The Killer Teacher
Hai, aku adalah anak yang biasa saja disekolah. Namun teman-temanku melihatku adalah sosok anak yang rajin. Tiada hari tanpa guru membuatku seperti berada dalam ruangan kelas yang sangat hening. Aku bisa belajar sendiri namun tanpa bimbingan guruku apa yang ku pelajari tidak tahu benar atau salah yang masuk di pikiranku. Aku suka sekali sekolah karena bisa bertemu guru-guru yang asik dan juga bertemu teman-temanku. Aku memiliki salah satu cerita tentang guruku yang sering di anggap oleh teman-temanku sebagai “guru killer” atau bisa disebut guru yang pemarah. Beberapa kali memang ku perhatikan sering sekali memarahi murid, namun aku masih belum pernah dimarahi oleh guru itu. Sehingga aku menganggapnya biasa saja dan yang dikatakan oleh temanku itu tidak benar.
“kringg...kring...kring!!” waktunya memasuki jam pelajaran. Jam pelajaran pertama di hari senin itu ialah pelajaran matematika yang kurang ku sukai. Guru itupun mengajar pelajaran matematika di kelasku. Dia terkadang suka marah di kelas karena teman-temanku yang susah untuk di atur. Suatu ketika pelajaran yang dijelaskan oleh guru itu tidak bisa ku mengerti. Akhirnya akupun bertanya pada salah satu temanku yang sangat pandai dalam hal matematika. Kemudian saat aku mengobrol dengan temanku, tiba tiba terdengar suara penggaris besi yang sangat keras yang di pukulkan di atas meja “plakk!!”. Akupun sontak kaget dan langsung reflek melihat ke arah papan tulis.
”Ainun bisa mendengarkan penjelasan ibu tidak?, kalau tidak bisa maju kedepan, duduk disamping meja ibu dan kerjakan soal matematika!!!!” ujar ibu guru dengan suara keras dan wajah yang memerah. Aku dimarahi oleh guruku karena tidak memperhatikan dan malah berbicara sendiri dengan temanku. Akupun dihukum dan diberi soal matematika yang tidak aku pahami. Namun,disitu aku merasa bingung karena aku tidak mengerti sama sekali. Akupun gelisah khawatir dengan soal yang ku kerjakan tidak akan selesai dan justru malah jawabanku kebanyakan salah.
Akupun memberi kode kepada temanku dari kejauhan dengan bahasa tubuh yang seolah kita tahu apa yang kita sedang bicarakan. Temanku memberi kode bahwa sebaiknya aku bertanya pada guruku. Disitu aku tidak mau, karena takut dimarahi. 10 menit kemudian waktu pelajaran hampir selesai akupun masi belum menyelesaikan hukuman itu, disitu aku panik dan akhirnya aku memutuskan untuk memberanikan diri bertanya kepada guruku yang pemarah. Kemudian saat aku bertanya aku berkeringat dingin karena takut dimarahi lagi. Namun tak kusangka apa yang ada di pikiranku selama ini itu salah. Disitu bukannya aku dimarahi tetapi aku malah di bimbing dengan sangat baik dan penuh kesabaran. Akhirnya aku bisa memahami pelajarn saat itu berkat guruku yang ku anggap “killer”.
Dari sini aku bisa belajar bahwa sebenarnya guru dengan sebutan “guru killer” itu tidak ada dan tidak benar. Semua guru itu sebenarnya sangat sayang kepada muridnya dan mengingiinkan hal yang terbaik untuk muridnya dan aku juga belajar bahwa menghargai guru itu sangat penting apalagi waktu guru menjelaskan tentang pelajaran karena kelak ketika aku dewasa aku tidak akan bisa meraih impianku tanpa seorang guru. Dan mengapa kita harus menghargai guru? Karena kita akan belajar bagaimana cara menghormati orang lain ketika sedang berbicara dan sebaliknya bagaimana orang lain akan bisa menghargai kita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar