Christopher Verrell Raharja

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pendidikan Sang Lentera Sejati

Semua orang ingin menjadi seorang yang sukses dimasa depan. Semua orang selalu memiliki impian dibenaknya. Entah ia ingin menjadi seorang yang kaya raya, seorang dokter, seorang pejabat, dsb. Namun apakah itu datang begitu saja? Tentunya tidak, ada proses dibaliknya. Semua orang memiliki jalnnya sendiri untuk meraih suatu kesuksesan. Kesuksesan tidak terdefinisi, kesuksesan bagaikan air yang mengalir, terbentuk dari tempat dimana dia berada. Semua orang memaknainya dengan pandangan pandangan yang berbeda.

Didalam suatu perjalanan menuju kesuksesan ada satu hal yang tidak bisa dilupakan yaitu pendidikan. Menjadi seorang yang terdidik bukan berarti mendapat prestasi yang tertinggi atau diterima di sekolah ternama dan terbaik. Namun lebih memiliki ahlak yang baik. Karena kembali ketujuan dasarnya. Pendidikan bertujuan seseorang dapat berpikir logis dan kritis.

Pendidikan dapat diibaratkan suatu lentera. Lentera ini akan menjadi “penuntun jalan” bagi orang yang membawanya. Bayangkan kamu berjalan di tengah kesunyian malam tanpa ada lentera. Mungkin kaki kita bisa tersandung bebatuan. Mungkin juga kita tergelincir dan masuk kedalam jurang, atau kita dapat diincar hewan buas tanpa kita sadari. Begitupun dengan pendidikan, dunia ini gelap. Banyak penipu, banyak orang jahat yang mengintai kita, banyak masalah masalah yang akan kita hadapi. Di tengah kegelapan dunia kita perlu pendidikan, supaya kita bisa menentukan jalan yang kita pilih. Jangan sampai kita terjerumus kedalam hal hal yang tidak semestinya kita lewati. Tanpa pendidikan seorang bisa tersesat begitu saja.

Kita dapat melihat di daerah daerah yang dipimpin oleh seorang diktaktor. Katakanlah Korea Utara dan Afganistan. Pendidikan selalu menjadi hal yang pertama dihabisi seorang diktaktor dalam mempertahankan kekuasaannya. Setiap diktaktor tidak menginginkan adanya seorang cerdikiawan. Pendidikan selalu mereka batasi Jikalaupun ada, pendidikan yang mereka design semata mata untuk menjadi alat kekuasaan mereka. Misalnya dengan menambahkan doktrin doktrin akan kehebatan pemimpin mereka. Seperti di Korea Utara yang mendoktrin rakyatnya bahwa Kim Jong Un adalah seorang “dewa”

Di Korea Utara, kita bisa melihat tanpa adanya senjata mungkin tampuk kekuasaaan rezim Kim akan hancur lebur. Untuk mencegah pemberontakan pemberontakan yang bisa saja terjadi. Mereka mencegah rakyat berpikir kritis, misalnya dengan menutup akes internet. Internet menjadi pintu utama dimana seseorang mendapat informasi. Kita bisa mengetahui beragam hal, peristiwa dan pengetahuan dari sana. Namun dapat kita bayangkan apabila rakyat Korea Utara berpikir kritis mungkin sejak bertahun tahun yang lalu rezim Kim sudah digempur oleh berbagai pemberontakan.

Hal ini pula yang diperjuangkan oleh Boedi Oetomo. Mereka berpandangan bahwa Indonesia adalah bangsa yang hebat namun karena kualitas pendidikan yang buruk mereka diinjak injak oleh bangsa asing dan pandangan mereka terbukti benar. Dengan adanya pendidikan Bangsa Indonesia menyadari bahwa Belanda itu kecil apabila semua rakyat bersatu untuk mengusirnya. Maka dengan adanya kesadaran itu diwujudkanlah kemerdekaan yang bertumpu pada rasa persatuan. Tanpa adanya rasa persatuan mungkin Indonesia masih diinjak injak oleh bangsa asing.

Akhir kata, saya ingin menegaskan. Menjadi orang yang terpelajar bukanlah suatu yang rugi. Mungkin dalam menempuh pendidikan ada kalanya rasa malas menghantui, namun sadarilah menempuh pendidikan sama halnya dengan membangun suatu rumah. Apabila dikerjakan dengan sungguh sungguh maka kita akan mendapatkan rumah yang terbaik. Apabila badai datang atap kita tidak bocor, apabila gempa datang rumah kita tidak hancur karena memiliki fondasi yang baik, dsb. Hal ini akan berbanding terbalik dengan rumah yang dikerjakan secara asal asalan dengan material yang buruk. Apabila hujan datang atap mereka bagaikan penyalur hujan, apabila gempa datang rumah mereka hanya seperti suatu tiang, dsb. Pada dasarnya apapun tindakan kiita akan menghampiri kita dimasa yang akan datang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post