Azizah Hesti Agustina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Gadis dalam lemari

Hari ini cuaca begitu panas. Tubuhku seperti mati rasa. Aku berjalan gontai menusuri jalan setapak untuk menuju rumah ku.

"Yahh...! aku pulang!".

Hening.

Kemana ayah ku? Bukan kah hari ini dia tidak bertugas?

Aku berjalan menuju kamar ayah ku. Tunggu ... Seperti ada yang menangis? Ku dekati. Ku buka pintu kamar ayah. Ahh, ayahku sedang menangis? Benarkah? Seorang pria gagah perkasa itu menangis?

Aku tidak percaya melihat ayahku menangis. Pasalnya, dengan keperkasaan nya itu dia selalu kasar terhadapku. Kejam dan bringas adalah kata yg cocok untuk nya. Ayahku seorang tentara. Ibuku sudah meninggal ketika aku berusia 8 tahun. Dan sejak saat itulah ayah mendidik anaknya dengan keras. Aku diperlakukan layak nya seorang anak lelaki.

Hal yg paling aku takutkan adalah ketika aku melakukan kesalahan. Ayah tak segan segan memukulku, mencambukku, ataupun mengurung ku di dalam lemari seharian tanpa diberi makan. Ketika aku sakit pun, ayah memperlakukan aku seperti biasa. "Jadi anak tuh jangan lemah! Gitu aja sakit! Lebay kamu nii!!" begitulah ucap nya ketika badan ku menggigil saat akan berangkat sekolah.

Pernah suatu hari. Ketika ujian akhir semester tiba, nilai ku menurun drastis. Ayah sangat marah mengetahui nya. Dia menggeret ku kekamar mandi dan menenggelamkanku ke dalam bak. Tidak sampai disitu saja. Bagaikan seekor hewan aku digeret nya menuju gudang. Bahkan hewan pun lebih manusiawi dibanding manusia biadab ini. Bajuku dilepas hingga tidak ada benang sehelai pun. Dia mencambukku puluhan kali. Jangan ditanya bagaimana lagi kondisi ku. Saat itu rasanya aku sedang di ujung kematian. Dan aku berharap aku mati saja. Bahkan ketika selesai mencambukku, ayah mengurung ku di dalam gudang sehari semalam tanpa diobati dulu lukaku. Pria brengsek! Mengapa aku tidak mati saja!

Sejak saat itu aku selalu berhati hati supaya tidak membuat kesalahan. Apakah dia benar ayahku? Kejam sekali! Tapi sekarang? Dia menangis? Haha yg benar saja.

Kepalaku tiba tiba terasa berat sekali. Aku berjalan menuju kamarku. Kenapa kamar ku berantakan sekali. Siapa yg melakukan nya? Sedangkan aku hanya tinggal berdua bersama ayah. Sudahlah nanti aku bereskan. Kepalaku sungguh sakit!

Aku berbaring di tempat tidurku. Dan aku terlelap.

Tok! Tok! Tok!

Arghh, siapa yang mengetuk pintu. Berisik sekali!

Dengan malas aku beranjak untuk membuka pintu. Arghh kepalaku sangat sakit. Kulihat kasurku berwarna merah. Ya, itu adalah darah yg mengalir dari kepalaku.

Tok! Tok! Tok!

Ahh sial. Aku lupa membukakan pintu. Saat aku buka dan ternyata ...

Kosong!

Tidak ada siapa siapa. Aku berjalan menuju kamar ayah. Ayah masih tetap berada di tempat semula. Tapi suara tangis nya tak terdengar lagi. Aku kembali menuju kamar untuk mengobati luka kepalaku. Aku mengelilingi kamarku untuk mencari kotak P3k yang entah mengapa sulit sekali menemukan nya.

Tok! Tok! Tok!

Suara itu lagi.

Degh!!

Suara itu bukan berasal dari arah pintu. Tapi berasal dari arah ... Lemari!

Aku berjalan perlahan menuju lemari. Dan hap! Aku meraih ganggang pintu nya. Ku buka perlahan lemari itu.

Seorang gadis dengan kepala yang sudah haancur ada di dalam nya.

Gadis itu adalah ... Aku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post