Azie_ryuuchan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Twilight story

Twilight story

• • • • • • Twilight Story • • • • • •

|||Prologue|||

azizah ( azie )

Enjoy dan hati hati kalo ketemu typo:v

°°°°°°

" Bundaaa Haqi pengen pikniiik" pinta seorang anak lelaki sambil terus menarik narik rok panjang sang bunda tersayang. Sedang sang ibunda yang sedang kerepotan memasak menyahut." Iya sayang sebentar yaa,, bunda masih masak buat haqi makan,,nanti ya?ok?" Jemari lembut nya terus membelai surai hitam putra sulung nya.

Haqi, demikian nama anak itu. Cemberut sambil menggelembungkan kedua pipi nya. Sedang sang bunda terkekeh kecil, perlahan mencubit cubit pipi putra nya yang bak squishy itu. Putri bungsu yang masih berusia 2 tahun di gendongannya ikut ikutan berusaha membelai surai hitam lebat kakak nya.

Haqi sedikit mengerucutkan bibirnya. Di raih nya tangan mungil adik nya dan dipakai untuk membelai dirinya sendiri.

°°°°°°°°°°°°

"Emang kak haqi mau piknik kemana?" Aminah menggoyangkan jari telunjuknya. " Engg, Haqi sih mau nya ke.. ke tempat yang ngga terlalu panas gitu.. trus asri .. ya gitu" jawab nya sambil meyuapkan satu sendok nasi ke mulut nya. Bunda nya kembali terkekeh " yaudah, nanti sore kita piknik yah, tapi nunggu ayah pulang dulu. Sambil nunggu, kak haqi siap siap dulu sama ngerjain pr ok?" "Mmm ok"

°°°°°°°°°°°°°°°

" Waaaaaaa " seru Haqi berguling guling di rerumputan hijau lebat itu " haqii hati hati nanti gatel loh,,, " pesan bunda nya sambil mempercepat langkah kaki nya mengejar putra tercinta. Sedang lelaki dibelakang nya terkekeh perlahan ia tepuk lembut bahu istri nya. "Nanti mandi " ucap nya kalem. " Yaah, " lelaki itu kembali terkekeh. "Sayang, dengerin kata bunda, bunda ngambek nih" seru nya. "Iya yaaah! Bentaaar! Enak lo, ayah mau ikut?" "Engga sayang, nanti gatel lo? Haqi mau gatel gatel emang?" Yang ditanyai hanya geleng geleng sambil tersenyum polos. " Yaudah sini, kalau gitu bantuin ayah gelar karpet sama siapin makanan ya?" " Ok siap yah" Haqi berlari mengekor tubuh tegap ayah nya. Tawa dan candaan ditemani beberapa kue dibawah oranye langit sore karya alam semesta. Ciptaan sang kuasa.

"Kak..qiii" tangan mungil putri bungsu di keluarga kecil ini terus berusaha mengapai apai wajah sang kakak nya tersayang.

Sedang sang ibunda tertawa kecil, membelai surai hitam sang manis yang terbalut kerudung mungilnya. Perasaan nya tak karuan, hanya dijawab oleh hembusan angin dan rumput yang bergoyang. Keluarga kecil nya, tak ingin ia berpisah dengan mereka tak ingin kehilangan satu dari mereka lagi. Tapi, dimana ada pertemuan, akan tibalah masa perpisahan. Insting seorang ibu, yang tak pernah salah hari ini ini ia salahkan.

Dan hanya tuhan yang maha esa saja yang mengetahui jawabannya.

°°°°°°°°°°°°°°°

Haqi terus tersenyum entah mengapa hari ini ia sangat senang. Ia merasa sangat baik dan baik hari ini tapi dunia seakan menyembunyikan sesuatu, menyiapkan cobaan titipan dari sang kuasa. Untuk bocah bersenyum polos ini.

" Kak turun yuk? Kak haqi mau tidur di mobil?" Tanya bunda sedikit bergurau. Membuyarkan kesenangan dunia haqi kecil. Ayah nya terkekeh kecil " kok malah senyum senyum?" Tanya nya menggoda " ndak papah" ucap haqi tersipu malu.

Haqi turun, dan berlari ke gandengan bundanya. Tetiba melihat bayangan hitam yang melesat cepat melewati jedela kamar nya. Tubuh nya membeku segera merapatkan jarak nya dengan sang ibunda.

Mereka segera memasuki rumah, bersiap untuk tenggelam di alam mimpi. " Kak haqi langsung tidur ya? Jangan begadang lo?" " Bun, haqi masih umur 5 tahun, dia begadang mau ngapai coba?" Tanya ayah diiringi tawa kecil. " Ya kan bisa aja" jawab bunda ikut tertawa.

"Iya bundaa" haqi segera menaiki kasur nya menutup mata rapat rapat, menghirau kan rasa takut dan hawa malam yang kian menusuk belulang nya.

Dan malam kian larut, tetapi tubuh haqi masih terjaga. Ia terus menarik selimut nya mencoba berlayar di pulau kapuk nya. Hingga kantuk nya mulai menyerang, memaksa mata haqi tertutup rapat. Hingga suara ketukan pintu terdengar sangat jelas, diantara gelap sunyi nya malam. Haqi bisa mendengar ayah nya membuka kan pintu, dan terdengar suara darah yang mengalir.

Peluru menabrak kaca jendela kamar haqi, membuat mata nya kembali terbuka lebar. Napas nya seakan menyekik lehernya sendiri, mata nya seakan terbakar, tubuh nya bergetar. Ia segera bangkit berlari keluar kamar. Tak mempedulikan beberapa buah peluru yang kembali di tembakkan. Ia dapat melihat cairan merah di depan pintu rumah nya, dan ayah nya yang tergeletak di depan pintu. Seorang lelaki berwajah seram dengan membawa pisau tajam berlumuran darah.

"Halo pahlawan kecil, apa kamu mengenalku?" Tanya nya dengan suara berat. Tubuh haqi meremang. Tubuhnya mati rasa. Kristalan bening memberontak berebut keluar dari kelopak matanya. Kaki nya gemetar, tak kuasa menahan tubuh nya hanya untuk berdiri.

To be Continued

Assalamualaikum! Ok ini cerita baru lagi, tapi kek nya cuma pendek. Jadi yang buat cerita annisah, aku masih proses kok. Ok, jadi makasih ya buat yang baca cerita aku dadaah

Bonus foto gaje dari aku

(づ。◕‿‿◕。)づfollow

(づ。◕‿‿◕。)づ comment

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren kak,Maaf baru bisa baca,Aku baru liat liat cerpen yang kemaren

20 Apr
Balas

Ok gpp

20 Apr
Balas



search

New Post