Azzuma Wildan Maula Aqsa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sejarah Gandrung di Banyuwangi

Sejarah tari Gandrung Di Banyuwangi

Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak terletak di bagian paling timur Pulau Jawa, yang dikenal dengan julukan “The Sunrise Of Java”. Kabupaten Banyuwangi terletak pada koordinat 7° 43’ - 8° 46’ LS dan 113° 53’ -114° 38’ BT, memiliki keragaman pemandangan alam, kekayaan seni, adat tradisi dan budaya. Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah 5.782,50 km² yang merupakan kawasan hutan. Area kawasan hutan di Banyuwangi mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72%, daerah persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44%, daerah perkebunan sekitar 82.143,63 ha atau 14,21%, daerah permukiman dengan luas sekitar 127.454,22 ha atau 22,04%, dan sisanya digunakan untuk ladang, jalan, dan lain sebagainya. Banyuwangi terdiri dari dataran tinggi dan dataran rendah. Pada dataran tinggi, terdapat pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan. Sedangkan pada dataran rendah, merupakan penghasil produk hasil pertanian dan daerah disekitar garis pantai yang merupakan daerah penghasil biota laut. Pada dataran rendah ini, sungai selalu mengalir di sepanjang tahun dan bermanfaat bagi kesuburan tanah. Selain itu, di Banyuwangi juga mulai dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak serta mulai mengembangkan sumber daya kelautan dengan garis panjang pantai 175,8 km. (www.banyuwangikab.go.id, diakses pada 15 Desember 2018).

Banyuwangi saat ini menjadi daerah yang sering diperbincangkan oleh masyarakat luas di Indonesia terkait dengan budaya lokalnya. Banyuwangi mempunyai beragam kesenian dan tarian yang menarik salah satunya adalah Tari Gandrung. Cikal bakal Tari Gandrung adalah Tari Seblang, salah satu buktinya ialah dipakainya gending “Seblang Subuh” pada saat akhir pertunjukkan Gandrung (Sumarjono, 1996:8). Tari Gandrung pada awalnya disajikan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat Banyuwangi pasca panen. Seiring dengan perkembangan zaman, Tari Gandrung disuguhkan dalam hajatan dan sebagai pembukaan untuk menyambut tamu undangan pada acara tertentu. Tari Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali (Anoegrajekti, 2007: 51). Masyarakat Banyuwangi sangat menjunjung tinggi tari Gandrung karena memiliki daya tarik yang luar biasa dihadapan masyarakat. Pada 31 Desember 2002 Gandrung ditetapkan sebagai maskot Kabupaten Banyuwangi melalui Surat Keputusan Bupati Banyuwangi (Dariharto, 2009:36).

Tari Gandrung sempat meredup karena tariannya yang erotis, pakaiannya terbuka dan maraknya minuman keras pada saat pertunjukan Gandrung. Dalam pertunjukan Gandrung selalu terdapat puluhan bir dan beberapa minuman pencampuran seperti soft drink dan anggur cap topi miring. Akibat dari hal tersebut menyebabkan kaum santri memperoleh argumen untuk mengkonstruksi pertunjukan Gandrung sebagai “hajatan mabuk-mabukan”, sesuatu yang dilarang dan diharamkan oleh agama (Anoegrajekti, 2011:83-86). Padahal disisi lain kesenian Gandrung bersama dengan para seniman Banyuwangi telah menjadi penyelamat budaya asli Banyuwangi dan penyelamat ekonomi keluarga. Karena dulu Gandrung menjadi salah satu kesenian yang sering menjadi tontonan

Gandrung pernah meraih popularitas di masyarakat penggemarnya baik melalui atraksi pentas maupun RRI dan radio swasta di wilayah Besuki, bahkan didaerah lainnya terutama pada tahun 1970-1980. Berkembangnya media massa dengan adanya televisi yang menayangkan seni modern, Gandrung nampak kurang mampu mengimbanginya. Minat masyarakat pun semakin menurun, terlihat lebih banyak yang menanggap video kaset daripada menanggap Gandrung dengan alasan lebih irit (Sugiyanto, 1997:40-44). Akibat dari hal tersebut, Gandrung mulai kurang diminati oleh masyarakat terutama oleh generasi muda karena dianggap sebagai tarian biasa yang sering terlihat dan terdengar di berbagai tayangan televisi maupun dalam acar-acara hajatan.

Manfaat bagi masyarakat Masyarakat dapat menambah pengetahuan dan wawasan lebih dalam mengenai sejarah Gandrung di Banyuwangi Masyarakat bisa mempelajari dan melestarikan tari Gandrung Di Banyuwangi Masyarakat bisa sadar bahwa budaya tari Gandrung ini hampir punah dan mereka harus terus melestarikan budaya tari Gandrung ini.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post