Alya Rizkyna Safira

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PAHLAWAN WANITA DIHATIKU.

PAHLAWAN WANITA DIHATIKU

Ibu, satu kata berjuta jasa. Jasa yang begitu besar bagiku. Ibu adalah sosok penting dalam hidupku. Ibu yang melahirkan, merawat, dan membesarkanku dengan tulus sepenuh hati. Ibu merawat dan membesarkanku tanpa pernah mengeluh meskipun rasa lelah itu ada. Rasa cinta dan kasih sayang yang kau berikan dalam pengasuhan yang hebat ini, membuatku begitu kagum kepadamu. Keringat yang membasahi dahimu saat merasa lelah merawatku dan menghadapi sikap nakalku adalah bukti seberapa besar kasih sayang yang kau berikan kepadaku. Semua jasa yang kau berikan ini patut mendapat penghargaan dan apresiasi tinggi. Terimakasih hanyalah sebuah kata sederhana yang bisa ku ucapkan kepadamu, atas semua jasamu yang sangat berarti bagiku.

Perkenalkan nama saya Alya Rizkyna Safira. Saya adalah siswi dari SMP Negeri 5 Pamekasan yang saat ini duduk dibangku kelas 8. Di dalam cerita ini saya menuliskan pengalaman antara ibu dan saya. Meskipun pengalamanku saat bersama ibu ini hanya biasa saja, tetapi itu mempunyai makna yang mendalam untukku pribadi.

Sri Utami, itulah nama ibuku. Ia adalah sosok anak pertama yang lahir dari 4 bersaudara. Lahir di Surabaya pada 23 April 1973. Saat ini usia ibuku 49 tahun. Berperawakan tinggi sekitar 150 cm dengan rambut pendek, baju rumahan santai, dan senyum manis yang terpantri indah diwajahnya, ia memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus sepenuh hati untukku.

Ibuku adalah sosok wanita yang hebat. Bagaimana tidak?, setiap hari dia bangun lebih pagi untuk memasak dan menyiapkan sarapan serta kebutuhanku dan juga ayah. Tak hanya itu, ibu juga mencuci pakaian dan piring kotor sisa semalam. Sedangkan saya?, sebagai seorang anak pun jarang sekali membantunya. Terkadang saya membantunya untuk menyapu teras depan, membersihkan tempat tidur, dan mencuci baju sendiri. Hal yang saya lakukan itu tidak sebesar pengorbanannya untukku.

Saya terlahir sebagai anak kedua dan memiliki seorang saudara laki-laki yang merantau ke kota Surabaya saat ini. Ibu tidak pernah membedakan dan pilih kasih diantara kami berdua, selalu adil. Tapi saat suatu hari, rasa iri itu hinggap dihati saya. Ibu terkadang lebih memperhatikan kakakku dibandingkan dengan diriku. Tak jarang, ibu juga pernah membandingkanku dengannya. Rasa kesal dan jengkel itu membuatku marah dan membanting lalu mengunci pintu kamar dengan kasar. Saat mendengar bantingan pintu kamarku ibu langsung menghampiriku karena merasa cemas mengapa saya membanting pintu sampai seperti itu. Setelah beberapa kali ibu mengetuk pintu, saya membukakan pintu dengan mata sembab sehabis menangis. Ibu langsung memeluk untuk menenangkanku dan mengucapkan maaf. Saya langsung mendongakkan kepala lalu mengangguk untuk membalas permintaan maafnya. Saya juga meminta maaf kepada ibu karena sikap dan perilaku saat sedang marah tadi bisa dikatakan cukup kasar. Ibu hanya tersenyum dan mengelus rambutku.

Sosok perawat yang siap siaga ketika saya sakit adalah ibu. Ibu adalah sosok pertama yang khawatir dengan keadaanku. Musim pancaroba yang melanda ini membuatku jatuh sakit. Hujan yang turun tak menentu, membuat udara dingin sehingga mudah terkena flu. Saya pernah tidak masuk sekolah karena demam akibat terkena hujan. Saat di Rumah, ibu merawat dan mengobatiku supaya cepat sembuh agar besok bisa masuk sekolah. Ibu merawatku dengan tulus sepenuh hati. Malam harinya, ibu bangun dan menyiapkan air hangat untuk mengompres dahiku agar suhu badanku segera turun.

"Ibu selalu merawatku saat saya sakit. Bagaimana cara membalas semua yang ia lakukan untukku?".

"Saat ia sakit pun saya merasa tidak pernah mempedulikannya, mungkin hanya sekedar bertanya keadaannya dan menyuruhnya minum obat lalu istirahat". Begitulah monologku dalam hati. Rasa sedih dan cemas saat ibu sakit sering menghampiriku, tapi saya sebagai anak tidak bisa berbuat banyak, mungkin hanya sekedar membantu membersihkan rumah untuk meringankan beban pekerjaannya supaya tidak kelelahan.

Ibu adalah sosok yang selalu mendengar keluh kesahku setiap hari. Ia menjadi pendengar yang baik untukku. Saat sepulang dari Sekolah, biasanya saya menceritakan kejadian yang ada di Sekolah pada hari itu. Ibu mendengarkan ceritaku sambil memasak. Terkadang, saat terjadi hal yang tidak menyenangkan di Sekolah, saya selalu membawa masalah itu ke Rumah. Ibu hanya bisa menghela nafas dan membiarkan saya untuk menenangkan diri. Setelah emosi itu mereda, saya keluar kamar dari dalam kamar meletakkan seragam sekolah yang kotor diember khusus cucian. Ibu hanya tersenyum saat melihat raut wajahku yang terkadang masih kurang enak untuk dipandang. Meletakkan sepiring nasi dan lauk di depanku untuk makan siang sudah membuatku senang. Karna terkadang saat saya pulang sekolah sambil menggerutu tidak jelas itu artinya cacing dalam perut sudah kelaparan.

Dulu, sewaktu saya masih kecil saat tidak tahu bagaimana cara menulis ataupun membaca. Ibu mengajari saya sampai bisa dengan sabar. Ibu adalah sosok yang senantiasa mendampingi saya saat belajar. Ibu dengan telaten mengajari saya agar memahami semua yang perlu ku pelajari. Semua pembelajaran yang ia berikan untukku sangat berarti bagiku. Saya yang semula tidak tahu sekarang menjadi paham dan mengerti banyak hal. Pengasuhan hebat yang ibu berikan membuatku begitu kagum padanya. Meskipun lelah sehabis mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi ia tetap tersenyum saat saya memintanya untuk membantu tugas sekolah. Selain masalah tugas sekolah, ibu juga sering mengajariku bagaimana tata cara berwudhu, sholat, berdoa untuk melakukan aktivitas, membaca iqra' ataupun menghafal surah pendek. Ibu sering mengingatkanku untuk tidak meninggalkan sholat dan selalu tepat waktu mengerjakannya. Tidak lupa saat keluar Rumah, ia mengingatkan saya untuk mengenakan kerudung untuk menutup aurat.

Sebuah pencapaian yang luar biasa ini dapat saya rasakan, saat sosok ibu selalu mendampingi dan memberi semangat kepadaku. Saya terkadang merasa iri melihat anak lain yang memiliki prestasi tinggi sehingga dapat membanggakan kedua orang tuanya. Tersadar bahwa saya bukanlah anak yang memiliki prestasi tinggi, mungkin biasa saja. Meskipun kemampuan dan prestasi yang kumiliki ini kurang memuaskan. Setidaknya pernah membuat ibuku tersenyum karena mendengar cerita yang saya tulis bertemakan tentang "Guruku, pahlawanku" meraih juara tingkat Nasional, bersama dengan 8 temanku lainnya. Ibu merasa senang saat saya memberitahukan berita tersebut kepadanya. Dia langsung memelukku dan mengucapkan selamat atas apa yang ku raih. Saya pun juga merasa senang, karena prestasi yang diraih bisa membanggakan ibu.

Pencapaian sampai titik ini tidak akan pernah bisa diraih olehku tanpa adanya doa yang menyertai darimu, ibu. Ku ucapkan banyak terimakasih atas semua yang kau berikan padaku. Kenangan indah ini takkan pernah ku lupakan. Semoga kedepannya pencapaian yang dapat diraih lebih dari ini dan membanggakan dirimu dengan kesuksesanku.

Ibu adalah pahlawanku. Pahlawan yang membantuku dalam segala hal tanpa mengenal waktu dan lelahnya. Jerih payahnya dalam merawat dan membesarkanku membuat ku menyebut cerita ini dengan judul "PAHLAWAN WANITA DIHATIKU". Pahlawan wanita dihatiku adalah ibuku, ia sosok yang rela melakukan banyak hal untukku. Saya sangat bangga memiliki ibu hebat sepertimu. Ibu , terimakasih.

Cerita ini adalah karya tulis untuk memperingati hari ibu tanggal 22 November mendatang. Mungkin cerita ini hanyalah karya kecil yang bisa saya persembahkan untukmu. Karya yang tak sebanding dengan perjalanan panjang dan jerih payahmu saat merawat dan membesarkanku. Sosok kuat dan penyabar dalam menghadapi sikap dan sifatku ini. Sekali lagi "Terimakasih, ibu". Semua yang kau berikan ini takkan pernah ku lupakan, akan ku balas dengan kesuksesanku suatu saat nanti.

"Hargai, hormati, dan jagalah ibumu selagi dia ada. Jika ia sudah tiada hanyalah penyesalan yang kau dapatkan. Masih banyak anak di luar sana yang tidak memiliki ibu, seharusnya kau bangga karna masih bisa bersama dengannya".

"Ibumu adalah surgamu. Jagalah dan rawatlah ibumu, jika kau tidak melakukannya dengan baik, maka celaka yang didapatkan".

Terimakasih, ibu. Semoga kau sehat selalu agar bisa melihat kesuksesanku kelak.

Aaminn....

I LOVE YOU MOM.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post