Alanis Salsa Dewi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Anders dan Mimpi

Anders dan Mimpi

“Mama, kaulah bintang yang terang-benderang. Dengan tulus cinta, memberi setiap. Hal yang indah, yang ada di dunia. Untuk membuat diriku jadi anak yang bahagia.”

Plok, plok, plok

Suara tepuk tangan menggema di ruang kelas 5 Razor Primary School. Siulan juga tak kalah bersahutan.

Anders pun turun dari panggung kecil di kelasnya. Teman sebangku Restu itu pun kembali ke mejanya.

“Suaramu bagus, An. Sangat bagus, kenapa kamu nggak bercita-cita jadi penyanyi saja?” tanya Restu.

“Ah, nggak boleh sama Mami. Kata beliau, aku harus jadi polisi atau pengusaha.” jawab Anders.

“Kenapa? Bukannya kalau jadi penyanyi malah sering masuk tv dan terkenal?”

“Nggak tahu. Mami menyuruhnya jadi polisi, kalau nggak ya pengusaha. Nggak boleh jadi penyanyi.” kata Anders yang membuat Restu bingung bertanya apalagi.

***

“Anders, Anders, ada lomba menyanyi tuh,” kata Sharfina, teman sekelas Restu dan Anders.

“Wah, dimana Shar? Ayo, ikut An, kamu harus ikut..” ucap Restu sambil menyemangati Anders.

“Ah, ngapain. Paling juga nggak boleh sama Mami. Kalau ketahuan, aku bisa dimarahi.” jawab Anders dengan malas.

“Ayolah, An. Mumpung ada kesempatan lho. Nanti nyesel nggak ikut lomba-lomba seperti ini.” rayu Restu.

Anders berpikir sejenak.

“Iya yah, sayang kalau kesempatan ini nggak dimanfaatin. Tapi kan, mami melarangku untuk bernyanyi. Jangankan di depan umum, di depan Mami saja aku tidak boleh.” kata Anders dalam hati.

“Gimana ya? Aku takut dimarahin. Lagian, itu lomba pasti bayar mahal kan? Mana ada uang?”

“Ah, gampang… kan ada kita, An. Jadi kamu nggak perlu khawatir.”

“Apa yang akan kamu lakukan, Res?” selidik Anders.

Restu hanya menepuk dadanya seolah berkata.

“Tenang saja. Semua aman.”

***

Hari perlombaan pun datang. Anders pun bersiap-siap.

“Om, tante, izinkan Anders ikut lomba nyanyi ya?” bujuk Restu pada orangtua Anders saat mereka akan pergi.

“Nggak, Res.. Tante nggak izinin. Buat apa nyanyi, mending dia belajar biar jadi polisi atau pengusaha.” kata ibu Anders.

“Tapi kan, Anders punya suara yang bagus, tante. Boleh ya? Sekali ini saja.” Sekarang gantian Sharfina yang membujuk ibu.

“Pokoknya, kalau tante bilang nggak ya nggak. Sudah, daripada kalian kayak gini, mending belajar, biar tambah pinter.”

Tiba-tiba, Anders datang dan langsung merayu ibunya.

“Mami, sekali ini saja. Ya? Gini deh, kalau Anders gagal, maka Anders nggak akan lagi minta untuk lomba. Ya Mi? Mau ya?”

Ibunya pun diam dan berpikir sejenak. Ia menghela nafas.

“Baiklah… hanya sekali ini saja ya.”

“Yeeeeyyy.” sorak ketiga anak ini. Anders pun membatin akan memberikan yang terbaik untuk teman-temannya yang sudah iuran demi biaya pendaftaran, Restu dan Sharfina, dua sahabat setianya, serta tentu saja ibunya. Ia akan membuktikan pada ibunya, ia bisa bernyanyi.

***

“Kaulah ibuku, cinta kasihku. Terima kasihku takkan pernah terhenti. Kau bagai matahari yang s'lalu bersinar. Sinari hidupku dengan kehangatanmu.”

Suara tepuk tangan riuh rendah bersahutan. Anders mendapat sambutan yang paling meriah di antara semua peserta. Ya, suaranya yang merdu, penampilan yang apik, membuat semua orang memberikan tepuk tangannya.

Termasuk sang ibu. Matanya tampak berkaca-kaca. Berkali-kali, ia harus membalas jabat tangan dari beberapa penonton. Ia tak menyangka, jika suara Anders begitu merdu.

“Dan, pemenang lomba menyanyi tahun ini adalah Anders dari Razor Primary School.” kata ketua dewan juri saat pengumuman pemenang.

Tepuk tangan sekali menggema. Anders menggenggam pialanya erat-erat.

“Piala ini untukmu, Mami. Terima kasih sudah memberikan kepercayaan kepada Anders. Anders tidak akan pernah mengecewakan. Terima kasih, Mami.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post