Hati penuh iri dengki, menatap prestasi rekan menjulang tinggi. Ini bukan hanya tentang prestasi, namun juga kesucian hati. Suci berarti bersih, polos, tidak tercemar, dan atau terbebas dari keburukan. Hati merupakan cerminan diri. Hati yang bersih mencerminkan pribadi yang baik, menghantarkan energi positif baik kepada dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Seseorang dengan hati yang bersih cenderung mengutamakan hal-hal yang dapat bermanfaat atau memberikan timbal balik yang positif kepada dirinya. Ia akan fokus untuk terus meng-upgrade diri dengan hal-hal bermanfaat seperti belajar, beribadah, dan meningkatkan kualitas diri. Kesuksesan seseorang tidak sebaiknya diukur hanya dengan tingkat prestasinya, namun juga dengan bagaimana cara dia bertindak dan bersikap kepada orang lain serta dirinya sendiri. Pola pikir seseorang dengan hati yang bersih cenderung positif. Selain berbuat baik kepada orang lain, orang dengan hati yang suci juga berbuat baik kepada dirinya sendiri. Seperti selalu memberikan afirmasi serta mindset yang positif kepada dirinya atau dengan menjaga kesehatan baik secara fisik maupun mental.

Kemudian bagaimana cara untuk membersihkan hati? Mulailah dengan introspeksi diri, bergaul-lah dengan orang-orang yang dapat memberikan energi dan dampak positif. Carilah pergaulan yang dapat mengarahkan atau menuntun kita ke jalan yang lebih baik. Jangan pernah sekalipun lupa untuk bersyukur, taat dalam beribadah dan mengingat Sang Pencipta. Dengan hati yang suci, pikiran menjadi jernih, membuka jalan untuk mencetak prestasi.

Menurut Wikipedia, prestasi adalah hasil atas usaha yang dilakukan oleh seseorang. Dengan itu, prestasi dapat diartikan sebagai sebuah pencapaian, dan tentunya tidak selalu berbicara tentang pencapaian akademik seseorang. Seorang balita untuk pertama kalinya mampu membaca, seorang remaja akhirnya dapat menemukan jati dirinya, seseorang dengan depresi berat mampu bangkit dari keterpurukannya. Hal-hal seperti itu juga merupakan sebuah prestasi, sebuah pencapaian dalam kehidupan.

Banyak cara yang bisa kita lakukan atau terapkan untuk dapat menjadi pribadi yang berprestasi. Carilah cara atau gaya belajar yang efektif untukmu, belajarlah dari kesalahan. Berkomitmen dan konsisten dalam mengusahakan sesuatu. Atur waktumu dengan sebaik dan seefektif mungkin. Buang jauh-jauh malasmu, gantilah dengan produktivitas. Carilah faktor-faktor pendukung atau pendorong yang dapat memotivasi atau menginspirasimu untuk berprestasi. Keterbatasan bukanlah penghalang, identifikasilah faktor-faktor penghambat yang dapat mempengaruhi prestasimu, kemudian carilah solusinya. Diam tidak selamanya berarti baik. Prestasi tidak akan datang sendiri, jemputlah dengan tekad dan usaha.

Dengan hati yang suci, pikiran akan dipenuhi dengan hal-hal yang positif. Motivasi, afirmasi, dan inspirasi yang akan berguna untuk membangun diri. Mengisi hari dengan pengalaman dan pencapaian baru yang bermanfaat. Ubahlah perasaan iri menjadi motivasi untuk maju, keinginan untuk melampaui dengan cara yang baik dan dengan persaingan yang sehat, bukan dengan cara merendahkan.

"Tidak apa-apa bagimu untuk mengakui orang lain sebagai pengaruh positif dalam hidup dan membiarkan prestasi mereka menginspirasimu." - Luke Gregory

Biodata Penulis:

Nama: Annisa Zhafira Rasya

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 31 Mei 2009

Asal Sekolah: SMP Al Muslim Bekasi

Email: [email protected]

No WA: 087808744548