Adinda trisaeni nur sabrina

hidup untuk menulis history diri untuk mengabadikan setiap cerita yang pernah terjalani. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kegiatan Observasi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Unesa Menganalisa Dan Mengidentifika

Kegiatan Observasi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Unesa: Menganalisa Dan Mengidentifikasi Berbagai Macam Isu Program Pendidikan Luar Sekolah Bagi Masyarakat.

Surabaya (17/11/2023). - Saat ini, peran mahasiswa sangat berpengaruh bagi masyarakat, karena pada dasarnya, mahasiswa memiliki lima peran dalam lingkup masyarakat di antaranya ialah: agent of change (agen perubahan), Iron stock (penerus bangsa), penjaga nilai, kekuatan moral, dan sebagai pengontrol dalam kehidupan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa di harapkan dapat berkontribusi terhadap masyarakat karena mahasiswa cenderung memiliki ide dan pemikiran cerdas yang mampu merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah dan lebih maju sesuai kepentingan bersama.

Seperti contoh Mahasiswa semester 1 Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Surabaya pun ikut berkontribusi atas peningkatan sumber daya manusia dengan melakukan kegiatan observasi untuk menganalisa berbagai macam isu program pendidikan luar sekolah bagi masyarakat yang di lakukan di tempat-tempat yang terpilih dari satu contoh isu program pendidikan luar sekolah seperti : Sekolah Kejar Paket, Desa, Balai Organisasi Kepemudaan, Posyandu, Pusat Studi Gender, PAUD, Sekolah Alam, dan masih banyak lain lagi.

Tempat yang di pilih oleh mahasiswa pendidikan luar sekolah dapat sesuai dengan kesepakatan kelompok peserta kegiatan observasi. Dan dosen pengampu dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah Widya Nusantara, S.Pd., M.Pd. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifkasi sekaligus bersosialisai tentang pentingnya peranan pendidikan luar sekolah di dalam masyarakat dan lembaga- lembaga pendidikan non formal yang dimana memiliki aspek penting untuk mengembangkan potensi peserta didik serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional secara universal.

Macam isu program pendidikan luar sekolah diantaranya adalah : pendidikan kesetaraan, pendidikan kepemudaan, pendidikan gender, pendidikan keluarga, pendidikan anak usia dini, pelatihan atau kursus masyarakat, dan masih banyak lainnya. dan mahasiswa semester satu yang terbilang cukup awam atau pemula dalam melakukan observasi,di bagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya beranggotakan 2-5 mahasiswa. Dan mereka di beri pilihan untuk memilih satu isu ”Agar lebih mudah untuk melakukan analisa dan dapat fokus pada satu isu program” tutur Widya Nusantara, atau “pak tara” nama panggilan akrab dari mahasiswanya,dan kegiatan ini dapat mulai dilaksanakan ketika proposal obervasi telah di acc, hingga satu minggu sebelum UAS.

Widya Nusantara juga berharap jika kegiatan ini dapat menjadi simulasi mahasiswa baru pendidikan luar sekolah agar kedepannya dapat terbiasa berbaur dengan masyarakat dalam konteks penelitian, karena memang untuk terjun ke dunia masyarakat adalah passion dari prodi pendidikan luar sekolah itu sendiri.

Salah satu kelompok peserta kegiatan observasi ini, yakni kelompok 1 dari kelas C pendidikan luar sekolah, memilih untuk mengambil isu program pendidikan kesetaraan untuk di analisa. Dan desa tujuan mereka adalah desa Kedewan, Bojonegoro. “ Disana kami mengadakan pertemuan dengan lurah setempat, yakni ibu Sumiati dan mewawancari beliau mengenai pendidikan kesetaraan yang ada di desa Kedewan, Bojonegoro”ujar Denisa Duwi Novitasari, selaku anggota kelompok 1 observasi.

“Untuk pendidikan kestaraan di desa ini sendiri, sebenarnya sudah lumayan karena rata-rata masyarakat di desa ini lulus sampai SLTA, namun kami juga memiliki kendala di dalam konteks pendidikan kesetaraan yang dimana di desa ini ada 2 anak yang hanya lulusan sd” tutur Sumiati, ketika di tanya tentang pemerataan pendidikan kesetaraan di desa Kedewan. “Padahal saya dan perangkat desa lainnya juga pernah membujuk hingga sampai menawari mereka beasiswa sekolah gratis namun mereka menolak dengan alasan lebih baik cari uang saja daripada sekolah, yaa gimana lagi , mereka di paksa juga masih gamau untuk melanjukan ke jenjang SLTP, mungkin kesadaran dan minat belajar mereka sangat kurang, dan memang tidak ada niatan untuk melanjutkan pendidikan” terang Sumiati menjelaskan.

“Untuk memperkuat dan lebih mendalami observasi dan analisa pendidikan kesetaraan di desa kedewan, saya dan rekan kelompok saya juga menemui dan mewawancarai ibu Dewi Sulastri, selaku carik desa Kedewan” ucap Irsalina, mahasiswa anggota kelompok 1 observasi. “Dan alhamdulillahnya kami juga puas atas hasil wawancara dengan ibu Dewi Sulastri dan Ibu Sumiati kemarin itu” imbuh Irsalina. Selain mendapatkan pengetahuan dan hasil penelitian, kegiatan observasi ini juga dapat menambah pengalaman bagi mahasiswa untuk bereksplorasi sekaligus menerapkan ilmu yang di dapat selama kuliah di semester awal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post