KURANGKAI KATA MENJADI KARYA

Semenjak pandemi Covid-19 melanda negeri ini sekaligus dunia, semua aktivitas manusia dibatasi. Semua pelayanan publik mulai dari perkantoran, pasar, perjalanan, bahkan sekolah diliburkan. Proses belajar mengajar pun terkena imbasnya. Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka di sekolah sementara beralih menjadi proses pembelajaran secara daring yaitu pembelajaran jarak jauh. Siswa harus belajar dari rumah menggunakan fasilitas gawai dengan dipandu Bapak/ Ibu guru dari sekolah. Untuk mengejar ketertinggalan materi pelajaran, siswa harus rajin mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh Bapak dan Ibu guru. Banyak membaca menjadi kunci utama untuk dapat mamahami materi pelajaran. Hampir setiap hari selalu seperti itu, belajar dan tinggal di dalam rumah. Sungguh waktu itu sangat membosankan.

Awal mula saya menulis sebuah karya yaitu saat saya masih duduk di kelas 7. Suatu hari saya bersama 5 teman lain yang merupakan kakak kelas dari kelas 8 dipanggil oleh Ibu guru ke sekolah melalui WhatsApp. Kemudian kami hadir ke sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Kami diminta mencoba menulis sebuah karya yang akan diikutkan lomba. Setelah diberi pengarahan dari Ibu Guru pembimbing, kami semua pulang ke rumah masing-masing. Jujur saya sedikit bingung harus mulai menulis dari mana, karena saya merasa tidak memiliki ide dan pengalaman sebelumnya. Memang tidak mudah memulai sebuah kisah karena baru pertama kali menulis sebuah karya yang dilombakan. Sebenarnya saya tidak mempunyai bakat dan pengalaman menulis, biasanya hanya sebatas mengarang cerita sewaktu mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa. Di sela waktu senggang, saya mencoba menuliskan apa yang ada di pikiran, menuangkan cerita sesuai tema yang diminta. Dari kata-kata yang tidak nyambung itu saya mencoba untuk merangkainya menjadi kalimat yang baik dan menyusun ulang dalam sebuah kisah/ cerita runtut yang bisa dipahami oleh orang lain.

Berkat dukungan dari semua pihak terutama orang tua dan bimbingan dari guru, saya beranikan diri mengirim hasil tulisan saya melalui sekolah. Inilah yang membuat saya terkejut dan seolah tidak percaya karena kali pertama mengikuti lomba menulis, saya bisa lolos menjadi pemenang. Rasa bangga membuat saya tertantang ingin terus menulis. Bukan perkara menang tetapi lebih pada kepuasan hati. Dengan menulis, kita bisa menuangkan ide kreatif dan gagasan yang dapat menambah pengetahuan untuk diri sendiri serta orang lain. Mungkin dari keterpaksaan itulah, sekarang kegiatan menulis menjadi sebuah hobi baru yang menyenangkan bagi saya.

Harapan saya kepada teman-teman semua, jangan takut mencoba hal-hal positif karena dengan mencoba kita belajar berproses. Walau sering gagal dan tidak sesuai harapan setidaknya kita sudah berani mengambil kesempatan selangkah untuk lebih maju. Tidak ada perjuangan tanpa rasa lelah, maka tugas kita untuk menjalani, menikmati, dan mensyukuri apa yang sudah menjadi tanggung jawab kita karena usaha tidak akan mengkhianati hasil hingga Bismillah menjadi Alhamdulillah.

Tetap semangat dan jangan pernah menyerah, terus gali dan asah potensi/ kemampuan yang ada di dalam diri kita. Semoga hidup kita selalu bermanfaat untuk orang lain.

Bio Data Penulis :Calysta Aurellya Inges Jatmiko,lahir pada tanggal 21 Desember 2007 di Kab.Semarang, Jawa tengah. Anak tunggal dari bapak Jatmiko dan ibu Ari.

Saat ini penulis duduk dikelas sembilan. Bersekolah di SMP negeri 5 Ambarawa. Penulis dapat dihubungi melalui e-mail [email protected], WA 081573075677, IG calystaaurellyaa