Chintia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bahasa kedua

METODE DALAM BELAJAR BAHASA KEDUA METODE TRADISIONAL DAN METODE OFFBIT

October 12, 2020

LAPORAN BACAAN

Dosen pengampu: Abdurrahman,M.pd

Oleh Prodi Jurusan

PENGANTAR

:Chintia

: pendidikan bahasa Indonesia

: bahasa dan sastra Indonesia dan daerah fakultas bahasa dan seni

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga saya bisa melakukan penyusunan laporan bacaan keempat yaitu tentang Metode dalam Belajar Bahasa Kedua untuk materi kuliah teori pembelajaran bahasa.

Tujuan dari penyusunan laporan ini, untuk menambah wawasan saya dalam mendalami tentang teori dalam pembelajaran bahasa.

Sehingga besar harapan saya, laporan bacaan yang saya sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembangan wawasan membaca.

Laporan bacaan ini telah saya susun dengan kemampuan yang maksimal. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pebaca agar saya dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Pendahuluan

Dalam pemerolehan bahasa kedua terdapat faktor dan strategi dalam pemerolehan dan penguasaannya. Kita dapat mengetahui bagaimana pemerolehan bahasa kedua dipelajari oleh seseorang dengan mengkaji lebih mendalam, bagamana proses pemerolehan bahasa kedua tersebut, dengan demikian kita dapat mengerti lebih mendalam mengenai pemerolehan bahasa kedua sehingga memberikan penjelasan yang dibutuhkan mengenai pemerolehan bahasa kedua. Sedikit akan diulas dalam makalah ini pembelajaran Bahasa kedua (B2).

PEMBAHASAN

Bahasa kedua adalah bahasa yang diperoleh anak setelah mereka memperoleh bahasa pertama. Pemerolehan bahasa kedua adalah rentang bertahap yang dimulai dari menguasai bahasa pertama (B1) ditambaha sedikit mengetahui bahasa kedua (B2), lalu penguasaan B2 meningkat secara bertahap, sampai akhirnya penguasaan B2 sama baiknya dengan B1. Pemerolehan bahasa kedua adalah proses seseorang belajar bahasa kedua disamping bahasa ibu, mereka mengacu pada aspek sadar dan bawah sadar dari masing-masing proses. Bahasa kedua atau B2 biasanya mengacu pada semua bahasa yang dipelajari setelah bahasa ibu mereka, yang juga disebut bahasa pertama, B1. Pemerolehan bahasa kedua diperoleh melalui proses orang dewasa yang belajar di kelas adalah pembelajaran secara formal di perbandingkan dengan bahasa permata secara alamiah.Sebagaimana proses kemampuan B1, kemampuan B2 pun untuk mendapatkan kompetensi semantik, kompetensi sintaksis, dan kompetensi fonologi. Hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa ketiga kompetensi tersebut merupakan subtansi dari kompetensi linguistik. Untuk dapat berbahasa (B1 atau B2) dengan baik, seseorang harus menguasai tiga kompetensi tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan subtansi antara proses yang terjadi pada kemampuan B 1 dan B2.

Proses penguasaan B2 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Proses belajar bahasa secara sengaja.

2) Berlangsung setalah terdidik berada di sekolah.

3) Lingkungan sekolah sangat menentukan.

4) Motivasi si terdidik tidak sekuat saat memppelajari bahasa pertama.

5) Waktunya terbatas.

6) Si terdidik tidak mempunyai banyak waktu untuk mempraktekkan bahasa yang

dipelajari.

7) Bahasa pertama mempengaruhi proses belajar bahasa kedua.

8) Umur kritis mempelajari bahasa kedua kadang-kadang telah lewat, sehingga proses

belajar bahasa kedua berlangsung lama.

9) Dan disediakan alat bantu belajar.

1. Metode Tradisonal TGT

Gambaran mengenai Team Games Tournament (TGT)

Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan

siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Komponen dan Pelaksanaan Team Game Tournament dalam Pembelajaran

komponen utama dalam TGT, yaitu: 1) Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini , siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2) Kelompok ( team )

Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima Joorang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3) Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.

4) Turnamen

Untuk memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian. Siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader 1, terbesar kedua sebagai chalennger 1, terbesar ketiga sebagai chalenger 2, terbesar keempat sebagai chalenger 3. Dan kalau jumlah peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang mendapatkan nomor terendah sebagai reader2.

kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.

2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.

3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam. 4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa.

5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.

6. Motivasi belajar lebih tinggi.

7. Hasil belajar lebih baik.

8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sedangkan kelemahan TGT adalah :

1) Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

2. Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

2. Metode Tradisional Natural

a. Metode Alami (Natural Method)

Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri. Dalam pelaksanaannya, metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal- hal tertentu dimana kamus dan bahasa anak didik digunakan.

Ciri-ciri metode ini antara lain:

1.Pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan kemudian percakapan, membaca menulis dan terakhir gramatika.

2.Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui anak didik, kemudian mempraktekkan benda-benda.

3.Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu saat diperlukan.

4.KemampuanKemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan.

Keunggulan Metode ini antara lain:

1. Setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendengarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing.

2. Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatikal diajarkan sewaktu-waktu saja.

3. PengajaranPengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa atau anak didik.

Kelemahan metode alami antara lain:

1. Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada tingkat-tingkat pemula.

2. Anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapa, sesuatu hal yang salah secara ilmiah yang amat perlu diubah.

3. Kurangnya macam-macam media atau alat peraga yang diperlukan dalam pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah.

4. Guru yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut.

4. Metode Tradisional Langsung

Metode Tradisional langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa secara intensif dalam komunikasi. Tujuan metode langsung adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat. Siswa diberi latihan-latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demonstrasi, peragaan, gerakan, serta mimik secara langsung.

Langkah-langkah penyajian metode ini pada umumnya adalah :

1. Pembelajaran dimulai dengan dialog atau humor pendek dalam BT, gaya bahasa yang digunakan pun bahasa yang informal.

2. Materi disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi- dramatisasi atau gambar-gambar.

3. Tanya jawab dalam BT dengan dialog yang sederhana.

4. Tata bahasa yang diajarkan secara induktif, dimana peserta didik dirangsang untuk

mengambil kesimpulan-kesimpulan sendiri.

5. Kata-kata yang digunakan dalam percakapan serta pengimbuhannya diberikan

kemudian pada pertemuan selanjutnya.

6. Para peserta didik yang sudah maju diberikan bacaan sastra untuk pemahaman dan

kenikmatan akan tetapi tidak dianalisis secara struktural atau sistematis.

7. Budaya yang relevanpada aspek BT diajarkan secara induktif juga.

Kekuatan-kekuatan Metode Langsung :

1. 2. 3.

Peserta didik terampil dalam kemampuan menyimak (Listening Comprehension) Bertambahnya kosa kata peserta didik

Para peserta didik memiliki lafal seperti atau mendekati penutur asli

4. Para peserta didik mendapat banyak latihan dalam bercakap-cakap khususnya mengenai topik yang sudah dilatih di kelas.

Kelemahan-kelemahan Metode Langsung :

1. Metode ini sulit untuk diterapkan pada kelas yang memiliki banyak peserta didik

2. Guru dituntut untuk mempunyai kelancaran berbicara seperti penutur asli

3. Metode ini mengandalkan kemahiran guru dalam menyajikan materi (tidak dengan buku

teks)

4. Penghindaran penggunaan BS justru sangan menghambat kemajuan peserta didik sebab

banyak waktu yang terbuang dalam menerangkan sesuatu konsep dalam BT.

5. Adanya salah penafsiran sesuatu keterangan dalam BT yang sukar diketahui oleh guru.

6. Metode ini terlalu membesar-besarkan persamaan antara perolehan bahasa pertama

dan kedua/asing dan tidak memperhatikan kenyataan keterbatasan dinding ruang

kelas.Metode Offbit

7. Sillent Way adalah nama suatu metode pengajaran bahasa yang ditemukan oleh Caleb

Gattegno. Hipotesis-hipotesis pembelajaran yang mendasari metode Gattegno ini adalah:

8. 1. Pembelajaran dipermudah jika si pembelajar mendapatkan atau menciptakan hal baru dibandingkan dengan mengingat dan mengulang apa yang harus dipelajari.

9. 2. Pembelajaran dipermudah dengan menggunakan objek fisik.

10. 3. Pembelajaran dipermudah dengan pemecahan masalah yang melibatkan materi yang diajarkan.

11. Menurut Jerome Bruner, seorang filsuf dan psikolog pendidikan, pengajar dan pembelajar berada dalam posisi yang lebih kooperatif. Pembelajar bukanlah hanya pendengar melainkan juga ikut berperan aktif dalam pembelajaran. (Bruner 1966:83). Hal ini sesuai dengan Silent Way yang memandang pembelajaran sebagai suatu aktivitas pencarian hal baru yang kreatif dan aktivitas pemecahan masalah, di mana si pembelajar menjadi pelaku utama.

12. eperti metode-metode lainnya, Gattegno menjadikan pemahamannya terhadap proses pembelajaran bahasa pertama sebagai dasar untuk membuat prinsip-prinsip mengajar bahasa asing bagi orang dewasa. Gattegno menganjurkan agar pembelajar kembali ke cara bayi belajar.

13. Gattegno mengusulkan artificial approach yang didasarkan pada prinsip bahwa pembelajaran yang berhasil melibatkan sebuah komitmen diri pada pemerolehan bahasa melalui kesadaran dan uji coba aktif. Penekanan Gattegno yang berulang-ulang

pada lebih pentingnya pembelajaran daripada pengajaran, menempatkan komitmen dan

prioritas diri pembelajar sebagai fokus. 14.

15. Diri yang dimaksud di sini terdiri atas dua sistem, yaitu sistem pembelajaran dan sistem pemerolehan. Sistem Pembelajaran diaktifkan oleh kesadaran intelegensi. Silence dianggap sebagai cara yang terbaik untuk pembelajaran, karena dengan silence para pembelajar berkonsentrasi pada tugas yang diselesaikan dan cara-cara potensial untuk penyelesaiannya. Silence, yang menghindari pengulangan, menjadi alat bantu bagi kesadaran, konsentrasi, dan kesiapan mental.

16.

17. Sistem Pemerolehan memungkinkan kita untuk mengingat unsur-unsur bahasa dan

prinsip-prinsipnya, dan memungkinkan komunikasi bahasa berlangsung. Pemerolehan dengan upaya mental, kesadaran, dan kebijaksanaan lebih efisien daripada pemerolehan melalui pengulangan mekanis.

18.

19. Kesadaran dapat diajarkan. Ketika seseorang belajar ‘secara sadar’, kekuatan kesadaran

seseorang dan kapasitasnya untuk belajar menjadi lebih besar. Karena itu, Silent Way menyatakan bahwa hal tersebut mempermudah apa yang disebut para psikolog sebagai Learning to learn. Rangkaian proses yang membangun kesadaran berasal dari perhatian, penggunaan, perbaikan diri, dan penyerapan. Kegiatan koreksi diri melalui kesadaran diri inilah

A. Kelebihan

Di antara kelebihan yang dimiliki metode ini adalah:

1. Metode ini bisa menumbuhkan kesenangan dalam diri siswa, dengan tokoh yang diperankan siswa, dengan gaya non-evaluatif sang guru dan dengan materi ajar yang menarik, termasuk penggunaan lagu klasik.

2. Para siswa bisa memupuk perasaan kerja sama yang kuat antara mereka sendiri karena mereka saling tolong-menolong dalam menyerap semua pelajaran yang diterima.

B. Kelemahan

Sementara kelemahan metode Suggestopedia antara lain:

1. Meskipun unik, tetapi penyajian materi yang sebagian besar berdasarkan tata bahasa struktural memberi kesan bahwa metode ini tidak jauh berbeda dengan metode-metode yang lain.

2. Bagi para pelajar auditoris adalah mereka yang mengalami kesulitan terbesar dalam belajar dengan musik, sementara para pelajar kinestetik cenderung menerima manfaat terbesarnya.

C. KESIMPULAN

Metode didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki. Pendekatan tradisional adalah istilah yang dipergunakan untuk mengacu pada penyelenggaraan (baca: perencanaan dan pelaksanaan) tes bahasa yang cenderung mengadopsi prinsip bahwa tes bahasa dititikberatkan pada tes tatabahasa dan terjemahan. Metode offbit terbagi menjadi dua yaitu metode silent way dan metode suggestiopedia. Sillent Way adalah nama suatu metode pengajaran bahasa yang ditemukan oleh Caleb Gattegno. Landasan yang paling mendasar dalam metode Suggestopedia adalah suggestologi, yang menyatakan bahwa manusia bisa diarahkan untuk melakukan sesuatu dengan sugesti.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan asnita,dkk.2015.Akuisisi Bahasa.FKIP Unika:Medan.

Daulay syahnan.2010. Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa.citapustaka media perintis:Medan.

http://eprints.ums.ac.id/22927/2/bab_I_kartika.pdf http://www.taufiqslow.com/2013/04/teori-teori-pemerolehan-bahasa-dan.html http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMEROLEHAN%20BAHASA%20KEDUA.pdf

http://digilib.um.ac.id/images/stories/pidatogurubesar/gurubesar/okt2010/prof_hj_utami% 20widiati%20ma_phd_pidato%20pengukuhan%20guru%20besar%20dalam%20%20bidang% 20ilmu%20ilmu%20teaching%20english_2.pdf.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post