Ade Isnaini Lubis

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 1

BAB 1

*Ayo Kita Coba*

Terlihat ia telah mengenakan seragam sekolah yang rapi, tampak pula dalam dirinya semangat baru yang menggebuh – gebuh. Satu titik cerah telah menjadi awal mula garis start menuju mimpi besarnya.

“Ma, Deyna pergi yaa”,Kata Deyna yang sembari menghampiri ibunya karena hendak berpamitan ke sekolah.

“Belajar yang bagus yaa sayang...”, jawab ibunya dengan menantikan hasil baik kedepannya.

Namanya Deyna, seorang gadis cantik yang memiliki banyak bakat. Hari ini tepat seminggu dirinya telah duduk dibangku kelas 7. Deyna bersekolah di SMP Panca Abadi, SMP tersebut dapat terbilang SMP Favorit di daerah sekitarnya.

Karena jarak antara sekolah dan rumahnya cukup jauh, Deyna hampir saja terlambat. Syukurlah lima menit setelah ia sampai bel baru berbunyi. Ketika itu semua murid bergegas ke lapangan untuk melaksanakan apel pagi. Namun hari ini bukan apel pagi biasa, ini adalah hari jumat dimana semua siswa di sekolah melaksanakan kegiatan literasi.

Dalam kegiatan tersebut satu sampai tiga orang yang bersedia maju kedepan akan menyampaikan hasil bacaan dari buku yang sudah dibaca dalam waktu kurang lebih 30 menit.

Karena masih menjadi murid baru di sekolahnya, Deyna baru pertama kali ikut serta dalam kegiatan literasi ini. Setelah para guru memberikan waktu 30 menit untuk membaca, terlihat seorang lelaki yang merupakan siswa kelas 9 berdiri maju kedepan untuk berliterasi.

“Salam Literasi!!!” , katanya dengan penuh percaya diri. Kemudian lelaki tersebut memperkenalkan dirinya dan mulai menyampaikan isi buku yang berjudul “Titik Keras”.

Tak lama kemudian seisi lapangan dipenuhi dengan suara tepuk tangan dari seluruh siswa hingga guru, sebagai bentuk apresiasi atas kepercayaan diri lelaki tersebut yang telah berani maju kedepan menyampaikan sesuatu hal yang telah dibacanya.

“Kerenn bangett”,

“Pingin seperti diaa”,

“ini nih idaman kaum hawa”,

Deyna mendengar kata - kata pujian yang dituturkan oleh para siswa dari barisan kelasnya. Setelah menyaksikan itu semua Deyna merasa tertarik untuk mencobanya, namun ia masih belum merasa yakin.

*****

Sepulang dari sekolah, Deyna bercerita kepada ibunya seputar hal – hal yang ia lakukan hari ini. Mendengar ceritanya tentang kegiatan literasi tadi, ibunya langsung bersemangat menyuruh Deyna untuk tampil berliterasi di jumat depan.

“Apa ma?, Deyna masih ragu ma” , rengek Deyna karena ketidak PDannya untuk tampil di depan umum.

“Deyna harus berani tampil dong, percaya sama mama pasti Deyna bisa”, ungkap ibu deyna untuk meyakinkan anaknya itu.

Lalu ibunya Deyna mempersiapkan bahan bacaan untuk dihapal oleh Deyna. Setiap hari ia berlatih menyampaikan isi bacaanya tersebut didepan keluarganya, ibunya yang selalu bersedia menjadi pendengar dan pengoreksi ketika Deyna latihan menyampaikan literasi di rumah.

Hari jumat pun tiba, Deyna bangun pagi dan langsung mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Sembari bersiap siap Deyna juga berlatih di jam - jam terakhir waktu tampilnya.

30 menit waktu yang diberikan guru untuk membaca sudah dimulai, saat itu Deyna merasa sedikit gugup. Namun iya terus mempersiapkan diri dan slalu berdoa kepada Tuhan yang maha kuasa agar dipermudah dalam menyampaikan.

Tibalah saatnya Deyna memberanikan diri untuk tampil, meski ia merasa dag dig dug dalam dadanya, Namun dia berusaha untuk mengontrol rasa nervousnya.

Ketika sudah di depan Deyna memulai penampilannya dengan mengatakan “Salam Literasi”. Lalu ia kemudian menyampaikan isi buku yang berjudul “Darah Biru”.

Rasanya legah bila telah berani untuk memulai sesuatu yang baru, karena jika itu merupakan hal yang baik maka tak salah untuk dapat dijadikan kebiasaan – kebiasaan positif.

Deyna pun begitu, ia merasa semua kerja kerasnya dalam seminggu membuahkan rasa percaya diri agar selalu dilatihnya lagi. Tepukan tangan terdengar di seisi lapangan itu, ia juga mendengar gurunya mengatakan “wah bagus sekali penyampaian kamu nak, terus berlatih ya...”, deyna merasa sangat bersyukur karena semua terlihat senang atas penampilannya tadi.

Ketika selesai berliterasi para murid pun kembali ke kelas masing – masing untuk melanjutkan kegiatan KBM. Sewaktu istirahat pelajaran, Deyna bersama temannya Indah pergi ke kantin untuk membeli makanan. Saat di perjalanan menuju kantin, terdapat beberapa orang yang menyapa Deyna.

“eh kamu yang maju literasi tadi kan, kamu keren bangett”,

“heyy deyy, semangat yaa. Jumat besok aku pengen liat kamu tampil lagi”,

“salam literasi...”,

Deyna merasa bahagia mendengar itu semua, sehingga ia semakin ingin terus belajar dan terbiasa berbicara di depan umum.

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post