Kandela

don't copy my works. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Keajaiban Terima Kasih

Pagi hari yang damai dan tentram di sebuah Kota. Burung-burung berkicauan. Cahaya matahari yang masuk ke sela-sela ventilasi setiap rumah. Orang-orang saling bersapa dan siap untuk bekerja di hari yang indah ini. Tapi semua hal ini berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Pak Bonbon.

Pak Bonbon yang hidup sendirian di sebuah apartemen merasa kesepian setiap harinya. Baginya, hidupnya sangat membosankan. Pagi-pagi ia harus bersiap untuk bekerja di toko supermarket. Ia hanya memakan burger sisa kemarin yang tidak habis ia makan.

“Hah, pagi yang melelahkan.” gerutu Pak Bonbon di sela-sela sarapan paginya itu.

Saat hendak keluar dari gedung apartemen, seperti biasa ia melihat loper koran yang terlihat sibuk mengantarkan koran dengan sepedanya. Pada waktu yang bersamaan tiba-tiba sepeda milik loper koran itu tadi terjatuh. Koran-koran yang tersusun rapi di belakang sepedanya terjatuh berantakan di tanah. Pak Bonbon yang melihat kejadian itu tidak menghiraukan dan langsung berjalan santai seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa.

Selanjutnya di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang terlihat kesusahan mengejar anjingnya yang kehilangan kendali dengan arah yang berlawanan dari Pak Bonbon. Tapi Pak Bonbon lagi-lagi hanya membiarkan dan tidak membantu menangkap anjing anak laki-laki itu.

Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya Ia sudah dekat dengan toko supermarket tempat Ia bekerja. Hanya perlu melewati lampu merah di depannya Ia sudah langsung sampai tujuan. Saat beberapa saat menunggu akhirnya lampu hijau pun menyala. Saat hendak menyebrang, tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangan Pak Bonbon. Terkaget, Pak Bonbon menoleh ke arah Ia ditarik. Ia mendapati seorang nenek dengan tongkat, kacamata hitam, dan topi rajut. Tangannya yang terlihat meraba-raba angin, berusaha berjalan. Nenek itu buta. Dengan berat hati Pak Bonbon menuntun nenek buta itu menyebrang jalan.

Setelah selesai menyebrang Pak Bonbon melepaskan tangan si nenek dan berkata kita sudah menyebrang. Nenek yang mendengar hal terseut terlihat senang dan berterima kasih kepada Pak Bonbon dan memberikan sesuatu kepada pak Bonbon.

“Terima kasih nggih, Nduk. Ini buat kamu mungkin saja berguna.”

Pak Bonbon menerimanya dengan kebingungan dan berterima kasih kepada si nenek.

Ia melihat kembali apa yang diberikan oleh si nenek. Ia tidak tahu mengapa nenek tadi memberikannya sisir. Apakah nenek tadi ingin dirinya menyisir rambutnya ia tidak tahu. Tapi sisir yang diberikan nenek tadi entah mengapa juga membuat ia merasa senang.

Sesampai pulang kerja ia kembali tertegun melihat sisir yang diberikan nenek tadi. Ia mencoba menyisir rambutnya dengan sisir yang diberikan untuknya. Setelah selesai bersisir ia mencoba mencium bau sisir tadi. Ternyata rambutnya sangat bau. Dengan malu Pak Bonbon segera mandi dan menguyur rambutnya yang bau itu.

Esoknya Pak Bonbon bersiap-siap kembali bekerja. Tapi Pak Bonbon yang sekarang berbeda ia mulai berhenti memakan makanan cepat saji dan mencoba memasak telur yang ada di dapur yang tidak pernah ia urus. Setelah selesai makan ia keluar dari gedung apartemennya. Wajah Pak Bonbon terlihat lebih cerah sama seperti apa yang ia rasakan di hatinya.

Sama seperti kemarin ia melihat loper koran lewat lagi di depan gedung apartemennya. Tiba-tiba loper koran tersebut terjatuh dari sepeda lagi. Pak Bonbon yang dulu hanya diam saja melihat kejadian itu, sekarang ikut membantu loper koran itu mengambil koran-koran yang terjatuh.

Setelah selesai membantu, loper koran itu berterimakasih kepada Pak Bonbon.

“Terima kasih, Pak,” ucap lopan koran itu dengan sopan. Pak Bonbon yang mendengar itu terlihat bahagia setelah mendapat ucapan itu.

Di tengah pejalanan Pak Bonbon melihat anjing dan seorang anak laki-laki yang sama seperti kemarin. Kali ini, anjing anak laki-laki itu ditangkap oleh Pak Bonbon. Anak laki-laki yang setengah ngos-ngosan itu berkata sambal tersenyum“Terima kasih, Pak!” Pak Bonbon yang mendengarnya merasa senang dan membalas senyum anak laki-laki itu.

Ketika Pak Bonbon sudah dekat dengan tempat kerjanya, ia melihat nenek yang kemarin dilihatnya, ingin menyebrang jalan lagi. Kali ini Pak Bonbon yang menarik tangan si nenek dan menuntunnya sampai tujuan. Ia mengucapkan terima kasih untuk kedua kalinya kepada nenek tersebut.

Terima kasih kali ini berbeda dengan sebelumnya yang dipenuhi dengan kebingungan. Kali ini ia ucapkan kata tersebut dengan tulus. Nenek yang mengenal suara ini tersenyum dan hanya menepuk pundak Pak Bonbon. Pak Bonbon pun menawarkan untuk mengantarkan nenek itu ke tempat tujuannya. Nenek tadi menyetujuinya.

Sesudah mengantar nenek tadi, Ia cepat-cepat pergi kembali bekerja. Meskipun telat dan dimarahi oleh manajer, Ia merasa senang dan sudah membantu nenek penyelamatnya.

Sejak saat itu Pak Bonbon menjadi orang yang ramah dan suka membantu orang lain. Hanya dengan kata terima kasih saja dapat membuat orang lain bahagia dan siapa tahu dapat membantu orang lain berubah, seperti Pak Bonbon.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post