Kandela

don't copy my works. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENCOBA MENELITI DAN MENANG

 

Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan dan menumbuhkembangkan potensi diri seseorang. Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal mulai sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sampai sekolah menengah atas (SMA). Seiring dengan perjalanan pendidikan formal seseorang, makin tumbuh dan berkembang kreativitas, pengetahuan, dan kepribadiannya.

          Kisah saya ini menjadi pelajaran berharga bahwa pendidikan jalan terang menuju kesuksesan. Gara-gara saya belajar meneliti dengan metode ilmiah yang diajarkan di sekolah tepatnya di ekstakurikuler karya tulis ilmiah remaja (KIR), saya bersama teman satu tim (kami bertiga) mendapat juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional pada bulan Februari 2023 lalu. 

          Saya sekarang bersekolah di SMAN 1 Kebomas Gresik kelas X. Pada awal tahun pelajaran, siswa bebas memilih ekstrakurikuler yang disukai. salah satunya adalah karya tulis ilmiah remaja (KIR).Semula, saya tidak tahu dan tidak tertarik dengan ektrakurikuler tersebut. Tidak ada gambaran sedikitpun tentang aktivias ekstrakurikuler itu. Saya pun tidak tertarik sama sekali. Namun, ayah menyarankan agar saya mengikuti kegiatan KIR tersebut. Dengan terpaksa, saya mengikuti nasihat ayah itu.

          Kebetulan, di KIR ini saya bertemu dengan beberapa teman SMP dulu. Kami mendapatkan pelajaran tentang KIR dari bab pendahuluan sampai penutup. Penulisan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang harus disertakan, juga kami pelajari. Tak lupa kami juga mengadakan praktik membuat pupuk dari daun yang ada di sekolah, menanam tanaman di polibag dan lain-lain.

          Guru pembimbing KIR, Bu Laili, selalu mengumumkan lomba-lomba yang bisa kami ikuti di grup wa. Tiba-tiba saya tertarik salah satu lomba. Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Pacitan. Alhamdulillah, kami membentuk tim yang terdiri 3 orang.Tinggal memikirkan ingin membuat apa untuk lomba menulis makalah ini. Bagian tersusah dari memulai.

          Sudah terhitung sampai empat kali kami bertemu, memikirkan ide apa. Tetapi hasilnya nihil, karena kami selalu membahasnya seusai pulang sekolah, berkumpul di masjid. Sudah sore, belum makan, belum lagi bau badan, ditambah mata dan tubuh yang ingin segera bertemu dengan kasur ini. Meskipun kami berjanji akan menunjukkan ide yang ditemukan melalui berbagai media sosial, kami bertiga tetap belum menemukan ide yang pas. Kami sudah capek, setelah pulang sekolah yang penuh berpikir selama kurang lebih 10 jam di selangi istirahat itu, di rumahpun tetap disuruh untuk berpikir kembali untuk mengerjakan PR. Salah siapa kita jadi capek begini?

          Sebegitu rumitnya untuk mencari ide. Kami yang sudah diujung menyerah, tak bertemu jalan keluar. Tiba-tiba Ratu, salah satu teman dalam tim, memberikan ide.Ia menunjukkan vidio tiktok seseorang yang sedang membuat briket. Kami berencana membuat briket dari daun kering, persis seperti apa yang diarahkan pada vidio tiktok itu. Karena dirasa mampu dan cukup bagus untuk dibahas, akhirnya kami memutuskan untuk memakai ide miliknya.

          Hari demi hari kami kerjakanlah makalah kami, dengan bimbingan dari Bu Laili. Mula-mula, kami mengirimkan abstrak ke panitia penyelenggara. Alhamdulillah dan tak menyangka bisa masuk seleksi itu, kami mendapatkan nomor urut 061 dengan judul KTI Pemanfaatan Limbah Daun Kering Menjadi Energi Biomassa dengan Pembuatan Briket. Senang tentu saja, karena itu pertama kalinya kami lolos dalam suatu seleksi. Dilanjut dengan membuat bagian penuh (full paper) dari bentuk makalah. Membuat latar belakang, tinjauan pustaka, dan lain-lain.

          Kami juga haruslah membuat briket sendiri. Mengumpulkan daun kering dan sisa arang terbakar yang ada di sekolah, menahan malu dilihat oleh banyak siswa. Setelah itu membandingkan kekuatan masing-masing pada briket yang sudah dibuat.

          Bagian tersusah adalah memilih kata-kata dan menahan lapar saat mengerjakan. Bagaimana tidak, kami setidaknya pernah menghabiskan waktu sekitar 5 jam untuk mengerjakan.

          Setelah full paper kami selesai kami mengirimkannya pada form yang sudah diberikan. Kami mengumpulkan sebelum tenggat waktu yang sudah ditentukan. Gugup dan pasrah kami serahkan semua pada Allah SWT. Menunggu pengumuman siapa saja yang masuk finalis. Hari-hari kami lalui seperti biasa.

          Tepat saat pengumuman, terkejut diri kami melihat file pdf berisi pemenang finalis. Kagetnya tim kami masuk ke dalam list finalis yang ada di file pdf itu. Hebatnya, kami menduduki list nomor 2 terbaik dengan skor 860. Begitu bahagia kami melihat pengumuman itu. Tapi pertempuran belum selesai kami masih harus melakukan final, presentasi yang dilakukan secara daring, melawan 5 tim lainnya.

          Final yang dilakukan secara daring yang kami tunggu-tunggu itu akhirnya datang. Daring dilakukan di rumah saya karena ada kakak saya yang sedia membantu bila ada masalah teknis. Sesudah membuat PPT dan mempersiapkan segala hal untuk presentasi, kami mengikuti final dengan tertib.

          Sialnya kami mendapat urutan nomor terakhir untuk presentasi. Kami harus menunggu giliran kami tepat sebelum salat dhuhur. Saat kami mendapat giliran, dengan percaya diri mempresentasikan apa yang kami usahakan bersama. Ketiga juri—dua juri lebih tepatnya, karena juri satunya lagi ada masalah koneksi atau apalah tepatnya saya lupa, menanyai kami dari apa yang kami presentasikan. Dengan tanggap dan kompak kami menjawab.

          Pemenang diumumkan setelah salat dhuhur, kami manfaatkan betul kesempatan itu untuk salat dan berdoa untuk yang terbaik. Sambil menunggu kami mengisi perut dengan bakso yang dibelikan oleh kakak. Makan sambil melihat film memanglah hal paling enak untuk dilakukan. Seusai menunggu, kami dipanggil oleh panitia untuk segera masuk ke dalam meeting. Pemenang diumumkan dari belakang, yaitu harapan hingga juara 1. Lama…nama kami tidak disebut membuat hati lega, yang artinya semakin tinggi juara kami. Sampailah pada juara 2, hati kami deg-deg an mendengar juri yang sengaja memperlama, membangun sensasi tegang kami. Alhamdulillah nama sekolah kami tidak disebut, yang artinya kami berhasil mendapat juara 1 pada lomba KTI  itu. Tak terhingga rasa senang yang kami alami. Mencoba berujung menang.

          Bersekolah, menempuh jalur pendidikan formal sangat penting. Seperti pengalaman saya dan teman-teman dalam lomba itu. Semua tidak mengenal bagaimana menulis karya tulis ilmiah. Namun, setelah menjalani pendidikan dengan belajar dan berkolaborasi, menjadi kami berhasil.

 

          Dengan berjalannya waktu, semoga makin tumbuh dan berkembang kreativitas, pengetahuan, dan kepribadian kami. Apabila menempuh pendiidikan, bersungguh-sungguhlah karena dengan bersungguh=sungguh, kesukssesan akan bisa kita raih. 

 

 

Biodata Penulis

Namaku Fauziah Kandela. Saat ini aku bersekolah di SMAN 1 Kebomas,  Gresik kelas X. Hobiku adalah membaca, menonton, dan menggambar anime. Alamat emailku adalah [email protected]

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post