Secara harfiah, impian adalah sesuatu yang kita mimpikan dan inginkan untuk dimiliki atau terjadi. Semua manusia sudah pasti mempunyai impian dan ingin sekali terwujud, tetapi tidak akan terjadi jika tidak dibantu dengan usaha. Impian tidak harus besar, bahkan dalam bentuk sederhana pun kemungkinan bakal bisa terwujud. Dan dua hal tersebut tidak mempunyai aturan khusus.

Teringat saat saya bersekolah di SD, saya mempunyai impian bisa menduduki ranking tiga besar di kelas, karena pada saat saya SD, saya tidak pernah menduduki ranking tersebut dan ranking terbesar saya saat itu hanya ranking 15 tidak lebih dari itu. Maka mimpi terbesar saat itu ingin mendapatkan ranking tiga besar. Tetapi saat itu impian saya tidak diiringi dengan usaha saya, jadi sampai Kelas 7 SMP saya belum bisa menduduki ranking tiga besar di kelas,

Tetapi semua itu berubah saat saya Kelas 8 SMP, karena saat naik ke Kelas 8 saya tidak dapat kelas unggulan, teman saya pernah bilang “kalau kita tidak masuk kelas unggulan, maka kita termasuk siswa yang bodoh” Semenjak itu saya mencoba ambisius untuk mendapatkan ranking 1 yang saya impikan dari lama. Saat Kelas 8 saya bisa membuktikan kalau saya bisa seperti anak pintar yang lain, saya percaya kalau kehidupan ini seperti roda yang berputar karena tidak selamanya saya ranking 15 ke atas, tapi saya juga bisa mendapatkan ranking 1 yang semua orang mungkin tidak bisa mendapatkannya.

Saya juga mengubah pola pikir saya kalau yang ranking 1 hanya untuk orang pintar, tetapi ranking 1 itu orang yang punya effort yang lebih besar daripada anak yang biasa-biasa saja. Ranking 1 itu berhasil saya pertahankan sampai Kelas 8 tengah semester 2, karena pada akhir semester 2 ada virus Covid yang mengharuskan sekolah dari rumah yang membuat saya malas belajar. Jadi saya tidak focus dengan pembelajaran dan ranking turun menjadi ranking 2. Tapi tidak apa karena tidak selamanya saya di atas

Saat Kelas 9 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih diberlakukan yang membuat saya malas belajar dan peringkat kembali turun ke ranking 17 sampai orangtua dan teman saya bertanya-tanya “kenapa kamu tidak ranking 3 besar lagi?” saya hanya bisa tersenyum karena di situasi itu sudah malas untuk mengejar ranking 3 besar. Mereka juga mengerti dengan kekurangan saya dan mengajari saya tentang materi yang saya tidak mengerti dengan pelan-pelan.

Setelah lulus SMP, saya melanjutkan pendidikan ke SMK Al-Muslim Tambun, saya belajar dengan gaya belajar yang biasa saya lakukan dan mendapatkan ranking 3. Saya melihat saingannya tidak terlalu sulit karena teman saya sendiri dan saya mulai ambisius untuk mendapatkan ranking 1 kembali. Ternyata itu tidak gampang dan ada prosesnya. Kelas 10 semester 1 saya berhasil meningkatkan ke ranking 2. Kelas 10 tengah semester 2, saya berhasil mendapatkan ranking 1 kembali setelah 2 tahun saya tidak mendapatkan ranking 1. Dari Kelas 10 semester 2 hingga Kelas 11 semester 1 akhir saya kembali mendapatkan ranking 2.

Sekecil apapun impian kita, pasti ada kemungkinan untuk terwujud bila diselingi dengan usaha yang tidak kalah besarnya. Jika kita merasa ada di fase bawah, yakinlah suatu saat pasti akan ada di fase atas karena Tuhan tidak mungkin memposisikan hambanya di fase itu saja, Tuhan bisa memposisikan kamu di fase yang kamu impikan jika sudah waktunya dan jika doa kita tidak terputus.

TENTANG PENULIS

Annyeong yeorobun !! sesuai kata pepatah tak kenal maka tak sayang, jadi kenalan yuk sama aku, nama aku Aisyah Nur Azizah Munfangil. Biasa sih, orang-orang manggil aku dengan sebutan Aisyah atau ga Misyah. Oh iya, Aku anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir di Bekasi 17 September 2006. Saat ini aku sedang sibuk menempuh pendidikan di SMK AL MUSLIM Bekasi, jurusan yang aku ambil tentu nya Multimedia.

Hobby aku menghalu Kim Taehyung menjadi pasangan aku kelak wkwk, dan suka berimajinasi sebelum tidur. Biasanya dari imajinasi aku itu aku jadiin cerpen. Cerpen Penyesalan ini juga berasal dari imajinasi aku sebelum tidur.

@syahzzh_

[email protected]