 tingkatan, yaitu tingat dasar, lanjut, menengah, atas, kaisar, raja dan dewa. Aku sudah dapat menggunakan sihir penyembuh, api, listrik, air, menggerakan benda, saat ini semua sihirku itu sudah mencapai tingkat atas. Dengan kemampuan sihirku saat ini, aku pasti dapat mengalahkan monster naga.

Saat aku sedang membersihkan toko tempatku bekerja, datang seorang pembeli.

“Selamat dat...”

Saat aku ingin mengucapkan selamat datang aku terkejut, ternyata yang datang adalah penyihir wanita yang menyelamatkanku saat aku diserang naga di hutan.

“Bukankan anda adalah penyihir yang menyelamatkan saya ketika diserang oleh naga? tanyaku.

“ Emmm, mungkin, maaf tetapi aku tak begitu ingat” jawab penyihir itu

“Saat itu saya ingin berterima kasih pada anda, tetapi anda malah langsung pergi, terima kasih banyak sudah menyelamatkan saya, oh iya, nama saya Rin”

“Ah, tidak masalah aku senang membantumu, maaf, saat itu aku langsung pergi karena buru buru. Namaku adalah Clara”

“Saya tidak percaya dapat bertemu anda di sini, kemampuan sihir anda sangatlah hebat, karena anda, saya menjadi tertarik mempelajari sihir. Bolehkah saya menjadi murid anda?” tanyaku sambil memohon dan memegang tangannya.

“Emmm, karena saat ini aku sedang luang, dan aku juga ingin memiliki seorang murid, sepertinya tak apa aku menjadi gurumu” jawab Guru Clara

“Benarkah? Kalau begitu terima kasih banyak” jawabku berterimakasih pada Guru Clara

Akhirnya aku pun menjadi murid Guru Clara. Ternyata Guru Clara adalah seorang pengembara, ia berpetualang berkeliling dunia, di setiap perjalanannya, Ia mendapatkan pengalaman baru. Sepertinya menjadi pengembara adalah hal yang menyenangkan.

Sudah 3 tahun aku belajar sihir bersama Guru Clara.

“Sepertinya sudah tak ada yang bisa aku ajarkan lagi kepadamu. Rin, kemampuan sihirmu sudah sangat hebat sekarang, kau sudah bisa menguasai sihir tingkat tertinggi, kamu pasti bisa melampauiku” kata Guru Clara

“Saya pikir saya tidak sehebat itu, dan saya juga bisa menjadi seperti ini berkat Guru” jawabku

Saat ini kemampuan sihirku sudah mencapai tingkat raja, sudah setara dengan Guru Clara. Orang yang bisa mencapai sihir tingkat raja hanya sedikit apalagi di usiaku yang saat ini baru 18 tahun, tetapi aku bisa sampai sejauh ini berkat Guru Clara.

“Sepertinya aku harus berpisah denganmu, Rin. Aku akan melanjutkan perjalananku” kata Guru Clara sembari sedikit tersenyum

“Ya, sedih rasanya berpisah dengan Guru, terima kasih Guru Clara, anda telah repot repot mengajari saya sihir selama 3 tahun dan meninggalkan pengembaraan anda. Semoga kita dapat bertemu lagi di lain waktu” ucapku sambil melambaikan tangan kepada Guru Clara yang sudah mulai berjalan

Setelah berpisah dengan Guru, aku pun memutuskan untuk mengikuti jejaknya menjadi sesorang pengembara. Ini sudah 8 tahun sejak aku meninggalkan rumahku, dan saat ini umurku sudah 18 tahun. Aku sudah tidak sabar pulang ke rumah dan bertemu nenek. Dia pasti terkejut melihat cucunya sudah bertambah dewasa sekarang.

Aku pun sampai di rumahku

“Nek, aku pulang”

Tak ada yang menjawab. Aku terkejut, tidak biasanya nenek keluar rumah. Aku pun mencarinya di luar rumah. Lalu ada tetanggaku datang menghampiriku.

“Rin, kau sedang mencari siapa?” tanya tetanggaku

“Aku sedang mencari nenekku, tidak biasanya dia keluar rumah” jawabku

“Nenekmu sudah meninggal 3 tahun yang lalu, saat kamu sedang berada di kota” kata tetanggaku dengan raut wajah sedih

Aku pergi menuju makam nenekku. Aku menangis, aku telah kehilangan semua orang yang aku miliki. Aku sangat menyesal, seandainya aku menepati janjiku untuk langsung pulang setelah lulus dari Akademi Sihir, aku pasti dapat menemui nenekku untuk yang terakhir kalinya. Setelah beberapa lama aku menangis, aku menghapus air mataku. Walaupun aku sangat terpukul atas kepergian nenekku, tak ada gunanya berlarut larut dalam kesedihan. Aku harus bangkit dan memulai hidup baruku menjadi pengembara. Maafkan aku karena tidak menepati janji terakhirku Nek, setelah ini aku akan berusaha menjadi orang lebih baik lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post