Chintia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

APRESIASI PENGARANG PROSA DAN PROSES KREATIF

APRESIASI PENGARANG PROSA DAN PROSES KREATIF

Nama :chintia

Nim : 20016010

Prodi : Pendidikan Bahasa Indonesia

PEMBAHASAN

A. Biografi dan Autobiografi

1. Biografi

Biografi adalah kisah hidup atau perjalanan hidup seseorang yang dituliskan oleh orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, biografi adalah riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang lain.Secara umumnya, biografi dibuat dalam bentuk catatan tertulis, tetapi bisa juga dimuat dalam bentuk lain seperti rekaman atau media visual. Pada umumnya, biografi bercerita tentang peristiwa dan keadaan hidup seseorang. Kendati demikian, biografi paling sering berkisah tentang tokoh sejarah atau publik, sampai profil kehidupan seseorang.Selain itu, biografi selalu berbicara dalam sudut pandang orang ketiga, membawa nada yang lebih formal dan lebih objektif daripada autobiografi.Biografi mencakup seluruh ruang lingkup kehidupan subjek, termasuk detail tempat kelahiran, latar belakang pendidikan, riwayat pekerjaan, hubungan, kematian dan lainnya.Penulis biografi yang baik akan meneliti dan mempelajari kehidupan seseorang untuk mengumpulkan fakta dan menyajikan gambaran yang paling akurat secara historis, bahkan dari berbagai segi dari pengalaman seseorang.Biografi harus mencakup kehidupan yang sangat detail, maka daripada itu, penelitian mendalam sangat diperlukan untuk memastikan keakuratannya.

2. Autobiografi

Autobiografi adalah biografi yang ditulis oleh seorang tokoh tentang perjalanan kehidupan pribadi yang dialaminya. Umumnya ditulis dimulai dari masa kecil sampai waktu yang ditentukan oleh penulis itu sendiri. Penulis autobiografi umumnya mengandalkan pada berbagai dokumen dan didasarkan pada memori sang penulis. Di Negara maju, riwayat hidup yang dibukukan dianggap sebagai suatu karya sastra yang menarik untuk dikaji lebih dalam.

Ciri-ciri dari autobiografi adalah sebagai berikut:

Ø Suatu autobiografi merupakan suatu perjalanan hidup seseorang, yang ditulis oleh tokoh itu sendiri, atau dengan bantuan penulis lain, yang ditulis menurut pengalaman atau ingatan tokoh itu sendiri.

Ø Autobiografi seringkali berisi informasi tentang masa kehidupan tokoh itu sendiri dari yang sulit sampai mencapai keberhasilan

Ø Autobiografi juga biasa menampilkan informasi yang sifatnya positif saja. Bahkan biasa ditulis dalam rangka pencitran seorang tokoh politik

Ø Autobiografi seringkali ditulis supaya masyarakat lebih kenal dan tahu tentang apa yang telah dilakukannya selama ia hidup, menjadikan dapat mengambil hikmah, dan pelajaran yang berharga, yang ada didalamnya.

B. Penulis berbagai angkatan

Berikut karakteristik karya sastra di tiap-tiap angkatan karya sastra.

1. Angkatan Sastra Indonesia Lama (Sebelum Tahun 1920)

Angkatan sastra ini lahir sekitar tahun 1500 setelah agama Islam masuk ke Indonesia. Salah satu pujangga yang terkenal ialah Hamzah Fansuri dan Raja Ali Haji yang terkenal dengan “Gurindam Dua Belas”. Adapun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain:

Ø bahasa baku yang kaku

Ø bercerita tentang dewa-dewa/raksasa

Ø cerita tentang kerajaan

Ø mengandung unsur keagamaan yang kuat.

2. Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pustaka berdiri tahun 1917 dengan ditandai berdirinya Balai Pustaka. Para penulis/pengarang dan para ahli bahasa Melayu, didaulat menjadi redaktur dari Balai Pustaka. Novel “Siti Nurbaya” karya Marah Roesli, novel “Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar, dan novel Salah Asuhan karya Abdul Muis merupakan salah satu contoh karya sastra Angkatan Balai Pustaka. Adapun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain:

Ø Tidak mengandung unsur menentang pemerintahan

Ø Tidak menyinggung golongan tertentu dalam masyarakat

Ø Tidak memihak salah satu agama yang ada

3. Angkatan Pujangga Baru

Angkatan ini ditandai dengan terbentuknya Majalah Poejangga Baroe. Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain, “Rindu Dendam” karya J.E. Tatengkeng dan “Nyanyi Sunyi”karya Amir Hamzah. Adapun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain:

Ø Bercorak politik

Ø Nasionalis

Ø Bertema pendidikan

4. Angkatan 1945

Angkatan 1945 terbentuk pada masa kemerdekaan Indonesia. Salah satu sastrawan yang terkenal ialah Chairil Anwar. Ada beberapa karya dari Chairil Anwar yang sampai saat ini masih sering kita dengar seperti puisi “Aku” dan “Krawang-Bekasi”. Adapun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain:

Ø Bentuknya bebas

Ø Isinya merupakan realita

Ø Cerita tentang merebut kemerdekaan

5. Angkatan 1950

Angkatan 1950 merupakan angkatan lanjutan dari angkatan 1945. Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain “Balada Orang-orang Tercinta” karya WS. Rendra, “Dua Dunia” karya Nh. Dini, dan “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer. Adapun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain:

Ø Pusat kegiatan sastra sudah meluas ke seluruh pelosok Indonesia

Ø nilai keindahan terbentuk atas peleburan antara ilmu dan pengetahuan asing berdasarkan ukuran nasional

Ø kebudayaan daerah lebih banyak dimunculkan untuk mewujudkan sastra nasional Indonesia

6. Angkatan 1966

Angkatan ini muncul saat peralihan dari rezim Orde Lama ke Orde Baru. Beberapa sastrawan yang masuk ke dalam angkatan 1966 antara lain Taufik Ismail dengan karya “Tirani dan Benteng”, Sutardji Calzoum Bachri dengan karya “Amuk”, dan Sapardi Djoko Damono dengan karya “Dukamu Abadi”. Adapun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain:

Ø Bercorak politis

Ø Beraliran surealistik

Ø Banyak menyuarakan kritik sosial

7. Angkatan 2000

Angkatan ini ditandai dengan perubahan millenium. Kalian pasti tahu dong novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata? Nah, itu termasuk angkatan 2000 Squad. Selain itu, novel “Ayat-ayat Cinta” karya Habibburahman El-Shirazy dan “Negeri 5 Menara” karya Anwar Fuadi, juga termasuk karya sastra angkatan 2000. Adapun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain:

Ø Bebas memainkan kata-kata dan makna

Ø Mengangkat tema-tema dewasa

Ø Bersifat kontemporer

Ø

C. PROSES KREATIF DAN PENGAMAN ESTETIS

1.Proses Kreatif

Proses kreatif merupakan sebuah proses yang dilalui seorang pengarang dalam menghasilkan sebuah karya sastra (Puisi dan prosa). Tahapan proses kreatif melalui empat tahap yakni tahapan persiapan, tahapan inkubasi, tahapan iluminasi, dan tahapan verifikasi.

a. Tahapan persiapan bagi seorang pengarang dimulai ketika berbagai ide awal diakumulasikan dengan berbagai ide lain sehingga muncul ide utama yang mendorong pengarang untuk menghasilkan sebuah karya sastra (Jabrohim, dkk, 2003: 79).

b. Tahapan yang selanjutnya dilalui setelah tahapan persiapan adalah tahapan inkubasi. Pada tahapan ini berbagai kombinasi ide yang ada dalam tahapan persiapan bermunculan, namun hanya ide yang dianggap sesuai yang akan digunakan oleh pengarang (Wallas, 1970: 93). Pada tahapan ini, pengarang akan mengendapkan ide yang telah ada dalam pemikirannya sebelum akhirnya menuliskan ide yang menjadi gambaran pengarang. Tahap Inkubasi Tahap inkubasi menurut Sumardjo (1997: 70) merupakan gagasan yang telah muncul kemudian disimpan dan dipikirkan oleh pengarang secara matang dan ditunggu waktu yang tepat untuk menuliskannya.

c. Tahapan iluminasi merupakan tahapan ketika pengarang mulai menuliskan karyanya, dalam tahapan ini terjadi “flash” atau katarsis dalam diri pengarang, segala ide yang sebelumnya abstrak dalam pikiran pengarang menjadi jelas dan terang (Wallas, 1970: 94).

d. Tahapan terakhir dalam proses kreatif adalah tahapan verifikasi. Pada tahapan ini, pengarang akan mengambil jarak dengan karya yang dibuatnya. Jarak yang diambil pengarang untuk melakukan proses pengembangan ide, penyuntingan, modifikasi, bahkan mengevalusi hasil karyanya secara kritis (Jabrohim, dkk, 2003: 81)

2. Pengalaman Estetis

Pengalaman estetis adalah pengalaman akan keindahan.Pengalaman estetis adalah bagian terpenting dari pengalaman perjumpaan dengan karya-karya seni. Setiap pengalaman estetis selalu melibatkan sebuah fenomenon, objek atau sekumpulan objek, kejadian-kejadian yang berulang, seuntai melodi, dan semacamnya, yang dialami sebagai yang memiliki bentuk ideal tertentu (ideal form). Memang pengalaman estetis memiliki sisi subjektif yang kuat, tetapi juga tidak bisa dilepaskan dari kualitas-kualitas objektif tertentu dari objek estetis tersebut.

Immanuel Kant mempostulasikan bahwa pengalaman estetis adalah jenis putusan subjektif yang berbeda dari perasaan-perasaan lainnya dari manusia. Dia merujuk pengalaman estetis ini sebagai ‘rasa’ (taste). Bagi Kant, ‘rasa’ sebetulnya adalah kemampuan alamiah manusia yang mirip dengan cara mempersepsi lainnya. Setiap pengalaman estetis selalu diikuti oleh munculnya sensasi kenikmatan dalam sikap ketanpapamrihannya. Kant melihat bahwa ‘rasa’ sebenarnya lebih dekat dengan nalar (reason) daripada dengan emosi atau sensasi. Ini karena ‘rasa’ mengandaikan diterimanya pengakuan akan suatu kebenaran apriori (misalnya keindahan) dalam kekonkretan objek seni yang sedang dialami. Jelas bagi Kant bahwa rasa seni (aesthetical taste) tidak sama dengan emosi atau sensasi yang murni, pengalaman mental, karena itu bersifat subjektif. Pengalaman estetis adalah rasa seni bersifat objektif yang muncul sebagai pengakuan akan kebenaran apriori keindahan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Panjang ya Kak tulisannya

08 Dec
Balas



search

New Post