Seperti judulnya, orangtua pengganti di sekolah sekaligus orangtua kedua kita adalah guru. Jika didefinisikan maknanya sangat luas dan intinya seorang guru adalah seorang pengajar, pendidik, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan bahkan pengevaluasi peserta didik. Peran dan tanggung jawabnya sangat besar. Sama seperti peserta didik (siswa), siswa juga memiliki peran dan tanggung jawab yang sebanding. Salah satunya etika.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, maupun buruk. Itulah mengapa siswa harus menanggung perannya dengan penuh tanggung jawab. Peran inilah yang harus dibangun sejak dini agar karakter terbentuk secara sistematis dalam hal positif. Caranya yaitu dengan menempuh pendidikan. Mulai TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Memang sepenting inilah pendidikan bagi semua manusia.

Pendidikan tidak hanya menyangkup sekolah. Bisa saja muncul karena daya tangkap otak manusia yang memungkinkannya berpikir secara otodidak. Kebanyakan anak-anak di luar sana masih ada yang tidak bersekolah, namun otak mereka terbilang cerdas dan bijak. Itu karena bersumber dari kebiasaan, kebudayaan, kondisi, maupun keterampilan.

Sedikit kilas balik saat saya masih SD, pernah dilempar spidol dan dipuji dengan guru yang sama namun waktu yang berbeda. Dilempar spidol karena bisik-bisikan dengan teman sebangku sampai tertawa kecil dan ketahuan. Dipuji karena satu-satunya jawaban tugas matematika dengan langkah kerja yang detail dan benar.

Mungkin bakat berhitung saya muncul sejak saat itu secara refleks. Yang terus berjalan sampai sekarang, ikut lomba matematika, jawab soal di kelas, walau masih belum terbilang master. Alhasil ini adalah hikmah dari kemarahan dan pengakuan seorang guru yang sangat berbekas di hati. Selanjutnya berlanjut ke SMP, seorang guru matematika sekaligus menjabat sebagai Kepala Sekolah dengan sistem belajar masuk cepat keluar lama. Hal yang sangat diingat oleh saya dan semua teman sekelas. Tapi cara mengajarnya yang seru, membuat para siswa tidak mudah bosan duduk berjam-jam. Selain itu, guru tersebut sering mengiringi pembelajarannya dengan candaan yang klise namun mampu membuat tertawa. Benar-benar terasa seperti orangtua.

Lanjut SMA status sekarang ini, benar-benar menemukan guru yang bijak dan sangat realistis, penuh kewibawaan, dan tegas. Di mana setiap kalimat yang diucapkannya menohok akal logika. Mengungkit sebuah fakta yang menganjurkan kita memilih jalan lain yang benar. Mengambil setiap langkah demi langkah secara logis dan kritis. Sayangnya, sekarang beliau sudah pensiun. Namun, masih banyak guru-guru lain yang menjadi panutan saya secara pribadi. Ada pembina ekstrakulikuler yang saya ikuti. Benar-benar guru yang satu ini juga sangat realistis. Suka menggali jawaban dari jawaban. Sampai dituntaskan persoalan yang menjadi pertanyaan.

Ada juga guru dengan tutur kata yang lembut dengan sekian banyaknya kalimat-kalimat mutiara atau pribahasa yang beliau lontarkan. Sangat menambah semangat untuk memotivasi diri dalam menimba ilmu pengetahuan. Dan sebenarnya masih banyak lagi, yang setiap gurunya sudah pasti bisa belajar sesuatu yang baru dan bermanfaat.

---

Saya Andini Pratiwi dan lahir di Makassar tanggal 20 Agustus 2004. Sekarang usia 17 tahun, duduk di bangku SMA Kelas 12 di SMAS SEMEN TONASA. Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Alamat e-mail yaitu [email protected] dan nomor WA aktif +62 82293165215.