Kandela

don't copy my works. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Benang Merah

Benang Merah

Benang merah aneh yang selalu ada di jari kelingkingku. Benang merah panjang yang tak pernah kutemukan ujungnya. Pernah, dulu waktu kecil karena tenggelam oleh rasa ingin tahu, akupun mengikuti arah benang merah dikelingkingku berada. Terus menerus dengan sabar sampai membawaku ke depan hutam yang berada di belakang rumahku. Inginku terus mengikuti, tetapi akalku menang karena aku takut cerita yang terkenal di kalangan anak-anak sekampungku. Barang siapa yang memasuki hutan tersebut akan diculik dan dimakan oleh serigala buas di hutan. Dengan cerita yang sudah tertanam itu aku segera pulang ke rumah, mengurungkan niatku.

***

“Arong ayo main bola bareng sini!!” teriak temanku. Arong nama panggilan yang diberikan teman-temanku karena aku dianggap memiliki wajah mirip berang-berang. Tidak tahu dari mana mereka menyebutku begitu, apa hubungannya dengan berang-berang juga aku tidak paham. Tapi tak buruk juga panggilan itu. Terdengar lucu ketika diucapkan. Aku segera bangun dari lamunanku yang sedang memperhatikan teman perempuan sekelasku yang cantik nan pintar, Hana Namanya. Sedikit demi sedikit aku mulai menanam perasaan kepadanya.

Hana sangat suka dengan tanaman, persis seperti arti nama dirinya dari Bahasa Jepang, Hana yang berarti bunga. Semua tanama, terlebih lagi bunga yang ada disekitar sekolah ini selalu Ia siram, tak peduli seberapa lelahnya Ia mondar mandir balik mengambil air dengan ember, hanya untuk menyiram tanaman. Tak berhenti di situ saja kecintaanya terhadap tanaman, Ia juga membawa sekop kecil untuk memindahkan tanaman yang kurang mendapat cahaya matahari. Para guru yang melihat ketekunan Hana dalam merawat tanaman, membiarkannya melakuakan apapun sesuka hati terhadap tanaman yang ada di sekolah. Toh juga tanamannya baik-baik saja dan malah jadi tambah subur,

Hana bagaikan bunga sungguhan berwujud manusia yang selalu senang merawat tanaman, hari ini kulihat Ia membawa gembor, alat untuk menyiram tanaman berwarna hijau. Gembor itu terlihat baru, warna hijaunya yang masih kelihatan terang. Aku bisa merasakan hanya dengan melihat Ia menyiram dengan alat baru miliknya, hari ini Ia tersenyum 2x lipat dari biasanya. Tersenyum bahagia.

Hari ke hari, lama kelamaan kulihat hana semakin cantik. Selain suka dengan tanaman, Ia juga senang berbicara dengan teman-temannya. Membantu mereka di saat susah. Termasuk diriku yang pernah di tolongnya pada saat jam ulangan matematika. Pulpenku yang tiba-tiba macet yang padahal baru saja aku beli di toko alat tulis. Hana yang kebetulan ada di sampingku meminjamkan pulpen miliknya berwarna kuning dengan tinta hitam. Sampai saat ini masih kusimpan dengan baik pulpen miliknya, bukan karena aku tidak mau mengembalikan. Tetapi diriku yang tidak berani mengembalikan secara langsung kepadanya.

to be continue

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post